webnovel

Bisnis Tanpa Aturan

Redakteur: Wave Literature

"Untuk apa menghentikannya?" Sang ketua akademi menaikkan kedua alisnya dan tertawa. Ia menunjuk Fang Yuan dari kejauhan dan berkata, "Anak itu sudah menguasai situasi tersebut, dan serangan-serangannya sama sekali tidak mematikan. Lihatlah bagaimana ia menyerang leher mereka – ia hanya menyerang sisi kiri atau kanan leher mereka, bukan bagian tengahnya. Itu karena ia tahu bahwa menyerang bagian samping leher akan membuat orang tersebut pingsan di tempat. Sementara, jika ia menyerang bagian belakang kepala dan leher, orang tersebut akan tewas – karena itu dia tidak melakukannya."

"Lihatlah semua murid yang terkapar itu – apa ada dari mereka yang terluka parah? Tidak ada! Kalaupun mereka terluka parah, apa masalahnya? Apa kalian berpikir bahwa para Gu Master di akademi kita tidak bisa menyembuhkan mereka?"

"Tapi Tuan, anak itu terlalu sombong. Ia menghalangi gerbang itu; secara tidak langsung ia tidak menganggap kami ada! Tapi masalah utamanya bukan itu. Masalahnya adalah bagaimana klan akan memandang akademi kita. Kita membiarkan anak dengan bakat bernilai C membuat masalah di akademi, dan kita tidak menghentikannya. Jika hal ini tersebar, kami khawatir hal ini akan mempengaruhi reputasi Anda, Tuan." Sahut salah satu penjaga sembari menyipitkan matanya.

"Hmph, tapi kenyataannya kalian merasa diremehkan oleh anak itu sehingga harga diri kalian merasa terluka. Bukankah begitu?" Sang ketua akademi merasa tidak senang. Ia menatap tajam para penjaga. Mereka langsung menunduk dan tidak menyetujui perkataan sang ketua.

"Apa salahnya berkelahi? Selama itu tidak mengancam nyawa siapapun, itu akan membangkitkan semangat berkompetisi para murid. Menghentikan perkelahian itu sama saja dengan menekan ambisi bertarung para murid! Memangnya tidak pernah ada perkelahian di masa lalu? Setiap angkatan memiliki pertarungannya sendiri, dan hal itu sudah sering terjadi. Bedanya hanyalah – biasanya pertarungan terjadi di akhir tahun, ketika mereka sudah menguasai beberapa gaya bertarung yang baik. Dengan kekuatan yang mereka miliki – dan usia mereka yang masih muda – mereka selalu memiliki keinginan untuk bertarung. Mengapa kalian tidak menghentikan murid-murid yang dulu?" Sang ketua akademi bertanya dengan nada dingin.

"Mungkin karena pertarungan di tahun-tahun sebelumnya merupakan pertarungan individu – jarang sekali ada pertarungan berskala besar seperti sekarang. Fang Yuan itu pintar membuat masalah!" Jawab si kepala penjaga.

"Tidak, tidak." Sang ketua akademi menggelengkan kepalanya. "Itu karena kalian semua tidak berani menghentikan mereka. Karena setelah setengah tahun, seorang Gu Master akan memiliki kemampuan bertarung yang melebihi manusia biasa – dan dengan tubuh manusia kalian, bagaimana kalian akan menghentikannya? Kali ini kalian ingin menghentikan Fang Yuan; mungkin karena ia baru saja belajar berkultivasi. Jadi,dia tidak memiliki kekuatan sebesar itu. Kalian juga merasa bahwa ia tidak menghiraukan kalian dan harga diri kalian tercoreng. Tapi, kalian semua harus ingat; semua murid itu memiliki marga Gu Yue! Mereka adalah anggota klan Gu Yue; majikan kalian! Meskipun umur mereka masih muda, selemah apapun mereka, mereka masih majikan kalian!"

Nada suara sang ketua terdengar tajam.

"Marga kalian bukan Gu Yue, jadi berapa nilai jual yang kalian punya? Kalian semua bisa menjadi penjaga dan menerima keuntungan karena kesetiaan kalian. Namun kenyataannya, kalian masih menjadi budak. Kalian hanyalah budak! Dan apa seorang budak berani menjelekkan majikannya – dan mengurusi urusan pribadi majikannya?" Wajah sang ketua segelap air.

"Bukan itu maksud kami!"

"Saya tidak akan berani melakukannya!"

Wajah para penjaga itu memucat, dan mereka berlutut sembari bersahutan memohon ampun. Sang ketua akademi mendengus dan menunjuk kepala penjaga. "Kau baru saja memberi komentar yang menjelekkan majikanmu. Oleh karena itu, posisimu akan kucabut."

Sesaat kemudian, sang ketua pun berkata pada yang lainnya, "Setelah setengah bulan, akan ada ujian ulang untuk menentukan siapa yang akan menjadi kepala penjaga baru."

Seketika mata para penjaga pun berbinar, dan jantung mereka berdetak dengan penuh semangat.

"Posisi kepala penjaga! Setiap bulan aku akan mendapat bonus setengah batu primeval lagi!"

"Menjadi seorang kepala sama saja dengan menjadi manusia yang melebihi manusia yang lainnya. Selain para majikan, aku penasaran siapa yang berani melawanku?"

"Jika aku menjadi kepala penjaga, itu akan sangat keren…"

"Apa yang kalian lakukan disini? Cepat turun dan tunggu hingga pertarungan selesai lalu sapu seluruh lapangan!" Sahut sang ketua.

"Iya, iya."

"Kami pamit dulu!"

Para penjaga turun dengan perasaan hormat dan takjub. Salah seorang dari mereka bahkan terpeleset dan jatuh. Dalam sekejap, penjaga lain pun ikut terjatuh.

Namun, karena mereka teringat posisi dan kekuatan sang ketua, wajah mereka memerah menahan sakit – mereka berusaha tidak mengeluarkan suara apapun.

"Hmph! Budak-budak itu sama saja seperti anjing. Terkadang mereka berlaku tidak patuh; jadi mereka harus dikerasi agar mereka tahu diri. Dan aku hanya perlu melempar kemenangan kecil dan tulang belulang pada mereka – lalu akan kubiarkan mereka bertarung satu sama lain demi melayani klan dengan hidup mereka. Bagaikan memegang batang di tangan kanan dan wortel di tangan kiri – inilah permainan para penguasa." Sang ketua akademi mengejek dalam hati saat mendengar kegaduhan para penjaga itu, lalu ia kembali mengalihkan pandangannya ke arah gerbang.

Fang Yuan berhasil mengalahkan 10 orang murid lagi. Di hadapannya, ada tiga orang gadis yang menempelkan punggung mereka satu sama lain.

"Ja-jangan kesini!"

"Kalau kau berani macam-macam, kami akan melemparmu dengan moonblade!"

Di tangan mereka sudah ada cahaya biru. Karena situasi yang mendesak, mereka terpaksa menggerakkan cairan primeval mereka dan menggunakan Gu Moonlight.

Fang Yuan masih memiliki tubuh anak laki-laki berumur 15 tahun pada umumnya; jadi moonblade itu bisa melukainya. Namun, ia sama sekali tidak takut; sebaliknya, ia menyeringai sembari melangkah ke arah gadis-gadis itu. "Kalian berani sekali, eh? Kalian sudah lupa peraturan yang ada di akademi? Dilarang menggunakan Gu untuk bertarung, atau kalian akan dikeluarkan dari akademi. Kalau kalian ingin keluar dari akademi, silahkan saja."

"Itu…" Para gadis itu terlihat ragu.

"Memang ada peraturan itu." Cahaya biru di tangan mereka mulai menghilang.

Melihat peluang yang ada, Fang Yuan langsung menyerang dua dari mereka – dan seketika mereka berdua langsung terjatuh.

Gadis yang tersisa langsung merasa ketakutan – kedua lututnya terasa lemah. Ia langsung terjatuh dan menangis – memohon pada Fang Yuan, "Tolong jangan kemari Fang Yuan, biarkan aku pergi."

Fang Yuan menatap gadis itu dengan tatapan merendahkan; suaranya terdengar dingin di telinga gadis itu. "Satu butir batu primeval."

Dengan tubuh bergetar, gadis itu cepat-cepat membuka kantong uangnya. Ia mengeluarkan 3-4 butir dan memberikannya pada Fang Yuan. "Jangan pukul aku, aku akan memberikanmu semua batu yang kupunya!"

Ekspresi Fang Yuan terlihat datar saat ia mengambil batu-batu tersebut. Ia menjentikkan sebuah batu menggunakan ibu jari dan telunjuknya.

Tubuh gadis itu tidak berhenti bergetar. Tangan Fang Yuan kurus dan pucat; namun di mata gadis itu, tangan Fang Yuan mengerikan seperti cakar seekor hewan buas.

"Aku sudah bilang, aku hanya akan mengambil satu butir." Fang Yuan terdiam sesaat, lalu melanjutkan, "Kau boleh pergi."

Gadis itu menatap Fang Yuan sesaat, kemudian ia mulai berdiri. Namun, otot-otot kakinya masih lemas sehingga ia tidak bisa berdiri dengan benar. Hatinya sudah sangat ketakutan hingga ia tak bisa bernapas dengan benar.

Saat sang ketua akademi menyaksikan hal itu, ia hanya bisa menggeleng. Salah satu alasan mengapa ia memutuskan untuk menyaksikan seluruh kejadian itu adalah karena ia ingin melihat bakat bertarung tiap murid.

Gadis itu hanya memiliki bakat bernilai C, tapi ia bisa menjadi Gu Master logistik. Ia bisa menjadi seseorang yang berguna di dalam klan, namun ia sama sekali tidak bisa bertarung.

"Sementara untuk Fang Yuan…" Sang ketua akademi menggosok dagunya. Ia merasa bahwa Fang Yuan sangat menarik perhatiannya. Tak hanya memiliki bakat bertarung, ia bahkan memiliki tanggung jawab. Bagi sang ketua, menjarah sebutir batu primeval bukanlah sesuatu yang di luar batas wajar. Namun, jika Fang Yuan berniat menjarah dua butir batu, itu sudah sangat berlebihan – dan sang ketua pun harus menghentikannya.

Uang saku yang diberikan akademi sebanyak tiga butir batu. Jika seorang murid kehilangan sebutir batu, itu masih dianggap wajar. Namun, jika Fang Yuan mencuri dua batu, lalu apa gunanya akademi memberi subsidi? Lebih baik ia memberi semua batu pada Fang Yuan.

Dengan cepat, sekelompok murid terakhir pun tiba. Kelompok itu hanya terdiri dari 5 orang, dan salah satunya adalah adik Fang Yuan sendiri.

"Kakak, apa yang kau lakukan?! Beraninya kau menyerang teman-teman sekelas kita dan mengambil batu-batu mereka!" Gu Yue Fang Zheng membelalak saat ia melihat situasi di hadapannya. "Lebih baik Kakak cepat pergi menemui sang ketua akademi dan mengakui kesalahanmu. Kalau tidak, Kakak akan dikeluarkan dari akademi! Aku tidak main-main!"

Fang Yuan tertawa dan berkata, "Kau benar."

Fang Zheng bernapas lega. Rupanya kakaknya masih belum benar-benar menjadi gila – ia masih bisa dinasihati.

Namun dengan cepat ia mendengar Fang Yuan berkata, "Masing-masing dari kalian; berikan aku sebutir batu primeval."

"Apa?" Fang Zheng membuka mulutnya lebar-lebar. "Aku juga harus ikut membayar?"

"Adikku yang tersayang, tentu saja kau tidak harus melakukannya." Fang Yuan berkata dengan nada lembut. "Tapi kau akan bernasib sama dengan mereka," lanjutnya sambil menunjuk murid-murid yang terkapar di tanah. Beberapa dari mereka telah pingsan, dan beberapa dari mereka mengeluh kesakitan.

"Bahkan adiknya sendiripun tidak dibiarkan pergi!"

"Si Fang Yuan itu benar-benar gila – ia terlalu kejam…"

"Kita tak bisa mengalahkannya – seorang yang bijak tidak akan bertarung ketika keberuntungan tidak berada di pihaknya. Lebih baik kita memberinya batu primeval dan pergi."

"Benar, lebih baik kita memberikan apa yang dia mau. Lagipula itu hanyalah satu butir. Setelah kita kembali dan melapor pada para guru, ia akan mendapat hukumannya!"

Murid-murid itu belajar dari kesalahan teman-teman mereka dan menuruti Fang Yuan.

"Tunggu dulu." Tepat setelah mereka akan pergi, Fang Yuan berteriak.

"Fang Yuan, apa kau berniat mengingkari kata-katamu?" Para murid itu langsung merasa gugup.

Fang Yuan menatap murid-murid yang terkapar di tanah, lalu menghela napas. "Apa kalian benar-benar berpikir bahwa aku akan menjarah tubuh mereka satu persatu?"

Para murid itu pun terdiam kebingungan, sebelum mereka menyadari maksud Fang Yuan. Wajah mereka memerah; tubuh mereka berdiri dengan penuh keraguan.

Fang Yuan memicingkan kedua matanya ke arah mereka. Tatapan dingin Fang Yuan membuat jantung kelima murid itu berdetak kencang – kulit kepala mereka juga merinding di saat yang bersamaan.

"Baiklah, Fang Yuan. Kami mengerti maksudmu."

"Kami akan membantumu sekali ini saja."

Di bawah aura Fang Yuan yang kejam, mereka hanya bisa menunduk dan memeriksa kantong-kantong uang milik para murid yang terkapar. Mereka mengambil sebutir batu dari tiap kantong, lalu mereka memberikan batu-batu itu pada Fang Yuan.

Satu kelas berisi 57 murid. Dengan menjarah sebutir batu primeval dari tiap murid, Fang Yuan memiliki 56 butir batu.

Awalnya ia memiliki 20 butir batu, namun ia sudah menghabiskan 10 butir untuk membeli beberapa botol anggur Green Bamboo. Ditambah dengan batu-batu hasil dari uang saku pribadinya dan hadiah peringkat pertama, ia kini memiliki 79 butir batu primeval.

"Bisnis tanpa aturan semacam pencurian dan pemerasan memang merupakan bisnis yang paling menguntungkan." Fang Yuan memasukkan batu-batu itu ke dalam kantongnya dan berjalan pergi meninggalkan para murid yang terkapar bagai mayat di tanah.

Dan beberapa murid yang tersisa – termasuk Fang Zheng – hanya bisa melongo menatap kepergian Fang Yuan.

"Ayo cepat kesana."

"Semuanya, cepat! Urus para majikan muda dengan benar."

"Si Gu Master pengobatan, dimana dia? Cepat panggil dia kesini!"

Para penjaga pun berteriak sembari berlari – mereka sesekali menabrak satu sama lain akibat terlalu panik. Mereka rela melakukan apapun demi menjadi kepala penjaga.