webnovel

Pengakuan Psikopat

Febi mempercepat langkahnya. Gadis itu berjalan menyusuri gang kecil dan gelap itu karena itu satu-satunya jalan menuju ke kostnya. Didengarnya suara seperti langkah kaki tapi samar-samar dan terasa jauh. Ia menoleh ke belakang dengan gerakan yang tiba-tiba...tidak ada siapapun. Perasaan apa ini? Seperti perasaan cemas bercampur takut dan kuatir yang tidak pada tempatnya. Sudah kesekian kalinya Febi merasa ada yang mengikutinya di belakang sepulang ia dari kampus. Gadis itu memutuskan cepat-cepat berlari sampai ke kost dan segera masuk ke kamarnya. Gang kecil itu begitu sepi, jauh dari kamar kost Febi. Seorang pria bertubuh tinggi berpundak lebar sedang berdiri setengah tertutup tembok, sedang memperhatikan Febi yang setengah panik masuk ke kost. Pengalaman menegangkan itu membawa kecurigaan Febi pada seorang psikopat yang berusaha menghancurkan hidupnya. Ian adalah seorang pria yang selalu tampil baik dan superior. Tapi Febi mengetahui dibalik penampilan primanya, Ian memiliki kejahatan-kejahatan yang terselubung. Hanya saja semakin Febi berusaha menghubungkan misteri-misteri yang dialaminya dengan Ian, semakin ia terjerembab dalam siasat dan tingkah laku Ian yang tidak normal. Ian yang menjadi tersangka penguntitan Febi akhirnya menjadi tersangka sebuah kasus pembunuhan yang terjadi di kampus mereka. Semua misteri yang terjadi terhubung pada sindrom psikopatisnya. Benarkah Ian yang melakukan tindakan kriminal itu?

Lei Locke · Teenager
Zu wenig Bewertungen
41 Chs

Semester Tiga: Perbincangan Bersama Psikopat

Alwi sedang berbicara tapi Febi malah terus memperhatikan sosok yang akhirnya hilang di balik pintu yang telah tertutup itu sambil berpikir apa yang sebenarnya dipikirkan oleh Ian? Apa motivasi pria itu tidak menegurnya sama sekali? Kenapa Ian hanya melewati Febi?

“Feb…” ucap Alwi sambil menatap Febi seakan menunggu responnya.

“E?” jawab Febi seakan baru tersadar dari lamunannya.

“Aku ke atas dulu…” ucap Alwi seakan mengulang kalimat yang sudah pernah diucapkannya.

“Oh…Iya…iya kak” Febi seakan tidak fokus memperhatikan Alwi yang disukainya itu tapi malah memikirkan sikap Ian barusan. Apa motivasi Ian sebenarnya? Kenapa pria yang punya tatapan dingin, orang yang mampu berbuat jahat dengan strategi, orang yang tega menjatuhkan orang lain, tapi orang yang sama itu justru menolongnya? Apakah peristiwa tadi malam itu hanya kebetulan? Masih banyak pertanyaan dalam diri Febi yang belum terjawab.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com