webnovel

Pengakuan Psikopat

Febi mempercepat langkahnya. Gadis itu berjalan menyusuri gang kecil dan gelap itu karena itu satu-satunya jalan menuju ke kostnya. Didengarnya suara seperti langkah kaki tapi samar-samar dan terasa jauh. Ia menoleh ke belakang dengan gerakan yang tiba-tiba...tidak ada siapapun. Perasaan apa ini? Seperti perasaan cemas bercampur takut dan kuatir yang tidak pada tempatnya. Sudah kesekian kalinya Febi merasa ada yang mengikutinya di belakang sepulang ia dari kampus. Gadis itu memutuskan cepat-cepat berlari sampai ke kost dan segera masuk ke kamarnya. Gang kecil itu begitu sepi, jauh dari kamar kost Febi. Seorang pria bertubuh tinggi berpundak lebar sedang berdiri setengah tertutup tembok, sedang memperhatikan Febi yang setengah panik masuk ke kost. Pengalaman menegangkan itu membawa kecurigaan Febi pada seorang psikopat yang berusaha menghancurkan hidupnya. Ian adalah seorang pria yang selalu tampil baik dan superior. Tapi Febi mengetahui dibalik penampilan primanya, Ian memiliki kejahatan-kejahatan yang terselubung. Hanya saja semakin Febi berusaha menghubungkan misteri-misteri yang dialaminya dengan Ian, semakin ia terjerembab dalam siasat dan tingkah laku Ian yang tidak normal. Ian yang menjadi tersangka penguntitan Febi akhirnya menjadi tersangka sebuah kasus pembunuhan yang terjadi di kampus mereka. Semua misteri yang terjadi terhubung pada sindrom psikopatisnya. Benarkah Ian yang melakukan tindakan kriminal itu?

Lei Locke · Teenager
Zu wenig Bewertungen
41 Chs

Semester Lima: Kasus Terintegrasi

Hati Ian terus merasa tidak tenang. Seringkali ia memandang Febi dengan wajah yang sedih. Ada ketakutan dalam diri Ian, suatu saat ia akan melukai Febi. Bahkan dalam strateginya untuk menolong Febi dengan berusaha memancing si penelpon gelap itu keluar pun, ia menggunakan Febi sebagai umpan. Dan gadis yang dicintainya itu hampir saja terluka.

Di belakang meja kantor tempat magangnya, Ian terlihat merenung. Pandangannya menerawang jauh. Pikirannya tidak ada pada pekerjaannya di kantor saat itu. Ia terus memikirkan Febi yang bisa kapan saja terluka jika terus dekat dengan dirinya. Membayangkan Febi yang terluka, tiba-tiba Ian teringat bagaimana ketika penyusup berjaket hitam yang masuk ke kamar kost Febi dan mencekik gadis itu sehingga ia kehabisan nafas dan pingsan. Ian mencoba mengingat penyusup berjaket hitam yang sempat dilihatnya dari belakang ketika penyusup itu melompat keluar dari jendela. Jaket hitam…topi hitam… sepertinya ia kenal jaket dan topi itu.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com