Namun meskipun kondisinya sudah parah, dia masih belum tewas juga. Hingga detik ini, Pedang Delapan Penjuru masih bertahan hidup. Meskipun memang sudah berada dalam keadaan sekarat.
"Te-terimakasih …"
Setelah beberapa lama bertahan, akhirnya dia langsung tewas juga setelah berkata demikian.
Kata-kata terimakasih sebagai pertanda berakhirnya kehidupan Pedang Delapan Penjuru.
Kepalanya seketika terkulai lemas tak berdaya. Pedang yang hampir menusuk tenggorokan Raka Kamandaka juga sudah jatuh berdentang ke atas atap rumah.
Raka kemudian mencabut pedangnya. Begitu sudah tercabut, tubuh Pedang Delapan Penjuru juga langsung ambruk ke tanah.
Darah segera masih merembes keluar. Darah itu kemudian menggenang membasahi seluruh tubuhnya.
Raka berdiri mematung. Tenaganya lemas. Dia harus menyalurkan tenaga kembali untuk membuatnya pulih seperti sedia kala.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com