Tujuh Pembunuh kembali mengelilingi dia. Semuanya berada dalam keadaan siap bertempur.
Namun dibalik itu, sorot mata mereka memancarkan perasaan lain. Entah itu kaget, merasa ngeri, atau apa.
Raka masih terdiam. Dia sedang mencoba mengatur nafas dan berusaha menenangkan dirinya terlebih dahulu.
Orang-orang yang ada di sana terbelalak kaget ketika menyaksikan dia bangkit kembali. Mereka semua merasakan bahwa Raka Kamandaka yang sekarang, sangat berbeda dengan Raka Kamandaka yang sebelumnya.
Sekarang pemuda itu terlihat lebih semangat. Wajahnya cerah, seperti sinar rembulan di saat purnama. Sorot matanya tenang dan hangat. Namun dibalik itu, ada sebuah kekuatan yang sulit untuk dijelaskan.
Bagi kawannya, sorot mata itu membawa keteduhan. Kehangatan. Tapi bagi musuhnya, sorot matanya itu membawa suatu ancaman. Ancaman yang mampu mendatangkan rasa takut.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com