Sedangkan di sisi lain, bersamaan dengan kejadian tersebut, pertarungan Pendekar Pedang Pencabut Nyawa juga sudah mencapai puncaknya. Dia telah mendesak dua orang lawannya. Pedang mereka sudah tidak bisa memberikan perlindungan.
Jangankan untuk membunuh lawan, untuk mempertahankan dirinya saja sudah tidak bisa. Seolah-olah pedang itu hanyalah senjata yang tak berguna.
Pendekar Pedang Pencabut Nyawa melancarkan belasan tusukan. Kedua kakinya juga tidak tinggal diam. Dia turut memberikan tendangan yang mengarah ke beberapa titik penting di tubuh lawan.
Lewat empat jurus kemudian, dua orang lawannya sudah tidak berdaya. Ketika pedang lawan tiba di depan matanya, meraka hanya bisa pasrah dengan keadaan.
Crashh!!! Crashh!!!,
Dua kepala ditebas sampai kutung. Tubuh mereka langsung ambruk sambil terus mengucurkan darah segar yang menggenangi tubuhnya sendiri.
Raka masih berdiri di sana, pedangnya belum juga disarungkan. Pedang itu masih meneteskan darah segar milik korbannya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com