Raka Kamandaka tahu, dalam pekerjaan yang akan dilakukan kali ini semuanya tergantung kepada Purba Asih. Oleh sebab itulah, kalau dia mau mendapatkan hasil sesuap apa yang diharapkan, maka dirinya tentu harus menuruti semua perkataan gadis tersebut.
"Baiklah. Aku mengerti," jawab Pendekar Pedang Pencabut Nyawa dengan mantap.
"Baik, kalau begitu mari kita mulai semuanya," ujar Purba Asih dengan semangat yang sudah berkobar.
Wushh!!! Wushh!!!
Dua bayangan manusia tiba-tiba melesat secepat hembusan angin di padang rumput. Purba Asih berada di depan kembali, dia memimpin perjalanan. Sedangkan Raka Kamandaka masih berada di belakangnya. Dia mengikuti gadis itu dengan jarak yang tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat.
Tidak perlu membutuhkan waktu yang lama, pada akhirnya kedua muda mudi itu sudah tiba di tempat tujuan semula.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com