Pedangnya berkelebat. Di mana pedang bergerak, maka di situ ada Malaikat Maut yang siap mencabut nyawa. Gulungan sinar sudah menyelimuti tubuh keduanya.
Tiada orang yang dapat menyaksikan bagaimana pertempuran mereka. Semuanya nampak kabur. Mereka hanya dapat melihat debu dan dedaunan yang berterbangan ke segala arah.
Kedua orang tokoh sakti itu bertempur hingga puluhan jurus banyaknya. Jika dijumlahkan, mungkin hampir seratus jurus.
Dan ketika mencapai seratus satu jurus, mendadak Eyang Wijaya Kusuma si Pedang Pembasmi Iblis membentak keras.
Pedangnya berkelebat ke segala arah. Beberapa saat kemudian segera terdengar jeritan ngeri. Jeritan kematian.
Bersamaan dengan itu, tampak ada cairan merah yang menyembur dengan deras di tengah udara hampa.
Satu sosok langsung ambruk ke tanah.
Si Jangkung Tombak Tiga telah tewas. Dia jatuh telungkup. Darah segar tampak masih mengalir cukup deras dari bagian sekitar dadanya. Sepasang tombak pusaka miliknya jatuh di sisinya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com