Di sebelah sana, tampak para pendekar yang berada di pihak Raka Kamandaka sedang bertarung sengit melawan musuh-musuhnya. Mereka bertempur bagaikan banteng yang sedang terluka. Tidak perduli siapapun yang ada di depannya. Asalkan musuh, maka orang-orang itu pasti akan segera menghajarnya.
Benturan antar senjata pusaka terus terjadi seiring berjalannya pertempuran tersebut. Percikan bunga api seakan-akan menghiasai pertempuran yang dahsyat itu. Suara jeritan kematian mengiri, makin lama makin banyak. Seperti genta yang dipukul bertalu-talu.
Di depan sana ada Dua Datuk Dunia Persilatan. Mereka adalah Eyang Wijaya Kusuma dan Eyang Guntur Antareja. Kedua tokoh dua dunia persilatan itu saat ini sedang melawan puluhan pendekar yang diduga berasal dari Negeri Tionggoan.
Di sisi sebalah kiri, Eyang Wijaya Kusuma atau yang terkenal dengan julukan si Pedang Malaikat Pembasmi Iblis, sekarang sedang menggempur sepuluh orang musuhnya yang bersenjatakan golok.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com