webnovel

Pendekar Pedang Pencabut Nyawa

Raka Kamandaka adalah seorang pemuda tampan yang berasal dari Keluarga Kamandaka. Keluarga tersebut sangat ternama di Tanah Pasundan. Selain ternama, keluarga itupun merupakan keluarga yang sangat kaya raya. Kekayaannya di mana-mana, bisnis perdagangannya maju pesat. Di sisi lain, Kepala Keluarga Kamandaka juga seorang pendekar. Namanya sangat termashur di dunia persilatan. Setiap orang-orang yang berkecimpung dalam rimba hijau, pasti pernah mendengar nama Pendekar Pedang Tunggal. Sepak terjangnya membuat semua pendekar golongan hitam merasa jeri. Kalau namanya disebut, pasti mereka bakal merasakan seluruh tubuh bergetar karena saking takutnya. Sayang, suatu ketika sebuah malapetaka menimpa keluarga ternama itu. Seluruh anggota keluarganya tewas dibunuh oleh puluhan orang tidak dikenal. Bahkan malapetaka juga menimpa guru dari Raka Kamandaka sendiri. Setelah terjadinya pembunuhan berantai yang dilakukan secara sadis tersebut, Raka Kamandaka memutuskan untuk memecahkan misteri yang menimpa keluarganya. Dia akan terjun ke dunia yang penuh dengan pertarungan sebagai seorang pendekar muda pilih tanding. Dengan sebilah pusaka yang bernama Pedang Pencabut Nyawa, Raka bertekad akan menggetarkan dunia persilatan.

Junnot_senju · Ost
Zu wenig Bewertungen
407 Chs

Perkampungan Pedang Sunyi III

Setelah sekian lama berdiam, Raka akhirnya menjawab.

"Terimakasih Tuan Surya, suatu kehormatan besar bagiku karena bisa diundang oleh orang sepertimu. Sungguh, hal ini tidak pernah aku sangka seumur hidupku," jawab Raka sambil tersenyum hangat.

Surya Pati juga membalas senyuman itu, entah kenapa, mendadak hatinya merasa menyukai pemuda yang ada di hadapannya saat ini. Dia merasakan ada sesuatu hal lain dibalik penampilannya yang sederhana. Apalagi dirinya memang pernah mendengar cerita tentangnya.

"Aku pun demikian. Sungguh tidak menyangka kalau Pendekar Pedang Pencabut Nyawa yang namanya sedang naik daun, ternyata sudi menerima undangan aku si orang tua ini," katanya tertawa.

Raka tidak menjawab. Dia tahu, ucapan itu tidak memerlukan sebuah jawaban. Oleh sebab itulah dirinya hanya diam dan cukup melemparkan senyuman saja.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com