Sontak saja si Datuk Selatan yang berjuluk Pedang Pemutus Arwah itu langsung terjengkang ke belakang. Orang tua itu terhuyung-huyung seperti hendak tersungkur jatuh.
Untunglah dirinya hisa bertindak cepat sehingga tubuhnya bisa kembali dikendalikan. Tapi sayangnya, kejadian diluar dugaan kembali terjadi.
Tepat sebelum pandangan mata dan kuda-kudanya siap, Pendekar Pedang Pencabut Nyawa ternyata sudah berada tepat di hadapannya.
Pedang pusaka miliknya juga sidah diayunkan dari samping kanan ke samping kiri.
Crashh!!!
Darah segar seketika memyemhur dengan jelas. Tanpa bisa dihindarkan lagi, kepala si Datuk Selatan sudah terlempar jauh. Berbarengan dengan saat itu, tubuhnya juga seketika ambruk ke tanah. Darah merah terus keluar menggenangi tubuhnya yang malang.
Kejadian itu sebenarnya berlangsung sangat cepat. Berbeda dengan menulisnya yang perlu memakan waktu.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com