Pagi.
Pagi hari telah tiba. Sinar mentari pagi mencorong lewat daun-daun yang hijau. Sinar keemasannya membuat sawah ladang yang berwarna hijau seakan berubah warna menjadi bersemu keemasan.
Seharusnya, pagi yang cerah ini dilewati oleh hal-hal gembira. Misalkan duduk bersantai sambil minum teh atau kopi. Bisa juga dinikmati bersama dengan sahabat maupun kekasih hati.
Sayang sekali, hal-hal seperti itu tidak bisa dilakukan oleh para pendekar Tanah Pasundan. Bukan saja mereka tidak minum teh atau kopi, malah orang-orang itu pun tidak menikmati pagi yang indah ini.
Puluhan orang itu baru saja selesai menguburkan rekan-rekannya yang gugur di medan laga. Mereka dikuburkan bersama dalam satu liang yang besar. Isak tangis dan raut wajah kelam mengiringi proses penguburan yang menyedihkan itu.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com