webnovel

Pendekar Pedang Pencabut Nyawa

Raka Kamandaka adalah seorang pemuda tampan yang berasal dari Keluarga Kamandaka. Keluarga tersebut sangat ternama di Tanah Pasundan. Selain ternama, keluarga itupun merupakan keluarga yang sangat kaya raya. Kekayaannya di mana-mana, bisnis perdagangannya maju pesat. Di sisi lain, Kepala Keluarga Kamandaka juga seorang pendekar. Namanya sangat termashur di dunia persilatan. Setiap orang-orang yang berkecimpung dalam rimba hijau, pasti pernah mendengar nama Pendekar Pedang Tunggal. Sepak terjangnya membuat semua pendekar golongan hitam merasa jeri. Kalau namanya disebut, pasti mereka bakal merasakan seluruh tubuh bergetar karena saking takutnya. Sayang, suatu ketika sebuah malapetaka menimpa keluarga ternama itu. Seluruh anggota keluarganya tewas dibunuh oleh puluhan orang tidak dikenal. Bahkan malapetaka juga menimpa guru dari Raka Kamandaka sendiri. Setelah terjadinya pembunuhan berantai yang dilakukan secara sadis tersebut, Raka Kamandaka memutuskan untuk memecahkan misteri yang menimpa keluarganya. Dia akan terjun ke dunia yang penuh dengan pertarungan sebagai seorang pendekar muda pilih tanding. Dengan sebilah pusaka yang bernama Pedang Pencabut Nyawa, Raka bertekad akan menggetarkan dunia persilatan.

Junnot_senju · Ost
Zu wenig Bewertungen
407 Chs

Nini Kembang Kananga

Ketiga orang itu bukan cuma berenang saja. Mereka juga mengambil ikan lalu membakar hasil tangkapannya tersebut. Begitu selesai, ketiganya segera melanjutkan perjalanannya kembali.

Sekarang kuda-kuda mereka telah pulih. Tenaganya sudah kembali seperti sedia kala.

Raka dan Arya melarikan kuda mereka dengan cepat. Setiap tapak kaki kuda itu mengepulkan debu tebal yang mengepul tinggi ke udara. Saat senja hari, mereka sudah tiba kembali di sebuah perkampungan yang bernama Batunungku.

Kedua ekor kuda jempolan itu sudah berjalan dengan santai. Mereka bertiga sangat menikmati perjalanannya kali ini. Di kanan kiri jalan terdapat rumah-rumah warga yang berderet. Kadang-kadang mereka juga disuguhkan dengan pemandangan alam yang memulai.

Sawah ladang terbentang sangat luas. Kebun-kebun warga mendambah keindahan yang memanjakan mata tersebut.

"Arya, apakah Gunung Alang-alang itu masih jauh?" tanya Raka di tengah perjalanan.

"Tidak, Raka. Malam nanti kita bisa sampai di sana,"

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com