"Eyang, Eyang tidak bercanda kan?" tanya Raka kembali. Dia ingin memastikan apakah ucapan tadi adalah suatu candaan atau bukan.
"Apakah aku terlihat sedang bercanda?" tanya balik Eyang Wijaya Kusuma. Matanya menatap Raka dengan tajam. Dua tatapan mata bertemu.
Sesaat kemudian pemuda serba putih itu menghela nafas dengan berat dan panjang.
"Tidak …" jawabnya lirih.
Raka memang melihat bahwa orang tua berjuluk Pedang Malaikat Pembasmi Iblis itu tidak sedang bercanda. Ucapannya penuh dengan keyakinan. Matanya juga menandakan kejujuran.
Itu artinya, apa yang dia katakan memang benar dan dapat dipercaya.
Namun sungguh, sampai detik ini pun Pendekar Pedang Pencabut Nyawa masih dibuat penasaran dengan kejadian tersebut.
"Bisakah Eyang ceritakan apa yang sebenarnya sudah terjadi?" tanyanya kembali.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com