"Kalau tidak ada bukti, bagaimana mungkin kami bisa percaya terhadap ucapan kalian?" tanyanya sambil melemparkan senyuman dingin.
Arya Saloka menundukkan kepala. Bukan karena dia takut, apalagi kehabisan akal. Justru karena sedang memikirkan akal lah, maka dirinya melakukan hal itu.
Setelah lewat beberapa saat, mendadak pemuda itu mengangkat kembali kepalanya. Wajahnya terlihat lebih tenang. Tatapan matanya juga bersinar terang penuh keyakinan.
"Aku tahu sampai sekarang ini, kalian masih belum percaya dengan kata-kataku,"
"Hal itu tidak perlu diragukan lagi," jengeknya.
"Tetapi apakah tahu bahwa kalian ini sudah melakukan suatu kesalahan besar?" tanya Arya Saloka.
"Kesalahan besar? Kesalahan apa?"
"Kalian sudah berani mengusik Ketua Dunia Persilatan. Dan kalau kalian adalah pendekar yang berdiri di golongan lurus ataupun golongan tengah, seharusnya kalian tahu bahwa melukai Ketua adalah kesalahan paling fatal," katanya dengan lantang.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com