"Aku tidak bohong. Apa yang aku katakan barusan merupakan sebuah kenyataan," jawab Purba Asih dengan ekspresi raut muka yang tidak kalah seriusnya.
Mendengar jawaban yang sama seriusnya itu, Raka Kamandaka tersenyum puas. Akhirnya apa yang dia lakukan saat ini tidak sia-sia.
"Aii, kalau begitu dugaanku selama ini tidak salah. Akhirnya masalah yang rumit mulai terbuka juga simpulnya. Kalau boleh tahu, apakah kau sudah mengetahui di mana letak markas cabang yang dimaksudkan?"
Purba Asih kembali menghela nafas. Helaan nafas yang berat. Sepasang wajahnya nampak sayu kembali.
"Aku tahu, tetapi cara untuk ke sana sangat sulit. Sebab di markas cabang itu, kira-kira ada sekitar sepuluh jago kelas atas dunia persilatan. Kalau hendak pergi ke sana, aku tidak yakin kau bakan kembali dengan selamat," kata gadis itu langsung memberitahu Raka Kamandaka.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com