Di dalam ruangan, Eyang Raga Bayu sudah berdiri dengan tegak. Di tangan kirinya ada Senopati Taruma Sena yang sudah lemas tak berdaya. Entah apa yang dilakukan orang tua itu kepadanya. Yang jelas pada saat ini, Senopati tersebut persis seperti orang lumpuh. Jangankan untuk melawan, untuk berdiri tegak pun dia tidak bisa.
"Semuanya dengar!!!" suara Eyang Raga Bayu si Tongkat Sakti Seribu Cahaya terdengar begitu keras. Suaranya menggelegar, setiap orang yang ada di wilayah Partai Pengemis Golongan Putih pasti dapat mendengarnya.
"Hentikan pertempuran ini sekarang juga! Kalau tidak, Senopati Taruma Sena akan tewas di ujung tongkatku," katanya melanjutkan.
Suara itu selain keras dan menggelegar, juga mengandung kewibawaan tersendiri. Sehingga mau tak mau, orang-orang bersangkutan langsung menghentikan pertempurannya masing-masing.
Sekarang semua pendekar dunia persilatan, baik dari golongan putih maupun golongan hitam, sedang menatap ke arahnya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com