webnovel

Pendekar Pedang Pencabut Nyawa

Raka Kamandaka adalah seorang pemuda tampan yang berasal dari Keluarga Kamandaka. Keluarga tersebut sangat ternama di Tanah Pasundan. Selain ternama, keluarga itupun merupakan keluarga yang sangat kaya raya. Kekayaannya di mana-mana, bisnis perdagangannya maju pesat. Di sisi lain, Kepala Keluarga Kamandaka juga seorang pendekar. Namanya sangat termashur di dunia persilatan. Setiap orang-orang yang berkecimpung dalam rimba hijau, pasti pernah mendengar nama Pendekar Pedang Tunggal. Sepak terjangnya membuat semua pendekar golongan hitam merasa jeri. Kalau namanya disebut, pasti mereka bakal merasakan seluruh tubuh bergetar karena saking takutnya. Sayang, suatu ketika sebuah malapetaka menimpa keluarga ternama itu. Seluruh anggota keluarganya tewas dibunuh oleh puluhan orang tidak dikenal. Bahkan malapetaka juga menimpa guru dari Raka Kamandaka sendiri. Setelah terjadinya pembunuhan berantai yang dilakukan secara sadis tersebut, Raka Kamandaka memutuskan untuk memecahkan misteri yang menimpa keluarganya. Dia akan terjun ke dunia yang penuh dengan pertarungan sebagai seorang pendekar muda pilih tanding. Dengan sebilah pusaka yang bernama Pedang Pencabut Nyawa, Raka bertekad akan menggetarkan dunia persilatan.

Junnot_senju · Ost
Zu wenig Bewertungen
407 Chs

Bukit Pandawa

Warung makan itu sangat sederhana. Di sana hanya terdapat sebuah meja dan kursi panjang yeng mengikuti alurnya. Lantai rumah makan itu berupa tanah. Sedangkan dindingnya berupa bilik.

Suasana di warung makan tersebut tidak sepi, tapi juga tidak bisa dibilang ramai.

Raka sudah duduk di sebuah bangku sejak beberapa saat yang lalu. Malah sekarang, pemuda serba putih itu sedang asyik menikmati secangkir kopi hitam bersama singkong rebus.

Dia makan amat perlahan. Minumnya juga perlahan. Seolah Raka benar-benar menikmati hidangan sederhana tersebut.

Dan kenyataannya memang demikian. Dia begitu merasa nikmat. Walaupun sederhana, tapi rasanya jauh lebih enak jika dibandingkan dengan makanan-makanan berkelas lainnya.

Alasannya karena dia sangat mensyukuri makanan yang sederhana tersebut.

Raka masih ingat, dulu ketika masih berguru, Eyang Pancala Sukma pernah berkata kepadanya.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com