"Bocah keparat, berani sekali kau menghinaku seperti itu!" teriak Suralaya sangat gusar.
Selesai berkata demikian, orang tua itu segera melepaskan sebuah pukulan jarak jauh kepada Raka Kamandaka.
Wutt!!!
Segulun angin dingin dan tajam tiba-tiba meluncur deras dari kepalan lengannya. Angin itu dengan cepat telah tiba di hadapan Pendekar Pedang Pencabut Nyawa.
Kalau saja gerakannya lambat, niscaya tubuh pemuda itu sudah termakan pukulan jarak jauh yang hebat tersebut. Untunglah Raka mempunyai gerakan cepat dan tangkas, sehingga sebelum serangan lawan mengenai tubuhnya, dia sudah mengambil tindakan dengan cara melompat ke samping.
Tapi baru saja mendapatkan posisi, ternyata lawan sudah menyerangnya kembali. Dua pukulan jarak jauh berantai kembali dilancarkan olehnya.
Dua pukulan yang datang saat ini malah terasa lebih hebat dari yang pertama. Angin pukulannya, selain tajam juga terasa panas.
Raka terkesiap, buru-buru dia menghindarkan dirinya kembali.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com