Sementara itu di tempat kecelakaan pesawat berada, Felix dan Edrick saat ini sedang sangat cemas karena proses identifikasi hampir selesai tetapi Edward belum juga diketahui nasibnya apakah selamat atau tidak. Meski mereka berdua tidak yakin kalau Edward selamat mengingat kondisi pesawat yang hancur berkeping-keping jelas kalau semua penumpang dan awak pesawat itu tewas, namun setidaknya mereka bisa membawa jenazah Edward kembali ke Wagola dan dimakamkan secara layak.
"Ayah, bagaimana ini? Kenapa Edward tidak ada kabarnya sampai saat ini?"
Tanya Edrick pada Felix yang hanya menggelengkan kepalanya. Dia sedikit menyesal telah mengijinkan putra sulungnya mengambil beasiswa itu. Kalau saja dia tahu akan kehilangan Edward untuk selama-lamanya, dia tidak akan pernah mengijinkan putranya berangkat ke Inggris.
"Apakah bisa kita mengulang kembali waktu Edward meminta ijin akan pergi saat itu? Kalau bisa aku tidak akan mengijinkan dia pergi."
Ucap Felix penuh penyesalan. Edrick sangat mengerti apa yang saat ini dirasakan oleh ayahnya, dia juga merasa sangat kehilangan saudara tertuanya. Meski Edward selama ini jarang berbincang dengannya, tetapi mereka saudara yang saling menyayangi satu sama lain.
"Ayah, sudahlah! Kita berharap yang terbaik buat Edward. Aku yakin semuanya adalah yang terbaik untuk kita, Ayah."
Edrick mencoba menenangkan ayahnya dan kini mereka kembali ke hotel tempat mereka menginap terlebih dahulu untuk beristirahat. Mereka sangat kelelahan dan juga agak tidak enak badan karena selain keduanya kurang istirahat mereka juga melihat banyak mayat dengan kondisi yang sangat mengenaskan karena tubuh para korban terpotong-potong.
Memang korban kecelakaan pesawat itu semuanya tidak ada yang anggota tubuhnya utuh. Bahkan ada beberapa yang hanya ditemukan beberapa potong anggota tubuhnya saja. Namun tentu saja itu lebih baik karena keluarga mereka akhirnya bisa memastikan kalau keluarga mereka sudah tewas jadi tidak ambigu lagi.
"Edrick, aku mau mandi dulu! Kamu lebih baik segera memesan makanan untuk kita. Meski saat ini kita sedang sedih tetapi kita harus menjaga kondisi tubuh kita agar tetap fit."
Pesan Felix pada putranya yang sudah selesai mandi terlebih dahulu. Sedangkan saat ini giliran Felix yang akan segera membersihkan tubuhnya karena dia juga tadi sempat membantu tim forensik membawa potongan-potongan tubuh para korban.
"Baik Ayah, aku akan segera memesan makanan."
Jawab Edrick yang langsung mengambil telepon yang tersedia di dalam kamarnya dan segera menekan tombol yang langsung menyambungkanny dengan resepsionis. Beberapa saat kemudian pesanan Edrick sudah diantar ke kamarnya, kebetulan sekali Felix juga sudah selesai mandi sehingga dia dan Edrick segera menyantap makanan mereka.
Sementara itu di tempat Arion berada saat ini hari sudah malam, Floryn segera bersiap untuk berangkat bekerja. Arion mendatangi Floryn yang sudah akan berangkat.
"Floryn, apakah kamu akan berangkat sekarang?"
Tanya Arion pada Floryn yang langsung tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Arion, kenapa kamu belum tidur? Aku akan berangkat kerja sekarang dan akan kembali besok pagi. Jadi kamu baik-baik dirumah ya!"
Pesan Floryn pada Arion. Gadis itu masih sedikit mengkhawatirkan Arion yang masih memiliki beberapa luka yang masih basah.
"Aku akan baik-baik saja, Floryn. Kamu tenanglah! Dan kalau boleh, aku juga mau kalau kamu mencarikan aku pekerjaan. Aku sudah dalam masa pemulihan sehingga aku takut bosan kalau aku hanya diam saja di rumah."
Floryn tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh Arion. Floryn bersyukur karena lelaki yang dia tolong bukanlah orang jahat. Arion pemuda yang baik dan sepertinya cukup cerdas, Arion akan cepat beradaptasi di tempat yang baru ini. Floryn sendiri meski dia belum mendapatkan kepastian tentang darimana Arion bersal, namun dia menduga kalau Arion berasal dari dunia yang berda di atas dunianya.
Tadi sore setelah bangun tidur dia sempat melihat berita tentang kecelakaan sebuah pesawat di internet dan lokasi jatuhnya pesawat itu sangat dekat dengan inti bumi di mana dunia mereka berada, jadi tidak mustahil kalau Arion mungkin salah satu dari penumpang pesawat naas itu.
"Baiklah, nanti akan aku tanyakan pada atasanku apakah masih ada pekerjaan apa nggak."
Floryn segera memakai sepatunya dan kemudian dia berpamitan pada Arion. Dia segera berangkat kerja dan Arion kemudian segera mengunci pintu rumah Floryn setelah Floryn hilang dari pandangannya. Arion segera memeriksa pintu dan jendela dan setelah itu dia memasuki kamarnya. Arion kemudian akan pergi tidur saat dia menemukan sesuatu yang sangat menarik perhatiannya. Arion kembali turun dari tempat tidurnya dan menghampiri apa yang menjadi perhatiannya.
"Benda apa ini? Kenapa bentuknya unik sekali?"
Tanya Arion dalam hati, dia menemukan sesuatu yang sangat bagus. Ada sebuah bola kaca yang di dalamnya terdapat sebuah dunia yang sedang turun salju. Benar-benar sangat indah.
"Cantik sekali benda ini. Aku akan bertanya pada Floryn apakah dunia di dalam bola kaca itu benar-benar ada. Kalau ada aku ingin datang dan tinggal di sana."
Gumam Arion sambil menatap kagum pada kehidupan di dalam bola kaca itu. Dunia kecil di dalam bola kaca itu tampak seperti nyata. Sayangnya Arion hanya melihat sekilas. Padahal tanpa Arion sadari, dunia di dalam bola kaca itu adalah dunia di mana dia berada saat ini.
Sebenarnya di dalam bola itu juga ada manusia mini, hanya saja Arion tidak menyadari keberadaan mereka karena ukuran tubuh mereka benar-benar sangat kecil.