webnovel

PEMILIK HATI

Zira Ayda Hadara, muslimah cantik yang harus terpaksa menikah dengan pria yang sangat di bencinya. Berawal dari sebuah kesalahpahaman, mereka di paksa menikah. Padahal keadaan mereka yang sebenarnya saling membenci, tapi takdir menyatukan mereka dalam sebuah pernikahan. Mampukan Zira hidup satu atap, satu ruangan dan berbagi udara yang sama dengan seorang pria yang sangat di bencinya namun sayangnya berstatus suaminya?

Savana_Alifa · Teenager
Zu wenig Bewertungen
3 Chs

DAVENDRA ADIYAKSA

Zira hanya bisa berdiam diri di luar kelas, sesuai perkiraannya, ia memang terlambat masuk kelas. Dan sayangnya, sang dosen tak membiarkan dia memasuki kelas karena di anggap tak disiplin waktu. Menjelaskan alasannya pun tak akan di terima, siapa yang akan peduli dengan kisah hidupnya yang menjadi Upik abu di rumahnya sendiri.

Gamis bawah yang sedikit basah membuat kakinya terasa dingin, jilbab panjang menutupi tangannya yang memegang beberapa buku. Zira beberapa kali beristighfar, agar hatinya tenang dan tak menggerutu karena kesal.

Waktu pelajaran berlangsung masih panjang, Zira memutuskan untuk ke perpustakaan untuk mengisi waktu. Di tengah perjalanannya, suara riuh beberapa orang pria membuat Zira menghentikan langkahnya, ia ingin berbalik arah, namun suara seorang pria yang memanggil namanya membuat Zira menegang dan menghentikan pergerakan.

"Wuih Zira, bidadari surga ada di mari. Mau kemana cantik?? Abang temenin mau?"

Ringgo, satu dari empat pria berkuasa di kampus. Pengagum Zira namun juga kerap menghina Zira karena Zira tak pernah menanggapinya.

Zira diam, ia kembali melanjutkan langkahnya. Sayangnya, seorang pria kembali menghadangnya. "Kok buru-buru, ajarin gue ngaji dong. Gue bayar pake cium gimana? Banyak loh cewek-cewek yang antri minta gue cium." Virgo, pria kurang ajar ke dua yang juga senang membuat Zira kesal.

Zira masih diam, ia enggan meladeni para pria kurang ajar itu. Mereka memang tampan, nyaris semua para cewek kampus mengagumi mereka, rela mengantri hanya untuk mendapatkan senyuman para pria itu.

"Permisi, bisa saya lewat??"

"Tidak semudah itu cantik, bagaimana kalau kita ngedate dulu? Baru kamu bisa lewat?"

Zira menghela nafas panjang, baru saja hendak menjawab suara salah seorang dari mereka membuat Zira mengepalkan tangannya.

"Jangan gangguin dia, kalian kaya gak punya selera aja ganggu cewek muna kaya dia. Gak ada cantiknya juga, balik balik balik, gatel gue lama-lama liat ni cewe."

Davendra Adiyaksa, pria bermulut pedas yang mempunyai tingkat kesombongan di atas rata-rata. Namun Dave adalah yang paling tampan di antara ketiga temannya. Paling kaya, paling enak di pandang.

Zira memberanikan diri menatap Dave dengan tajam. Bukan hanya kali ini saja Dave berbicara pedas padanya, tapi hampir di tiap kesempatan dan di setiap mereka bertemu. Entah apa yang menyebabkan Dave sebenci itu padanya. Zira sendiri tak tahu apa kesalahannya pada pria itu, hingga di mata pria itu Zira bagaikan kotoran yang menjijikkan.