Di pabrik bobrok yang terbengkalai itu, hanya suara serangga di luar yang bisa didengar. Satu-satunya cahaya berasal dari lampu pijar yang berkedip-kedip dengan redup. Malam yang dingin dan lampu yang redup membuat wajah Lin Hao terlihat semakin muram, buruk, dan mengerikan.
Tatapan mata Lin Hao berubah selagi ia menatap Wen Xiangyang yang kehilangan kesadaran di bawahnya. Ia tiba-tiba berhenti, memiringkan kepalanya, dan menyentuh wajah Wen Xiangyang yang telah ia tampar sambil membatin, Wen Xiangyang, tidak bisakah kau menuruti perkataanku saja? Kenapa kau selalu tidak mendengarkanku? Sekarang, apakah kau masih belum menjadi wanitaku?
Ada rasa kasihan di mata Lin Hao. Ia menyentuh wajah Wen Xiangyang seolah-olah ia merasa kasihan, lalu bergerak maju dan ingin mencium wajah yang bengkak karena tamparannya. Bibirnya bergerak lebih dekat dan semakin dekat lagi ke wajah Wen Xiangyang yang telah lama didambakannya. Tetapi, tepat di saat ini...
Dor!
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com