webnovel

Plan of Wunder massacre

Markas Fukuto knight,

nampak Ryuko yang sedang berbincang dengan Katsuragi,Tetsuo dan Yesox,

"jadi apa yang ingin kau bicarakan?"tanya Ryuko sambil berpangku tangan

"bagaimana untuk hal pertama kita menculik lelakinya terlebih dahulu"ucap seorang pria yang bertugas sebagai penyusun rencana,

"maksudmu suaminya itu?"tanya Yesox

"ya.... para intelejen akan melakukan investigasi mendalam tentang nya"

Ryuko lalu menghela nafas"lakukanlah namun jika misi ini gagal lagi,"Ryuko lalu mencabut pedangnya yang tertancap di tanah,"Katana ini yang akan menjawabnya"

pria itu lalu menelan ludah dalam-dalam,

"bubar sekarang"ucap Ryuko

mereka semua lalu berjalan keluar ruangan dan melakukan kegiatan mereka masing-masing,Katsuragi nampak khawatir ketika datang ke kamar yang berisi Sabrina yang sedang beristirahat setelah ia diobati tadi,

"hei.... kau sudah baikan?"tanya Katsuragi sambil duduk dikursi yang berada disebelah tempat tidur Sabrina,

"ya... aku sudah enakan namun punggungku masih sedikit sakit"ucap Sabrina ia lalu mencoba duduk dan Katsuragi dengan sigap langsung membantunya duduk,

"jangan terlalu dipaksakan,kau perlu beristirahat"ucap Katsuragi

"Ka-chan tolong ambilkan minum disana"ucap Sabrina sambil menunjuk segelas air diatas meja yang berada dibelakang Katsuragi,Katsuragi lalu mengambilnya dan memberikanya kepada Sabrina,

"terima kasih"ucap Sabrina

"sama-sama"jawab Katsuragi sambil tersenyum kearah Sabrina,

tak berselang lama masuklah Natsumi sambil membawa semangkuk sup untuk Sabrina,namun langkahnya terhenti ketika melihat kedekatan mereka berdua,

"maaf mengganggu!.."ucap Natsumi

Katsuragi yang mendengar hal itu seketika tersipu malu,ia lalu beranjak dari tempat duduknya dan berjalan keluar ruangan itu,Sabrina yang melihat hal itu hanya tertawa kecil ketika melihat wajah Katsuragi perlahan memerah saat dia berjalan,

Natsumi lalu berjalan masuk dan memberikan Sabrina semangkuk sup yang ia buat untuk disantap oleh Sabrina,

"apakah kalian sudah berpacaran?"tanya Natsumi yang kepo

"belum sepertinya tinggal menunggu waktu"jawab Sabrina

"oh ya apa kau menyadarinya.."

"menyadari apa?"

"akhir-akhir ini Tetsuo jadi sangat peduli dengan ku,"ucap Natsumi sambil memangku tanganya didekat Sabrina,

"berarti dia menyukaimu"Sabrina lalu menyantap sup buatan Natsumi

"hah!? mana mungkin"seketika wajah Natsumi berubah menjadi merah dan membuat sikap insecurenya keluar"aku ini kan jelek,tidak tinggi dan tidak mahir melakukan apapun"

Sabrina yang mendengar hal itu seketika tersedak kuah sup yang ia makan,ia lalu memukul kasurnya"Oi... buang jauh-jauh sifat mu itu,kau tahu aku kesal mendengar hal itu sekali lagi!!!"Sabrina lalu menatap mata Natsumi"lalu apakah kau mau Tetsuo bersama wanita lain?"

Natsumi lalu terdiam ia lalu menundukan kepalanya"jika itu yang terbaik maka tidak apa-apa"

"bukan seperti itu yang kumaksud..."ucap Sabrina sambil menepuk jidatnya,

Sementara itu dikantor polisi,

"Kandou-san aku berhasil menemukan beberapa jepretan CCTv yang berada didekat apartemen itu"ucap Mutsuki sambil menaruh beberapa lembar kertas di meja kerja Kandou,

Kandou yang melihat foto itu seketika bingung,"apa ini?"

"saya juga bingung pak"jawab Mutsuki

foto itu menampilkan Takano yang terjatuh dari atas gedung dengan Katsuragi yang muncul dengan Naginatanya dari dalam jendela,"ada lagi?"

"dibaliknya pak"

Kandou lalu mebalik halaman tersebut dan melihat bayangan orang dari balik asap yang nampak sedang menggendong sebuah Bazooka,dan juga ia menemukan foto selongsong peluru yang sudah setengah memudar,

"tunggu kenapa foto ini blur?"

"itu tidak blur pak,peluru itu yang memudar"ucap Mutsuki

Kandou seketika terdiam"jangan-jangan mereka"

"mereka?"Mutsuki lalu teringat sesuatu"oh ya ampun, jangan jangan mereka adalah para Settler"

"tutup mulutmu Mutsuki nyawa kita bisa terancam jika seseorang tahu akan hal ini"ucap Kandou"aku akan pergi ke tim forensik kau tetaplah disini,dan tutup rapat-rapat mulutmu,sembunyikan foto itu"

Mutsuki lalu mengambil kembali dokumen itu dan memegangnya rapat-rapat

"oh shit..... sepertinya nyawaku terancam"batin Mutsuki,

"malam Mutsuki san"ucap Kotona yang muncul dari luar ruangan,

"oh malam"jawab Mutsuki ia lalu duduk di kursi seniornya tersebut,

"kau sudah makan malam?"taya Kotona

"sudah... tadi"jawab Mutsuki sambil menggigiti kukunya

Wunder bar,

"kalian mengerti?"ucap Nakutsu sambil mengetuk-ketuk meja

"baiklah aku mengerti"ucap Alan sambil menyilangkan tanganya

"jika kau sudah menyabotase semuanya,datanglah langsung ke posisi x ini"ucap Nakutsu,"

"hei kau ada masalah?" tanya Alan ketika melihat Roku sedang mengutak atik jari robotnya

"sepertinya jari ku rada macet"ucap Roku

"kau harus menambahkan sedikit oli"ucap Nakutsu"jarimu itu keluaran tahun 2089,jadi kau masih membutuhkan oli"

"ya sepertinya begitu,jari ini lumayan kuno namun cukup mudah untuk dikendalikan"Roku lalu melihat kearah jam dinding"oi Nakutsu kapan kita akan memulainya?"

"besok jam 7 malam kudengar mereka memanggil petinggi,"

"wohoho... petinggi? nampaknya ini akan sedikit menantang,"Roku lalu menyeringai"habisi semuanya oke,semuanya"

sang bartender lalu muncul dari pintu luar,ia nampak membawa seorang gadis dibelakangnya,sontak hal itu membuat Trio wunder ini berpaling kearahnya,

"malam semuanya"ucap Bartender,

"malam"jawab mereka bertiga dengan nada pelan,mereka bertiga lalu dengan perlahan mencoba meraih senjata mereka namun Bartender yang menyadari hal itu dengan cepat langsung menenangkan suasana,

"tenang semua,ini adalah sepupuku namanya Hyori, Hyori perkenalkan mereka bertiga adalah karyawan paman,yang sedang duduk itu adalah Roku,dan yang berambut panjang namanya Nakutsu,dan karyawan paling muda namanya Alan"

ucap Bartender

"salam kenal aku Hyori Myazaki"ucap Hyori sambil membungkukan badanya,

"salam kenal,"ucap mereka bertiga

"Hyori kau masuk dulu aku sudah membersihkan kamarmu"ucap bartender

Hyori yang mendengar hal itu langsung berjalan masuk,

"senjata yang bagus"ucap Hyori sambil berjalan melewati Roku yang nampak senapanya tergeletak di atas meja,mereka bertiga lalu menatap bartender,

sang bartender lalu berjalan masuk kebelakang meja bar dan membuatkan mereka koktail kesukaan mereka bertiga,"aku bisa menjelaskannya"

"kau tahu kesepakatanya kan,hanya kau yang boleh tahu"ucap Nakutsu

"tolonglah.... kalian, dia adalah gadis malang ibunya pergi meninggalkanya bersama ayahnya dan sekarang ayahnya dijebloskan ke penjara"

"lalu apa urusan kami?"

"biarkan dia tinggal disini dan membantuku berkerja"

"kau punya istri dan anak kan?"

"ya tentu"

"kenapa kau tidak mengirimkanya ke istrimu saja?"Nakutsu lalu meletakan kapaknya diatas meja bar menandakan bahwa dia akan melakukan sesuatu,

"istri ku sudah kesusahan mengurus ke 6 anak kami,dan aku mau sekalian mengajarinya berdagang"ucap bartender"kumohon dia tidak akan mengetahuinya"

Nakutsu yang tidak memperdulikan hal itu dengan cepat mengambil kapaknya dan berjalan kearah pintu belakang yang mengarah ke gudang dan tangga atas,bartender yang melihat hal itu hanya bisa pasrah,

namun secara tiba-tiba saat Nakutsu ingin membukakan pintunya sebuah tangan dengan kuat menahanya,

"biarkan saja Nakutsu"ucap Roku"kita akan melakukanya saat dia sudah mulai melewati batas"

Nakutsu yang hanya seorang anggota harus mematuhi perintah sang pemimpin ia lalu mengehela nafas kecewa dan melempar kapaknya kearah papan dart hingga membuat papan itu terbelah menjadi dua,

"hei itu kan papanku"ucap Alan sambil memungut papan dartnya yang tergeletak di lantai,

Nakutsu lalu melihat kearah jam yang sudah menunjukan pukul 8 malam,ia lalu memberi kode kepada Roku,

Roku yang menyadari hal itu segera beranjak dari kursinya dan berjalan mengambil sebotol air mineral,"Myazaki-san kami pergi dulu malam ini,kunci saja pintunya namun jangan jendelanya,"ucap Roku,

"baik aku mengerti"jawab Bartender itu

"sekarang?"tanya Alan yang juga mendengar hal itu

"ya...sekarang"jawab Roku

Alan seketika berubah menjadi bersemangat sekali sampai-sampai ia melupakan papan dart miliknya yang rusak,"ayo tunggu apa lagi?"tanya Alan,mereka bertiga lalu bersiap dengan senjatanya masing-masing,

KERETA BARANG 20:20

"bahan pengiriman aman"batin seorang tentara"gerbong 2 bravo aman"ucap nya lewat walkie talkie disusul oleh beberapa tentara lainya,

nampak sebuah kereta melaju dengan cepat menembus malam yang dingin,dengan gerbong yang panjang dan dijaga ketat oleh tentara membuat kereta itu terlihat kuat,namun tanpa mereka sadari nampak dari atas tebing seorang pria dengan senapan di punggungnya sedang menanti mangsanya,

"nice spot, ich, "ucap pria itu sambil menyeringai.