Berulang kali Ken harus menahan serangan demi serangan yang dilancarkan oleh Dominique Wang, yang telah terambil kesadarannya. Karena lawan yang hanya mengamuk dengan mengandalkan senjata dari tulang, membuat senjata itu mudah dipatahkan.
"Kau memang sangat cepat! Tapi apakah bisa menandingi senjataku ini, hah?" Dengan cepat, Ken mengeluarkan duri tajam dari zirahnya. Karena ia tahu pedang lawan lebih rapuh, membuatnya berlindung dengan duri-duri itu. Tentunya dengan tingkat kekerasan yang berbeda.
Serangan dan erangan makhluk buas itu semakin tidak terkendali pada Ken. Akibatnya hanya melukai diri sendiri. Pedang yang digunakan juga semakin lama semakin menipis dan keropos. Hingga pada akhirnya patah dengan sendirinya. Ken merasa kemenangan berada di pihaknya. Sungguh hal yang sia-sia karena telah melakukan tindakan bodoh itu.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com