webnovel

paper cut

"gue yang bakal nyembuhin luka sayatan ditangan lo Kay" Kayla hanya terdiam dalam dekapan Fadli

aulll1485_ · Teenager
Zu wenig Bewertungen
26 Chs

24

Ruangan yang serba putih dengan ditemani aroma obat yang mendominasi, kini Fadli tengah berbaring lemas dengan dipenuhi alat-alat medis ditubuhnya. Kayla hanya bisa memandangi Fadli dari luar ruangan.

"Kenapa harus lo Fad?" lirih Kayla dengan tangisannya

Alesa yang melihat dari kejauhan tak tega melihat keadaan saudarinya itu. Ia pun berjalan menghampiri Kayla membawa Kayla kedalam pelukannya.

"Kay, jangan nangis terus gue nggak suka liat lo kayak gini...udah ya Fadli pasti sembuh kog.. percaya sama dokter nya dan doa terus.. nangis nya udahan dong" ucap Alesa sembari mengelus surai Kayla.

Kayla masih saja menangis di dalam pelukan Alesa, bukan.. bukan menangis yang hebat seperti tadi.. hanya saja ini menangis sesenggukan, Kayla mulai bisa mengontrol dirinya.. sedikit demi sedikit sudah tak ada lagi suara tangisan yang keluar. Alesa pun melanggarkan pelukannya dan membantu Kayla untuk duduk di kursi yang sudah ada disana.

"Tuttt.... tuttt.. tuttt"

"Halo..."

"..... "

"Iya gue sekarang kesana"

Alesa mematikan telfon nya sepihak.

"Kay, ayo ikut gue sekarang"

"Kemana?"

"Udah ikut aja"

"Fadli siapa yang jaga?"

"Mamah udah otw kesini, dia yang jaga Fadli selama kita pergi, lo nggak usah khawatir.. dah ayo"

Mereka pun beranjak dari tempat duduk dan langsung pergi ke tempat tujuan.

~~~~~~~~~~~~~~~

Sudah hampir dua hari Fadli tidak sadarkan diri. Dua hari itu pula hubungan Kayla dan Rendi bukan malah semakin akur namun semakin renggang.

°flashback on

Alesa dan Kayla sudah sampai pada tempat tujuan mereka. Mereka pun turun dari mobil.

"Ini kan apart gue kenapa kesini Les?"

"Kita mau ke apart si Fadli disana abang lo lagi ngamuk kata Devin tadi di telfon"

Kayla langsung lari menaiki tangga meninggalkan Alesa yang masih berdiri di depan lift. Alesa baru sadar bahwa tadi Kayla bilang "ini kan apart gue" setau Alesa apart Kayla 3 jam dari sini karna Fadli pernah bilang begitu.

"Sialan.. selama ini gue di bohongin sama Fadli.. liat aja lo kalo dah sembuh"  monolognya

Pintu lift pun terbuka.

"Kay ayo naik...." Alesa pun mengulurkan tangan nya namun tak ada tangan Kayla, ia pun membalikkan badan nya, dan Kayla tak ada di disana.

"Hufttt..... bener-bener tu anak ya main tinggal-tinggal aja"

Tak ambil pusing Alesa langsung masuk lift dan naik ke lantai tempat apart Fadli berada.

Kayla yang sudah berada disana terlebih dahulu, langsung masuk ke apart Fadli dan disajikan pemandangan yang tidak Kayla suka. Bagaimana tidak? Ia melihat kamar Fadli begitu berantakan di tambah ada banyak pecahan kaca dimana-mana, lebih parahnya lagi ada paman Sean yang sudah tergeletak di atas lantai dengan luka lebam yang sangat banyak di wajahnya.

"Paman...." lirih Kayla

Devin yang sedang membantu paman Sean berdiri mengalihkan pandangan nya ke arah Kayla, Sean yang masih sadarkan diri hanya bisa menunduk tak berani menatap Kayla.

Alesa pun datang dan ia sama terkejutnya melihat keadaan yang ada didepan nya. Alesa yang melihat badan Kayla melemas, langsung menahannya. Alesa yang seakan diberi kode oleh Devin untuk membawa Kayla pergi langsung mengerti dan mengajak nya keluar.

"Kay kalo lo belum siap.. kita pergi aja dari sini ya..istirahatin pikiran lo dulu"

"Les..." lirih Kayla

"Iyaa gue disini"

"Gue mau tidur di apart aja"

"Ya udah ayo gue anter.. gak ada penolakan"

Alesa dah Kayla keluar dari apart Fadli dan berjalan ke apart Kayla yang hanya berada di sebelah apart Fadli. Untung saja Kayla membawa kunci apart nya.

"Sialan emang si Fadli orang apart Kayla di sebelah dia, bisa-bisanya di bilang 3 jam dari sini... liat aja kalo udah sadar gue abisin juga lo Fad" batin Alesa

Mereka berdua pun masuk ke kamar tak lupa menutup pintunya kembali. Kayla yang langsung merebahkan tubuhnya ke tempat tidurnya. Rasanya Kayla ingin menangis sejadi-jadinya, namun kali ini tak ada lagi tenaga untuk itu, ia sudah cukup lelah karena menangis.

"Les.."

"Hm.. " sahut Alesa sembari menyelimuti Kayla

"Sekarang abang gue dimana ya?" tanya Kayla dengan nada bergetar, Alesa tau saat ini Kayla sedang menahan tangisnya.

"Emmm... gue juga gak tau Kay.. nanti gue tanyain ke Devin ya.. sekarang lo tidur yaa.."

"Tapi lo disni temenin gue ya.. "

Alesa yang sangat paham keadaan Kayla saat ini, hanya bisa menuruti semua kemauannya. Ia pun mengambil posisi tepat disamping Kayla, membawa Kayla ke dalam pelukannya. Biarkan saja malam ini Kayla tidur dalam pelukan Alesa, toh bagaimanapun juga Alesa ingin sekali memerankan seorang kakak perempuan layaknya saudara kandung bagi Kayla.

"Iyaa gue disini.. dah ya tidur sekarang" ucapan dan dekapan hangat yang diberikan Alesa seakan menghipnotis Kayla. Tak butuh waktu lama Kayla sudah terlelap dalam tidur nya.

"Yang kuat ya Kay.. gue tau lo orang yang nggak mudah nyerah sama keadaan" ucap Alesa sembari mengelus surai adik nya itu.

"ting"

Notifikasi hp Alesa pun berbunyi menandakan ada pesan masuk, ia pun mengambil hp nya.

"Paman udah aman sama aku, sekarang kita lagi otw ke rumah sakit sekalian mengobati paman, dan menjenguk Fadli.. kata mamah tadi Fadli udah sadar.. untuk bang Rendi jangan kasih tau Kayla dulu.. kamu cukup temani Kayla aja sampai besok pagi baru kamu bawa pergi dia dan jangan sampai ia dibawa sama abangnya.. jaga diri disana sama Kayla ya.. aku tau kamu bisa jaga dia.. night 💞"

Ternyata itu pesan dari Devin. Alesa sedikit lega membaca nya. Ia bertekad untuk melindungi  adiknya itu. Setelah membalas pesan dari Devin, Alesa pun menyusul Kayla ke alam mimpi dengan posisi yang sama, ia masih memeluk Kayla.

°flashback off

°to be continue

Haiii readers apa kabar?? pastinya harus kabar baik ya.. 😁

Gimana gimanaa ceritanya makin seru atau malah makin gak jelas??

Huhuuu maaf ya kalo gak bisa update tepat waktu... lagi banyak tugas praktikum 🥺

Makasih banyak buat yang udah mau votement di story ini.. ✨✨

See u on next chapter.. ✌✨