webnovel

Panggil Aku Princess Jenny Ester Hermon

Jenny seorang gadis dewasa muda yang baru kenal dunia ,dia hidup dengan Merantau ke kota yang jauh dari tempat asalnya ,dengan harapan mencari penghidupan yang lebih baik dari hidupnya yang sekarang. Dia dari lingkungan keluarga yang cukup pada mulanya ,tetapi tiba tiba kehilangan Papa sebagai sandaran hidupnya dan hidup keluarganya, dan dia harus nengambil alih tugas papanya sebagai anak tertua untuk menafkahi , Keluarga nya dan membimbing adik adiknya disamping Mamanya ,Mamanya juga bekerja sebagai penerus warisan toko Papanya Dan seperti gadis muda dewasa lainnya ,diapun jatuh cinta pada seorang pemuda dewasa muda yang adalah atasannya di tempatnya bekerja.Dia Jenny seorang yang keras hati dan kemauannya .Dia tidak akan berhenti sebelum mencapai yang diinginkan hatinya ,dia mewarisi sikap tegas dan pantang menyerah dari papanya almarhum. Dia menempuh hidup yang tidak mudah dan diantara pilihan yang menyakitkan ,dan di manfaatkan oleh situasi dan keadaan ,karena kerja keras dan loyalitasnya yang tanpa batas

Englie_Sian · Andere
Zu wenig Bewertungen
30 Chs

18. Badai Pasti Berlalu

Seperti yang di janjikan , Gilang datang tepat pada waktunya , dia sudah ada di hotel jam 15.30 wib , dia melakukan prosedur check-in di counter reception dan setelah memegang kunci , dia segera ke Restoran untuk duduk santai dan mengabari Jenny lewat WA text , bahwa dia sudah ada di hotel dan sedang duduk di Restoran , Jenny menjawab tunggu sebentar saya segera nyusul ke Sana.

Mereka segera bertemu dan saling menjabat tangan dan Gilang memandangi profile wajah indah di depannya , yang membuat dia kelimpungan seperti orang gila , wanita ini , penuh misteri dan aura yang mencolok dan bisa membangkitkan kecemburuan yang luar biasa dihatinya , berbulan bulan dia menahan gejolak dihatinya , untuk bisa santai dan seolah tidak perduli dengannya , untuk menjaga perasaan Jenny agar tidak resah dan takut padanya , dia diam -diam memantau perkembangan gadis itu di kota "D" dan di hotel "C " , dia tau rumor ataupun hoaks yang beredar di kota "D" yang nota bene adalah "kota kecil" , mengenai Jenny , kini dia tengah dirundung masalah pelik dan mengundangnya masuk ke ranah kehidupannya , tentu saja dia sangat senang seperti mendapatkan sasaran dan waktu yang tepat untuk menembakkan anak panah yang selama ini , ditahan-tahannya dengan rasa sakit yang luar biasa , dia cemburu dengan Arga , atau Halim ataupun Dalu dan ntah siapa lagi yang berusaha mendekatinya , di mata Gilang ,Jenny adalah gadis polos yang belum begitu mengenal " dunia yang begitu kejam ", terkadang , dan " so sweet" di waktu yang bersamaan juga , yang disingkat orang dengan pernyataan "asam garam dunia", dia ingin melindungi gadis ini dari hal-hal buruk yang akan menimpanya , sayang dia ngga menerima Gilang masuk ke ranah hidupnya. Gilang rela menunggu waktu yang tepat seperti saat ini untuk mulai intervensi ke dalam hidup Jenny , dia minta bantuannya , dengan dalih temannya yang kena masalah ,"huh!!"....Jenny jangan kamu kira kamu bisa bersembunyi dariku , sampai lubang semut pun kamu bersembunyi , tetap aku akan menemukanmu , pikiran liarnya melayang ke mana dia suka. Sambil menunggu reaksi "gadis yang diam -diam disukainya" setengah mati, dia tersenyum dingin dan misterius . Sambil menikmati Ice Milo dan memuaskan matanya untuk menatap gadis pujaannya tersebut , dan menunggu dia membuka pembicaraan , tapi Jenny belum ngomong apapun , meskipun dia tau ini persoalan pasti melibatkan gadis pujaannya itu.

Hi...kata sambil menggoyangkan telapak tangannya , Jenny membuyarkan pikiran liar Gilang sejenak , kok melamun seh , apa kamu pikirkan !? Kata Jenny menghilangkan kekakuan diantara mereka sejenak , sehat jawab Gilang antusias , kamu gimana? Gilang memegang tangan Jenny dan memandangnya dengan pandangan yang sulit diartikan , mereka ber-basa-basi sejenak dan Gilang akhirnya berbicara , Jen ?!... Hah....! Jenny terperangah.!Kamu pulang jam berapa ? Jam 16.00wib , ya udah kamu siap -siap kita keluar yok...kita bahas masalah teman kamu itu ke Danau Bunga Tujuh dekat sini saja , disitu suasananya tenang jadi kita bisa berbicara lebih leluasa , ok ! Jenny memandang Gilang mencari kesungguhan di wajahnya , ia segera mengangguk setuju dan segera melangkah meninggalkan Gilang sendirian dengan kerumitan pikirannya.

Jenny segera siap dan mereka berangkat menuju Danau Bunga Tujuh di Bukit Batrem sekitar 25-30 menit dari tempat Jenny bekerja , tempatnya Asri dan tenang , cocok lah buat Jenny dan Gilang berdiskusi , sekalian makan malam

Mereka sampai di sana dan segera duduk di Gazebo dipinggir Danau , wow...suasana cukup tenang , membuat Jenny betah dan mereka pesan snack ringan sebelum makan malam nanti , mulailah Jenny mengeluarkan unek-unek-nya mengenai keadaan di Hotel " C" yang terasa kurang nyaman sejak ada GM(General Manager) baru dan FBM(Food & Beverage Manager) yang baru juga , Gilang menyela , jadi teman kamu yang di Fitnah itu , dari Departemen apa ? Kata Gilang serius , oh....eh...dari Front Office juga , bukannya itu Department kamu dan kamu yang jadi penanggung jawab di sana , kejar Gilang , Jenny terdiam lama ....dan kemudian menjawab , ia makanya , Jenny minta bantu Gilang untuk berdiskusi kata pepatah , pikiran 2 orang lebih baik dari pikiran 1 orang , ok ...! Sahut Gilang , tapi kamu ngga terus terang dalam memberi info , bukannya teman kamu kan yang difitnah di sana , melainkan kamu sendiri , ngga mungkinlah orang lain , Reception itu kan tanggung jawabmu, begini saja. Aku juga mau kasih tau kamu bahwa teman - teman kamu itu tidak sebaik yang kamu kira dan lagi khabar yang beredar di luar sana mengenai Jenny kurang baik ,"hah"... Jenny kaget , kurang baik gimana?! Maksudnya!! ,"ya ada kabar miring lah mengenai Jenny , kabar apa !? Jenny tersentak lagi ,khabar kalau Jenny itu "penyuka sesama" , hah...yang benar saja , sahut Jenny melotot ke Gilang , meskipun mata Jenny sipit , tapi dia lucu juga kalau mendelik , pikir Gilang tersenyum samar saat melihat expressi , Jenny. Itu baru salah satunya , jadi kamu harus jaga diri dan sikap kamu baik -baik. Buktinya kamu ngga punya pasangan lawan jenis dan sikap kamu juga "tomboy" , makanya punya pacarlah , celetuk Gilang santai." Aku mau kok jadi pacarmu" katanya , tertawa .Jenny memukul bahu Gilang dengan keras dan berkata " dasar , ambil kesempatan dalam kesempitan". Kalau Jennynya mau , apa salahnya ayo....! Maunya... pekik Jenny senewen.

Ngga mungkinlah kita pacaran , kita kan abang-adek , hahaha kata Jenny , sedikit lebih santai , tapi dia ngga terganggu banget dengan pemikiran di luar sana yang beginilah-begitulah , selama dia nyaman ya , sudah , toh yang tau dirinya adalah Jenny sendiri , mana mungkin dia bisa menyukai sesama , ihhh , Jenny bergidik sendiri . Kesimpulan dari pembicaraan mereka hari ini adalah , 1. Jenny harus lebih memperhatikan sikap dan perkataan , 2 juga hati -hati dalam bertindak , 3 .Jangan terlalu cuek ,hingga kesannya sombong 4.Bila marah Jangan sampai menyakiti hati orang lain ,5.Lebih memperhatikan anak buahnya 6. Jangan terlalu mandiri , me-masyarakatlah . Hhhmmm Jenny puas , dengan pertemuannya hari ini , betul juga yang dikatakan pak Arga ,Jenny harus super hati -hati .

Serius lho Jen , kamu harus ada pendamping , "Ia tau kok , cerewet amat seh", keluh jenny dalam hati , biar bisa berdiskusi dan kemana -mana ngga sendirian lanjut Gilang , dan orang pun , akan menilai dengan sendirinya , ngga mikir aneh-aneh , ini kota kecil , dimana orang masih suka memperhatikan satu sama lain , lagian buat menghindari hal-hal miring dalam pikiran masyarakat pada umumnya . Kamu harus lebih perhatikan sikap teman -teman kamu , ada yang berubah ngga dan anak buah kamu perlu diperhatikan lebih dari biasanya. Jenny manggut-manggut setuju.

Nanti saya minta bantuan teman-teman disini buat jagain kamu , jangan khawatir ya. Mengenai berita-berita yang beredar di luar ngga usah diambil pusing , nanti akan berhenti dengan sendirinya , dan waktu akan menjawab kebenarannya.

Gilang yakin , Jenny cukup kuat dan bijak menanggungnya. Santai bro...ngga usah dipikiri katanya sambil menyentil hidung Jenny.