Ayah Sintia tersenyum manis, karena ia teringat tentang wanita itu. Ia bahkan masih ingat bagaimana wajah wanita itu. sampai sekarang ayah Sintia masih mengangumi dia. Meskipun ia mencintai almarhum ibu Sintia. Ayah Sintia tidak bisa membohongi perasaannya sendiri. Karena memang benar ia tidak bisa melupakan wanita itu.
Bahkan jika ada kesempatan, ayah Sintia ingin sekali bertemu sama wanita pujaan hatinya itu. Ia ingin mengutarakan apa yang ia rasakan saat ini.
Membahas tentang wanita itu, membuat Sintia yakin kalau ayahnya ingin menikah lagi. Tapi ia malu untuk mengakuinya. Karena ayahnya sendiri sangat menjaga perasannya.
"Sayang sudahlah, sebaiknya kamu membahas tentang masalah pernikahan kamu sama Rei. Karena ayah ingin sekali melihat kamu menikah. Dan ayah ingin memiliki cucu dari kamu. Ayah selalu membayangkan ada cucu ayah setiap hari selalu menemani disaat waktu istirahat ayah"
"Ayah kenapa harus membahas saya?"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com