"Jangan! Jangan pukuli Okaasan, kumohon!" Joon mengigau. Ia bangun gelagapan karena mimpi buruk tadi.
Joon melihat sekeliling, ia masih merasa begitu ketakutan dan panik. Ia tidak dapat membedakan yang mana mimpi dan yang mana kenyataan.
Mimpi itu tadi begitu nyata baginya. Joon terbangun di sebuah kamar yang mewah. Namun, dalam bayangannya ia masih berada di dalam ruang sempit dan gelap. Ingatannya masih mengabur. Joon terlihat kebingungan dan masih panik.
Ada seseorang yang mendekat ke arah Joon dan menepuk bahu Joon.
"Kau sudah sadar, Nak? Beristirahatlah lagi! Aku akan memanggil Akiyama-dono di dapur." Seorang lelaki paruh baya berucap, Tuan Fujiwara.
Saat Fujiwara hendak pergi, Joon menahan lengan lelaki paruh baya itu. Joon menggeleng lemah. Air mata perlahan menetes dari mata sayunya.
"Jangan pergi, Jii-chan! Jangan tinggalkan aku sendirian! Aku takut berada dalam ruangan gelap ini." Joon meracau yang membuat Fujiwara mengernyit.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com