webnovel

7. Harus Pergi

Bab 7

Flow sedang tidak sadarkan diri, dan sudah berada dibawa kedalam kamar. Feera nampak cemas dan khawatir tidak ingin meninggalkan Flow sendirian. Waktu sudah lama berlalu dan sudah hampir satu hari berlalu.

Pukul 04.22

Flow mengalami mimpi buruk, ia kembali mengingat saat mengalami kecelakaan di kehidupan sebelumnya. Flow merasakan kengerian dari hal yang pernah dialaminya itu.

Beberapa saat kemudian,

Flow mengalami siuman dan bangun dari tidur panjangnya.

Sedang berada dimana aku saat ini? Tangan kananku sedikit sulit aku gerakkan dan sedikit berat karena Feera tidur diatasnya.

Gadis ini benar – benar lucu dan sepertinya aku telah tertidur dalam waktu yang lumayan lama.

"Terima kasih Feera." Apakah aku boleh mengelus elf imut ini? Hehe.

Tidak aku sangka hal itu membuatnya terbangun, "Flow kau sudah bangun? Kenapa tidak membangunkan aku?" Feera bangun menatap wajah Flow cemas,

Feera sadar dan langsung memeluknya, tubuhnya seperti belum masuk ke masa remaja.

"Tuan putri Feera, maaf telah membuatmu khawatir." Flow mengelus kepala menenangkannya,

"Apa yang terjadi padamu? Mengapa kau tiba – tiba tidak sadarkan diri?" Feera sangat cemas untuk terus menanyakan hal itu terus sepanjang waktu.

"Sebenarnya tuan -"

Feera mendorong pundak Flow berhenti memeluk,

"Tidak, sebelum itu kau boleh memanggil namaku saja. Feera." Ia menyela dengan ekspresi wajah sedikit kesal.

"Baiklah, Feera sebenarnya aku baik – baik saja. Aku hanya sedikit kelelahan. Terima kasih." Flow tersenyum menyesal,

"Kau terlalu banyak bilang maaf dan terima kasih. Aku melakukannya karena aku menginginkannya." Gadis itu memperlakukannya seperti seorang yang selalu salah dengan respon yang ia berikan.

"Tapi, itu membuatmu menjadi putri cantik yang baik hati. Aku menyukainya." Flow merayu dan memujinya akan kebaikan yang ia miliki mencoba membuatnya tenang,

Walaupun Feera mengetahui Flow hanya memuji kebaikannya. Feera tetap merasa tersipu malu dengan ucapan Flow tersebut.

"Feera, apakah kamu membawa sesuatu seperti benda berharga untuk dijual dari slime yang kemarin aku kalahkan?"

Flow penasaran dengan drop item dari monster yang telah ia kalahkan sebelumnya. Karena ia pernah menyesal tidak mengambil apapun dari mengalahkan monster.

"Apakah aku harus membawanya disaat kamu pingsan?" Feera benar – benar memelototinya dan membuatnya takut.

"Hehe, maaf." Tersenyum, terlihat menyesal bertanya,

Feera pergi meninggalkan kamar,

Jika terus seperti ini, aku akan terus merasa bersalah karena telah merepotkan Feera seharusnya aku telah segera pergi untuk menyewa sebuah penginapan. Bahkan, Lens saat ini mungkin sedang menantikan aku untuk segera kembali.

Kemudian, Flow mencoba menggunakan telepati untuk berbicara dengan Lens.

Aku akan mencoba menghubunginya dengan telepati jarak jauh, kuharap ini bekerja ... ... ... ah ini bekerja!

"Lens, dimana dan apa yang sedang kau lakukan?"

---

Di sisi lain...

Lens sedang berlatih memperkuat aliran mana yang dia punya, dia juga melatih sihir milikya menjadi lebih efektif dan kuat. Lens juga berlatih sihir transformasi menjadi manusia untuk bisa pergi kemana saja bersama tuannya.

Lens memang tidak menceritakan latihannya secara rinci dan berfikir itu akan menjadi sebuah kejutan.

---

"Aku sedang berlatih di hutan elf ini. Ada apa menghubungiku tuan Flow?" jawabnya,

Flow menceritakan semua yang telah terjadi belakangan ini kepadanya di Kerajaan Elf tersebut. Flow juga menceritakan dirinya sudah bertambah kuat dari pertemuan terakhir mereka. Serta menceritakan dirinya yang kehilangan kesadaran karena tekanan mental dan shok yang berat.

"Aku juga ingin mengabarimu bahwa aku akan sedikit lama tinggal disini. Dan aku menyarankan dirimu untuk berlatih ditempat lain. Aku akan menghubungimu lagi nanti jika aku selesai dengan urusanku disini."

"Baik, tuan!"

Lens benar – benar mengerti apa yang aku pikirkan tentang ia harus merahasiakan sosok dirinya untuk sementara waktu dari sang putri.

Namun, Lens sedikit melenceng karena menganggap dirinya adalah sosok istimewa yang akan dijadikan sebagai kejutan untuk Feera. Setidaknya seperti itulah hal yang sedang dibayangkan Wyvern itu saat ini.

Aku akan mencoba mengecek lagi status milikku agar tidak terlalu penasaran lagi dan terkejut.

[ Status ] – Membuka status

[ Newbie Adventure ] – Flow Renn

Level : 21

Strenght : 226

Intelligece : 226

Agylity : 226

Vitallity : 226

Sensitivity : 226

Job : ???

Tittle : Penakluk Pulau

Status Point : 40 Tersisa

Setelah memastikannya, tetap saja aku masih belum bisa terbiasa dengan sistem baru yang aneh ini. Untuk sementara aku tidak akan melakukan apapun pada status poin yang aku miliki. Aku sempat mendengar sesuatu seperti mana, itu bisa saja menghubungkan sesuatu seperti sihir di dunia baru ini. Jadi aku akan menyimpannya untuk sementara.

Setelah beberapa saat keluar dari kamar, Feera kembali datang ke kamar dengan membawakan sarapan untuk Flow,

"Flow, aku masuk!" sambil membawa sebuah nampan berisi sarapan dan minum, "Makanlah ini untuk sarapan. Bagaimana keadaanmu?" meletakkan nampan itu dimeja dekat kasur dalam kamar,

"Aku baik- baik saja sekarang. Bahkan aku bisa membunuh monster kuat lagi. Ini berkatmu." Menggenggam tangan Feera bermaksud menggodanya,

Aku benar – benar sangat senang dengan apa yang ia lakukan untukku dan sedikit membuat lelucon itu untukknya.

"Apa? Jangan bicara macam – macam kau!" Feera kembali memelototinya dengan wajah lucunya, walaupun sedikit menakutkan saat ia marah.

Aku harus menghabiskan sarapan yang telah disiapkan ini setelah siuman dengan lahap agar dapat membuat tuan putri senang.

"Terima kasih sarapannya. Ini sangat enak." Sambil menunjukkan mangkuk yang isinya sudah dihabiskan, Flow tersenyum.

"Kau melebih – lebihkannya itu hanyalah gandum dengan protein." Sedikit membantah, Feera juga terlihat menyembunyikan dirinya senang.

Setelah itu, aku mencoba jujur dengan rencanaku kedepannya akan seperti apa.

"Feera jujur saja, sebenarnya aku merasa sangat merepotkanmu. Aku memutuskan untuk berburu dan mengumpulkan uang untuk menyewa sebuah penginapan disini." Flow menjelaskan perasaannya,

"Apa yang kau katakan? Sudah kubilang sebelumnya ini adalah keinginanku sendiri. Jika kau tidak suka berada disini sebaiknya kau katakan itu pada ayahku." Feera sepertinya tidak terlalu mengharapkan kalimat itu keluar dari mulutnya dan mencoba melempar keputusan kepada sang raja.

Flow mengira tuan putri mengalami salah paham dengan yang ia maksud. Dan mengira kemungkinan lain seperti tuan putri mengira dirinya tidak disukai.

Untuk menghindari itu, Flow kembali menjelaskan maksudnya.

"Tidak, bukan itu maksudku. Aku benar – benar senang berada disini dan sangat terbantu olehmu dan Yang Mulia Raja. Tapi, aku tidak bisa terus berada disini merepotkan semua orang. Bahkan, jika diperkenankan aku akan merasa senang apabila kamu mau bertemu denganku lagi disini atau di lain tempat." Dengan wajah cemas dan mencoba myakinkan,

"Jadi seperti itu, baiklah. Kau tetap harus bilang ke ayahku. Karena ayah yang memintamu untuk tinggal." Feera mau mencoba mengerti dan menenangkan dirinya.

Dengan penjelasan singkat itu akhirnya Feera mengaku mengerti walaupun aku tidak yakin ia benar mengerti atau hanya ingin mengakhiri pembicaraan kami.

"Baiklah tuan putri." Menatap dan menundukkan kepalanya, senang Flow

"Panggil aku Feera!" putri menegaskan agar Flow memanggil dengan namanya saja,

"Hehe, baiklah tuan putri Feera." Tersenyum, kembali menatap matanya.

Feera terlihat sedikit merona karena tersipu dan segera pergi untuk melaporkan apa yang aku rencanakan kepada ayahnya.

Beberapa saat setelah ia melaporkan itu, Flow dipanggil Yang Mulia Raja Blann untuk berbicara dengannya berdua saja diruangan pribadi raja.

Di lorong kerajaan,

Sambil menuju ruangan tersebut aku harus menyiapkan berbagai jawaban yang mungkin akan diajukan oleh sang raja kepadaku.

Sampai di ruangan pribadi dan kerja raja,

Aku masuk ke dalam ruangan yang telah di bukakan pintunya oleh penjaga yang ada diluar ruangan.

"Flow, kau sudah disini. Kemarilah, aku ingin membicarakan beberapa hal denganmu." Raja terlihat sedikit senang di mataku dan itu membuatku sedikit penasaran apa yang sebenarnya ingin dia bicarakan denganku.

"Apa yang anda perlukan dariku Yang Mulia?" berperilaku anggun seperti seorang bangsawan saat menghadap raja,

"Apakah aku bisa meminta bantuanmu?" Raja mengajukan sebuah permintaan kepadanya,

"Selama aku mampu, aku akan melakukannya Yang Mulia." Menjawab seadanya,

"Kamu sangat sopan, tampan, perhatian dan peka terhadap kondisi sekitarmu walaupun kamu memang lemah dan aku yakin kamu akan berkembang dan menjadi lebih kuat di masa depan." Ia menyebutkan Flow tampan, dan sebenarnya Flow tidak menyadari hal itu sejak pertama kali tiba di dunia baru ini.

Mentang – mentang aku pingsan saat setelah melawan monster slime. Blann menganggap diriku lemah dan dalam masa pertumbuhan. Tapi aku tidak perlu marah karena tidak merubah fakta aku pingsan hanya karena shok. Selain itu, apakah memang diriku setampan yang ia katakan?

"Aku merasa tersanjung dengan hal itu Yang Mulia." Tersenyum dengan tangan kanan didada kiri dan membungkukan tubuhnya sedikit menundukan kepalanya,

Kemudian Yang Mulia Raja meminta hal aneh untuk diajukan kepadanya.

"Sebenarnya, aku menginginkan kamu menjadi putra angkatku. Sudah lama sekali aku menginginkan seorang putra. Dan saat ini kurasa tuhan mengirimmu untukku." Jelas Raja Blann, tersenyum berharap.

Dari cerita yang pernah aku dengar, sebenarnya Raja ini memiliki tiga orang putri.

Putri pertama, Elva 20 tahun yang diutus ke Kerajaan Rasi atau Kerajaan Manusia untuk menjadi salah seorang Jenderal sebagai bukti aliansi.

Putri kedua, Lia 17 tahun yang saat ini tinggal di Kerajaan Diffunity sebagai murid Akademi Sihir.

Putri ketiga, Feera 14 tahun yang paling berbakat bahkan telah menjadi seorang petualang Rank Class 2.

Namun, raja sebenarnya sangat mendambakan untuk memiliki seorang anak laki – laki. Dan saat ini, ia merasa telah menemukannya pada Flow.

Aku merasakan sepertinya Raja merahasiakan hal ini dari keluarganya dan harus memastikannya.

"Apakah ini adalah rahasia?" Flow bertanya setelah memastikan kembali tidak ada siapapun di dalam selain mereka berdua.

"Kamu adalah orang yang cepat mengerti nak. Itulah mengapa aku menginginkanmu untuk menjadi putraku. Sebagai balasannya kamu boleh menikahi putriku saat dewasa nanti asalkan kamu mau menganggapku sebagai ayahmu. Jadi, kamu tidak perlu pergi dari sini. Tinggalah untuk sementara waktu." Terlihat dari pancaran mata yang diberikan seperti seorang ayah yang sedang berharap sesuatu dari anaknya mata itu memandangnya seperti itu.

Saat ini, Flow Renn merasa tidak bisa menerima tawaran itu dan menolaknya.

"Aku sangat senang dengan tawaranmu itu. Aku bukanlah seorang bangsawan ataupun petualang terkuat. Aku hanyalah orang yang selalu merepotkan kalian. Aku merasa tidak pantas saja saat ini." Tolaknya dengan lembut,

"Saat ini? Oh jadi itu maksudmu ingin pergi. Aku mengerti. Tapi, aku ingin kau tetap menganggapku sebagai ayahmu." Raja benar bersikeras membujukku, dan sebaiknya aku mengikutinya selama itu bukan hal buruk.

"Baiklah. Jika itu yang anda inginkan." Flow terbujuk, ia merasa kasihan.

Seorang Raja dari Kerajaan Elf itu dengan senangnya langsung memeluk putra angkatnya yang baru.

"Aku ingin memberi saran untukmu Flow. Jika kamu benar – benar ingin pergi maka sebaiknya, kamu tinggal disini setahun lebih lama lagi." Ekspresi yang ditunjukkan adalah memberitahukan sesuatu yang menarik baginya untuk orang lain,

"Mengapa aku harus melakukannya Yang Mulia?" singkat ia bertanya,

"Ehhem. Kamu boleh memanggilku ayah. Aku rasa itu cukup agar kamu bisa mengatur manamu agar lebih stabil. Kamu memiliki mana yang cukup besar dan tidak membuat orang yang merasakannya merinding malah membuat tenang. Awalnya, kupikir kau akan baik baik saja dengan mana yang terus terusan keluar itu. Tapi setelah meilhat kamu pingsan kemarin, aku merasa kamu harus mengaturnya agar kamu tidak kehabisan mana dan tidak sadarkan diri seperti sebelumnya." Jelas singkatnya, meminta Flow memanggilnya ayah.

Nampaknya, selain terkejut ada faktor lain yang membuatku pingsan dikejadian sebelumnya. Mana yang aku miliki terus – menerus keluar sejak datang ke dunia ini sampai saat aku pingsan. Dari penjelasan Blann, aura mana besar yang terus - menerus dikeluarkan seharusnya menakutkan bagi orang yang merasakannya.

Namun, mana yang aku miliki tidak menakutkan bagi orang lain dan malah berefek sebaliknya. Jadi, sampai saat ini banyak orang yang telah mengabaikan aura milikku. Informasi ini sungguh berguna sebaiknya aku berterima kasih.

"Terima kasih, aku jadi sedikit mengerti dengan apa yang telah terjadi kemarin. Aku akan menurutimu ayah. Aku akan mencoba mengendalikan dan membatasi mana yang keluar." Flow merasa senang dengan informasi barusan,

"Aku sangat senang mendengarnya. Besok, mintalah Feera untuk mengajarimu." Raja Blann senang dan mengarahkanku untuk berlatih bersama Feera,

Percakapan berakhir,

Flow kembali ke kamarnya dan memutuskan akan berlatih esok.