pagi-pagi sekali kakek sudah sangat tampan. kakek mengelus rambutku mencium keningku. kamu juga kelihatan cantik sayang. kamu udah siap. aku mengangguk. perjalanan bisnis sekarang ke mana kek? nanti kamu juga tau. aku balik kanan menuju meja makan. kakek tersenyum dengan tingkahku. di pesawat aku malah melihat sandi dan kakeknya di samping kursi kami. J. sambil cowel pundakku. aku tersenyum padanya. kakek.....kakek mau perjalanan kemana? tanyaku pada kakek rey. sama denganmu. aku menunjuk diriku sendiri. seorang pramugari mengumumkan keberangkatan dan lain sebagainya. aku baru tau kalau kami akan ke singapur. kakek....
kakek tau kamu akan seperti ini. makanya kakek tidak mengatakannya. kamu tidak bisa kabur J.
sesampainya di singapur kakek membawaku ke rumah kak luis. kak luis membuka pintu rumahnya. kakek. sapa kak luis. aku menarik belakang baju kakek. baru kak luis menyadari kehadiranku. kakek membawaku masuk. kek. dia siapa? tanyaku saat kak luis menyediakan minuman pada kami. sejenak kak luis terdiam dan meletakkan minuman ke atas meja. kakek heran dengan pertanyaanku. kamu tidak ingat? kakek melirik kak luis seperti meminta penjelasan. kakek menyuruhku untuk masuk kamar. mereka mulai ngobrol dengan serius berdua. di kamar aku seperti mengenal susunan setiap sudut kamar. dan seperti ada yang hilang entah apa. pagi sekali kakek membangunkanku mangajakku makan bersama. aku berbisik. kek. dia siapa? dokter pribadimu. namanya dr. luis. aku mengangguk mengerti. dr. luis memberikan aku telur. aku menerimanya tapi tidak aku makan. aku hannya memakan makanan yang di beri kakek. kamu tidak makan telur? aku menggeleng. kakek akan pulang. kamu di sini baik-baik y? aku kenapa di tinggal kek? kakek ingin memulihkan ingatanmu. aku tidak lg amesia kek. kakek tau. maka kamu harus menikmati harimu disini untuk mengingatnya.
di rumah ini aku merasa tidak nyaman. seperti ada yang mengganggu tapi apa? aku tidak tau itu apa. seharian aku di kamar dan dr luis mengetuk pintu untuk mengingatkanku meminum obat. boleh aku masuk? silakan dok. sudah waktunya kamu minum obat. baik. aku meminum obatku. dr luis mencoba mengelus rambutku tapi aku menghindarinya. aku menatapnya yang bertingkah aneh. ah.... maaf. saya sudah terbiasa akan itu. aku hanya mengangguk. saya akan ke rumah sakit. kamu tidak apa-apa di sini sendiri? aku mengangguk. ya..... aku sendirian sekarang. aku pingin masak mie tapi mienya terlalu tinggi. perutku malah keroncongan. bel rumah bunyi aku membukanya dan......
maaf cari siapa ya? rey masuk dengan paksa. menutup pintu menarikku dekat sofa. kamu.....
apa benar kamu tidak mengingatku? aku ingat...kamu yang ngaku-ngaku pacar aku kan. aku bukan ngaku-ngaku pacarmu. tapi aku benar pacarmu. lah perutku malah bunyinya pake besar lagi. rey memegang perutnya. itu perutku... senyumku. bisa bantu aku ambil mie di atas. rey mengambilkannya dan memasaknya. saat makan. rey.... kamu tidak marah saat aku pergi tampa kabar 2 tahun yang lalu? rey menatapku. karna kamu mengingatkannya aku akan bahas sekarang juga. apa kamu benar tidak ingat aku? aku ingat kamu. tapi bukan sebagai pacar.