'Luka di perutnya cukup dalam dan lebar sampai ke punggung. Tapi sudah kami lakukan tindakan, bahkan sudah tranfusi darah. Pasien sedang dalam masa-masa kritis, tugas anggota keluarga tinggal berdoa.'
Masih terekam jelas perkataan dokter tadi di dalam otak Reva. Dia memang tidak memberi respon, tetapi telingnya mendengar. Hati Reva sangat sesak, sangat sakit. Kenapa di hari kebahagiaan harus ada musibah seperti ini? Apa ini efek kemurkaan Tuhan pada mereka berdua?
Tidak perduli tubuhnya lemas, Reva tetap memaksakan untuk menemui Sean di dalam ruang ICU. Berkali-kali Reva memohon, tetap saja dia belum mendapat izin masuk. Selain kondisi Sean belum stabil, kondisi tubuh Reva pun sedang tidak baik-baik saja. Saat ini yang bisa Reva lakukan hanya melihat dari celah jendela.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com