Ardhan yang kembali merasakan rasa panas pada wajah akibat tamparan keras dari calon ibu mertuanya yang terlihat sangat membencinya, membuat ia ingin menguraikan kesalahpahaman itu dengan mengatakan semuanya.
Namun, belum sempat ia membuka mulut, lagi-lagi suara bariton dari sang ayah mertua yang mengeluarkan ancaman, tidak bisa membuatnya berbicara.
Tidak ingin menyulut api amarah sang ayah mertua, Ardhan hanya menundukkan kepala dan membiarkan pria paruh baya itu selesai meluapkan amarah. Rencananya adalah akan membuka suara begitu pria yang sudah dianggapnya seperti ayah sendiri tersebut selesai berbicara.
Tentu saja ia hanya membiarkan dihina habis-habisan karena menganggap itu adalah sebuah bentuk kasih sayang pada Zelyn. Ia sadar bahwa kasih sayang pasangan suami istri itu teramat besar pada Zelyn dan sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka hanyalah orang tua angkat.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com