Lucy menahan emosinya yang tertahan, dirinya mencoba mengendalikan sebelum akhirnya, mendengar ucapan Antony yang membuat hatinya meledak.
"Cukup ton ! ini urusan kami ! ."
Terlihat sekali Lucy tengah menahan airmatanya, matanya berkaca-kaca. sekuat tenaga Lucy mengigit bibirnya, mencoba bersabar untuk memaki Antony.
"apakah aku salah berbicara ? seharusnya kamu tau aku mengatakan sebuah fakta Luc ."
"Ternyata kamu juga bisa menyerang Lucy ya ton ? aku pikir kamu begitu mencintainya, sekarang aku sudah tau kamu hanya seorang pecundang !."
Sam memperlihatkan ketidak sukaannya pada cara bicara Antony saat ini.
"aku bersedia untuk melakukan Tes DNA untuk Collin, tapi dengan satu syarat ! ."
Hanna mencoba merencanakan sesuatu sebagai jalan keluar bagi dirinya.
"apa itu katakan ! ," Sam menatap datar ke arah Hanna.
" jika Collin terbukti positif adalah darah dagingmu, maka tidak ada alasan kamu menolak ku dan dia untuk tinggal bersama mu. dan kedua, jika Collin tidak menginginkan Lucy, maka kamu bisa memilih untuk menceraikannya dan menikah denganku ! bagaimana apa kamu setuju ? ," Hanna terlihat licik sekarang menatap ke arah Sam dan Lucy.
"aku tidak akan menceraikan Lucy walau Collin tak menyukainya, bagaimanapun Lucy memiliki Hak untuk memenangkan Hati Collin, akupun memiliki satu persyaratan kepadamu. jika anak itu terbukti positif, sebagai permulaannya dia akan tinggal bersama ku selama 3 bulan kedepan untuk beradaptasi tanpa kamu disisinya. Jika dalam 3 bulan tidak berhasil, kamu boleh datang dan tinggal di kediaman Lewis untuknya, hanya sebatas itu saja !," Sam menjelaskan dengan sangat rinci pada Hanna.
"kamu ! 3 bulan, apa kamu sengaja melakukan itu supaya Lucy bisa mendekatinya !," Hanna tak percaya dengan apa yang dipikirkan oleh Sam.
"dia akan belajar mencintai Lucy, kamupun harus belajar mengerti posisimu saat ini ! ," Sam kini berjalan menggiring Lucy untuk keluar dari kediaman Hanna.
"kalian, tapi tidak semudah itu mendapatkannya !," Hanna menggertak Sam.
"kami sudah selesai bicara sekarang, jika kamu bersedia, bawa anak itu lusa ke kediaman ku. Kita akan pergi bersama ke rumah sakit, kamu boleh memilih dokter manapun yang akan menguji hasil tes itu dengan syarat tanpa rekayasa DNA !," Sam memperingatkan Hanna agar tidak menipunya kali ini.
Antony hanya menatap mereka tanpa ekspresi, sejujurnya Antony hanya bersikap tangguh saat ini. Antony berusaha keras menerima status Lucy saat ini sebagai istri Sam. Matanya menyimpan banyak perasaan terhadap Lucy, perkataan menyakitkan itu sengaja keluar untuk memberi tanda pada Lucy bahwa dirinyalah yang seharusnya di samping Lucy.
Sam dan Lucy berlalu dari kediaman Hanna, Lucy pun masih terluka. terlebih dari omongan Antony barusan. Dirinya masih memegangi dadanya hingga dalam perjalanan pulang.
Sam menatap wajah Lucy yang terpantul dari kaca mobil. Sam bertanya pada istrinya itu mengapa dia memeras dadanya.
"sayang hentikan melakukan itu, kamu tidak harus mendengarkan omong kosong mereka, untuk apa kamu merasa sakit ? itu hanya membuat mereka merasa puas."
"Sam benarkah yang di katakan oleh Antony ?, saat mendengar ucapannya tadi, aku menjadi merasa seperti seorang pencundang ."
"seharusnya tadi kamu diam dirumah, aku sudah mengatakannya padamu, jika kamu harus menyiapkan mental mu dan menahan semua intimidasi mereka ! tapi yang kamu lakukan tadi, dengan kata-katamu itu cukup mengesankan menurutku."
Sam mengacungkan jempolnya pada Lucy, membangkitkan semangatnya seketika itu juga.
Sesampainya di kediaman mereka, tiba-tiba saja Sam menggendong Lucy yang berjalan lemas.
"jangan memikirkannya lagi, aku akan mengurus semuanya. kamu tak perlu cemas,"
"huum !," Lucy menganggukan kepalanya seraya melingkarkan pergelangan tangannya di leher Sam.
Sedangkan Hanna dan Antony masih merasa tidak nyaman dengan peristiwa tadi, Hanna hanya memukul-mukul telapak tangan dengan kepalan tangannya yang lain. Dirinya berjalan mondar-mandir memikirkan langkah yang harus mereka tempuh, sedangkan Antony menggosok keningnya yang sedikit penat mengingat ekspresi Lucy yang terluka, akibat kata-kata dari mulutnya.
------------
Hari yang di jadwalkan akhirnya tiba juga, Sam telah memilih sebuah rumah sakit Elit di Grandia, dan meminta Hanna untuk memilih dokter untuk melakukan uji tes DNA pada Collin.
Collin terlihat tenang, dia hanya anak kecil yang tengah sibuk dengan mainannya, Sesekali Collin memanggil Sam untuk bermain bersamanya.
"Daddy ? bisakah kamu menemaniku bermain ?," tatapan Collin terlihat penuh harapan.
"sebentar lagi kita akan melakukan tes, berhentilah bermain dan duduk dengan tenang. Selesai ini aku akan membelikan mu semua mainan yang kamu inginkan !," Sam masih bertindak dingin dengan Collin.
Lucy yang melihat tindakan kaku Sam tersebut berusaha mencairkan suasana.
"Collin bolehkan bibi menemanimu bermain ?," Lucy melemparkan senyum seramah mungkin.
"Bibi siapa ? kata ibuku aku tidak boleh bermain dengan orang asing, aku hanya boleh bermain dengannya dan Daddy !," Suara polos Collin terdengar manis tapi sesuatu mengganggu pikiran Lucy.
"aku adalah istri Daddy, Bibi Lucy bukan orang asing. Sebentar lagi kita akan menjadi satu keluarga !," Lucy mengontrol dirinya untuk mendekati Collin.
Hanna yang memperhatikan mereka, menertawakan Lucy saat itu juga dalam batinnya.
"ha ha ha ha ! sungguh naif dirimu. apa kamu pikir kamu bisa memenangkan hati Collin ."
30 menit kemudian, Sang Dokter yang di pilih memanggil Sam dan Collin untuk melakukan proses pengujian. Hanna,Lucy dan Antony menunggu merek di luar. Saat Sam tak berada di sampingnya, Antony berusaha mengintimidasi Lucy kembali.
"Luc, masih belum terlambat ! ."
"jangan mencoba untuk mencuci otakku Ton, aku tahu yang kamu pikirkan saat ini. Aku rasa sudah cukup basa-basinya !," Lucy menjadi sedikit jutek pada Antony.
-------------
Setelah Sam dan Collin selesai melewati prosedur pengujian, mereka keluar bersama dengan wajah tenang.
"Momy !," Collin merentangkan tangannya meminta Hanna menyambutnya. Sam pun menyerahkan Collin pada Hanna, namun ada pemandangan yang lain di mata Lucy, saat melihat hal itu.
"mereka bertiga terlihat seperti satu keluarga ," tiba-tiba saja kepedihan mulai terasa dalam hati Lucy.
"aku sudah selesai, ayo kita kembali ! dokter Gerry akan mengirimkan hasil tesnya ke kediaman kita jika sudah keluar ," Sam mengatakan bahwa mereka bisa menunggu hasilnya dengan tenang.
"Baik !," Lucy merangkul lengan Sam.
"kami akan pergi, Hasil tes akan dikirimkan ke kediaman kami. setelah kami mendapatkan hasilnya, aku akan menghubungi kalian !," Sam terlihat Acuh dan berbicara tanpa menatap mereka berdua.
"baik, kami akan menunggu hasilnya !," Hanna hanya menundukan wajahnya seraya memeluk Collin dengan erat dalam rangkulannya.
Sam dan Lucy pun pergi dari hadapan mereka meninggalkan rumah sakit.
Saat di mobil.
"Sayang, aku ingin membawamu kesuatu tempat !," Sam memberikan clue pada Lucy.
"ehm, kemana ?,"wajah Lucy terlihat bingung.
"kita akan pergi merefresh pikiran kita sejenak, bagaimana ?," Sam tersenyum manis pada Lucy.
"apakah kita akan pergi ke Taman bermain ?," ternyata Lucy mampu menebak pikiran Sam.
"hei ! bagaimana kamu bisa membaca pikiranku sayang ?," Sam tertawa.
"aku hanya sedang memikirkan sesuatu yang menyenangkan saat ini ."
"baiklah, kita akan menghabiskan hari ini untuk bersenang-senang disana !," Sam terlihat sangat senang.
Lucy menganggukan kepalanya tanda setuju.
-------------
Satu harian Sam dan Lucy bersenang-senang, dan mencoba semua wahana di sana layaknya orang yang sedang berkencan. Tak lupa mereka berdua mengganti setelan mereka dengan kaus Couple ala pasangan, memakan Gulali dan menaiki Biang Lala. Lucy terlihat sangat bahagia, saat ini Sam menatapnya dari balik pagar pembatas Biang Lala yang berputar. Sam mendapatkan ketenangan batin saat melihat Lucy tersenyum riang.
Seharian bersenang-senang membuat mereka merasa sangat lelah, dan memutuskan untuk segera pulang dan istirahat. langkah Lucy tertatih akibat rasa pegal di betisnya. Kemudian Sam menawari Lucy untuk naik ke punggungnya hingga di mobil.
"naiklah, aku akan menggendong mu sampai ke mobil !."
"iya, bukankah ini pertama kalinya aku naik ke punggungmu sayang ?,'' Lucy merasa terharu.
"cepatlah, bukan saatnya bersikap dramatisir sayang, ini hanya sebuah tindakan biasa ."
Semua orang yang melihat hal manis itu, menjadi sangat kagum dengan tingkah mereka.
"pasangan anak muda ini membuat orang tua seperti kita iri saja ! ," sepasang Lansia yang tengah berjalan bersama cucunya itu tersenyum melihat mereka.
"romantis sekali, sekarang sudah jarang kita bisa melihat pasangan yang sangat mesra seperti ini ?," yang lainnya ikut berbisik-bisik.
mendengar itu wajah Sam dan Lucy terlihat memerah dengan perasaan malu, namun meski begitu kepercayaan diri Sam sangat tinggi, dia tetap mengangkat kepalanya dan membalas tatapan semua orang yang tengah memandang mereka, Lucy justru sembunyi di balik bahu Sam.
------------
Beberapa hari kemudian, seorang perawat mengantarkan hasil uji lab untuk Tes DNA milik Collin dan Sam.
Sam menerimanya dengan perasaan was-was, dirinya menatap dalam-dalam map berwarna cokelat itu.
"ada apa Sam ? kenapa tidak membukanya ?," Lucy menepuk bahu Sam.
"ah, tidak ! aku akan membukanya sekarang ."
Sam mengeluarkan kertas lab tersebut dengan hati-hati dan membacanya dengan seksama.
Dan hasilnya menunjukan bahwa 95 persen Collin adalah darah daging dari Sam. Wajahnya terlihat dingin membaca hasil tersebut, dan kembali menatap Lucy.
"tidak apa, tidak perlu khawatir ! dia adalah anakmu bagaimanapun juga, meski dia terbukti sebagai darah dagingmu aku akan menganggapnya sebagai anak kandungku sendiri, aku juga ikut bertanggung jawab atas dirinya !," Lucy memberikan pengertian untuk Sam.
mendengarkan ucapan Lucy tersebut, Sam menjadi tenang dan meraih kening Lucy lalu menciumnya dengan mesra .
to be continued.....