Sementara di nun jauh disana seorang pria tampan berumur 27 tahun, marah dan gelisah. Karena bulan perak di bulan purnama kurang dari 3 hari lagi, sedangkan gadis itu hilang belum ditemukan. Ia benar-benar gusar. Tak mungkinkan? Ia kembali kemasanya tak membawa permaisurinya? Walaupun di istananya, ada beberapa selir. Tapi..entah kenapa mereka dikatakan mandul, hanya wanita terpilih yang dapat melahirkan putra mahkota. Ini semua gara-gara pohon teleport itu kalau tidak ia sudah memboyong permaisurinya ke istana. Sekarang entah di mana dia sekarang? Haach susah bertahun-tahun ia cari sang permaisuri dan hasilnya nihil. Sekarang setelah ia mendapatkannya ia malah melarikan diri di bawah hidungnya?.
Seorang kasim tergopoh-gopoh menghampirinya.
"Yang mulia, gadis itu sudah ditemukan. Ia kembali ke rumah orang tuanya di indonesia."
"Jemput dia, kalau perlu culik dan bawa kemari segera kita tidak ada banyak waktu"
"Yang mulia itu tidak bisa, lebih baik kita kesana dan melakukan ritual kilat disana saja"
"Benar, kita sekarang keindonesa menjemput permaisuri."
"Baik yang mulia "
●●●●●●●◎◎◎●●●●●●●
Beberapa hari ini faiza mengurung diri di dalam kamar nya, tak ada seorang pun yang ia perbolehkan masuk.
Sekarang ini ia sedang berguling -guling di atas kasurnya sambil memandangi gelang dan cincin unik bermahkotakan bunga yang cantik, terkadang ia berhalusinasi bahwa dua benda itu mengeluarkan cahaya seperti sekarang ini, tapi..itu benar-benar indah.
Ia membayangkan dirinya sedang bebaring di padang rumput dan bunga yang bermekaran di temani dengan minuman dan cemilan menikmati pemandangan indah, melupakan kegundahan hatinya. Iapun mendesah panjang.
Perlahan ia membuka matanya, matanya melebar takjub. Melihat pemandangan didepannya . Ini...seperti mimpi... apa yang ia lihat seperti yang dia bayangkan. Padang rumput dan bunga terbentang luas, dan di dekatnya ada poci keramik dan cawannya .
Ia mencubit tangannya menyadarkannya dari mimpi indah ini. Tapi..Ia merasakan sakit cubitannya berarti semua yang dilihatnya itu nyata?
"Ya Rob, apa yang terjadi? Kenapa aku disini? Tadi... aku hanya membayangkan dirinya sedang berada di padang rumput dan bunga, dan menjadi kenyataan. Tapi...ini dimana?" Iapun bangkit dengan baju tidur yang masih melekat ditubuhnya, sebuah gaun tidur yang sedikit terbuka.
"Ini... dimana? Ya ampuun...Ini di tengah hutan? Ini hutan yang waktu aku di kurung pria mesum itu" ia berbalik untuk pergi, tapi Tiba-tiba berhenti." Kenapa gue bodoh? Tadi kesini dengan membayangkan tempat ini, jadi... bayangin aja kamar gue" Faizapun memejamkan matanya membayangkan kamarnya, tapi ia tak tahu jika ada orang yang mendekatinya dan memukul tengkuknya. Iapun pingsan.
●○◎○●
Sedangkan Juan Shi sudah berada di indonesia, ia menyamar sebagai tukang listrik untuk menculik Faiza, tapi ia dikejutkan jika gadis itu tiba-tiba menghilang seperti di hutan dulu, ketika ia akan menangkapnya. Karena orang yang dia cari tidak ada, iapun pergi.
Sedangkan di kamar Faiza yang sudah kosong ditinggalkan Faiza yang teleportrasi dengan tak ia sadari.
Faiza dulu tiba-tiba muncul di dalam kamarnya yang terkunci dari dalam. Dan sekarang ia menghilang dari kamar yang terkunci tidak ada jejak orang keluar dari kamar, Karena semua pintu dan jendela terkunci , begitu pula pintu kamarnya. Satu rumahpun gempar dan calon tunangan nyapun juga ikut panik. Mereka merasa aneh dengan kejadian yang menimpa putri mereka, seperti di culik jin.
Juan Shi pun Ia dapat kabar dari orang yang menunggu di kediaman ditengah hutan, jika ia menangkap seorang gadis seperti gadis yang dicarinya. Iapun bergegas kembali kechina, karena besok malam adalah bulan purnama perak. Ia harus menyempurnakan malam pengantinnya di malam itu juga.
✩★♡★✩
Gadis yang berbaring ditempat tidur itupun membuka matanya yang indah.
"Ini dimana? Seperti familiar. "Pandangan nya tertuju ke bingkai lukisan laki-laki yang ia benci.
"Apa! Kenapa gue balik kesini lagi...padahal gue mbayangin kamar gue sendiri...eh..tunggu-tunggu, sebelum tak sadar seperti ada orang yang memukulku dari belakang tengkuk gue. Sssss benar..leher belakang ku sakit."
"Ach...nona sudah sadar? Pangeran akan segera datang."
"Tak butuh, aku ingin pulang"
"Tidak semudah itu nona. Ach iya, sementara ini anda tidak bisa teleport, karena ruangan ini sudah dimantrai "
Pelayan itupun pergi setelah meletakkan makanan diatas meja.
"Ach sial, kenapa ini terjadi padaku, aku gak mau jadi hewan ternak untuk pengembang biakan keturunannya!"
"Apa yang kamu katakan gadis pembangkang. Setelah berani kabur dari zhen ini?"
"Sekate lo aje, gue kagak mo jadi budak lo"
"Apa yang kamu bicarakan? Bicara yang jelas jangan bicara bahasa yang tidak zhen mengerti."
Faiza hanya membuang muka kesamping.
Juan Shi mendesah, dan duduk disamping Faiza dan meraih tubuhnya kepelukannya.
"Zhen ini sangat merindukanmu..permaisuriku" bisiknya.
Faizapun menegang, ia tak berani bergerak.
Juan Shi mengambil kesempatan ini membaringkan tubuh Faiza di tempat tidur. Dan menciumnya dalam.
Faiza yang sadar dengan apa yang coba dilakukan Juan langsung menendang pisang panjangnya dengan lututnya sangat keras. Juan pun meraung dan melolong sambil memegangi pisangnya itu. Kenapa ia jatuh ke trik yang sama oleh bocah ingusan ini? Arrrg...ini benar-benar menyakitkaaaaan...!!!
"Rasain, om-om mesum!" Hardiknya puas melihat tingkah Juan yang berguling-guling kesakitan.
Buhahahahaa..
"Kau benar-benar kurang ajar, bila zhen tidak bisa membuahimu kamu harus tanggung jawab!"
"Itu malah beneran buat gue, gak jadi budak hewan ternak lo!"
"Paman Du!!, persiapan ritualnya sudah siap!?" Teriak juan.
"Sudah yang mulia, malam ini bisa langsung di laksanakan."
"Bagus, jaga dia jangan sampai melarikan diri. Dan dandani dia dengan cantik"
"Baik yang mulia"
Juan Shipun keluar dari kamar Faiza dengan tertatih-tatih, berjalannya seperti bayi yang baru belajar berjalan. selakangannya berdenyut menyakitkan sekali, tendangan Faiza sangat dahsyat.
Malam bulan purnama perak sudah beranjak dari pembaringannya, Faiza sudah didandani dengan gaun pengantin merah ala china, dia tampak cantik menawan. Ia tak bisa bergerak sedikitpun karena tendonnya telah ditotok oleh paman Du.
Setelah upacara pernikahan selesai, ia diantar dikamar pengantin untuk menyempurnakan pernikahan. Wajah Faiza penuh horor, ia ingin melarikan diri dari pernikahan ini. Menurutnya pernikahan ini tidak sah. Banyak perbedaannya dari Juan dan dirinya. Apalagi kepercayaan agama. Yaa Rob tolong hambamu ini..." doanya dalam hati. Mulutnya dan tubuhnya tidak bisa bergerak sedikitpun . Ia sudah dibaringkan di tempat tidurnya oleh juan shi. Selembar demi selembar pakaiannya dilucuti oleh Juan sampai tak ada sehelai benangpun ditubuh keduanya. Di luar para tetua dipimpin oleh paman Du membacakan mantra kuno, gambar aray kuno di sekeliling kediaman itupun bersinar.terang selama sepuluh menit. Dan... semua yang ada di sana hilang tanpa bekas, yang tersisa kesunyian malam.
Faiza tidak bisa berbuat apa-apa lagi, kehormatan yang ia jaga selama 15 tahun telah direnggut oleh laki-laki asing yang baru ia temui. Berawal dari voucher liburan itu berubah jadi mala petaka untuknya. Juan shi terus menyetubuhinya tak ada hentinya sampai ia pingsan, dan ia tak tahu apa-apa lagi.
Sedangkan Juan Shi Ia sangat puas dengan Faiza yang masih perawan, dan beda dari para selirnya. Hatinya seperti akan meledak setiap kali ia menyentuh gadis di bawah tubuhnya.
Membuka mata, faiza merasakan seluruh tubuhnya remuk redam, apalagi Selakangan nya. Di dekat tempat tidur duduk dua pelayan cantik yang menungguinya.
"Permaisuri akhirnya anda bangun juga, yang rendah ini akan membantu permaisuri untuk membersihkan diri"
Faiza hanya diam dan membiarkan dua orang itu membawanya ke kolam pemandian yang ditaburi kelopak bunga. Air hangat menyentuh kulitnya yang putih dan lembut tapi dipenuhi bercak merah perbuatan Juan Shi.
Air matanya mengalir deras, ia tak pernah menangis , ia benar-benar merasa hina. Tak ingin lagi hidup dengan laki-laki yang memporak-porandakan hidupnya. Ia benci Juan Shi sampai ketulang sumsumnya.
Hari itu ia habiskan untuk menangis sepuasnya, esok hari ia akan bangkit jangan sampai ia terpuruk dan dirinya merugi.