webnovel

goyah

Kembali lagi ke saat ini ...

Mama Hana mengunci rumahnya. Mereka berlima berjalan menuju tempat Jung Kook memarkirkan mobilnya.

"Mama duduk di depan aja," ucap Hana. Hana lalu duduk di kursi paling belakang.

Jung Kook melihat ke arah Hana yang sedang melihat ke arah Yoon Gi. Sedangkan Yoon Gi masih mencerna apa yang terjadi.

Hana berkata dalam hatinya ~ Jika saja kami mengetahui hal ini sejak dulu, aku mungkin akan tetap bersama Yoon Gi oppa. Aku nggak perlu jatuh dan putus cinta dengan Tae oppa dan Nam Joon oppa. Dan novel ini mungkin judulnya jadi Oh My Yoon Gi.

Mobil Jung Kook berhenti di depan tempat kerja mama Hana.

"Halmi ... Bye ... Bye ..." Kiki melambaikan tangannya ke arah neneknya yang baru saja turun dari mobil.

"Bye ... Bye ..."

Jung Kook melajukan mobilnya menuju apartemen Yoon Gi.

Noona ...

Aku cemas.

Sangat cemas.

Bagaimana kalau Noona dan Yoon Gi Hyung ...

Secara Yoon Gi Hyung itu lebih dari aku.

Sangat lebih.

Yoon Gi Hyung itu punya rumah, punya mobil, punya banyak uang, belum lagi royalti dari lagu yang ia ciptakan yang masih bisa didapatkan oleh keluarganya selama 70 tahun sejak kematian sang penulis lagu.

Sedangkan aku ...

Rumah masih sewa.

Kalau aku meninggal, Noona nggak akan dapat uang lagi.

Hidup Noona akan jauh lebih baik jika Noona bersama Yoon Gi Hyung.

Jauh di dalam dasar hati Hana, ia masih menyimpan cinta untuk Yoon Gi. Cinta yang terpaksa dipendam dalam-dalam karena ia dan Yoon Gi masih sepupu. Bagi Hana, Yoon Gi itu cinta pertama dan akan menjadi cinta terakhirnya saat mereka berpacaran dulu. Begitu juga dengan Yoon Gi, baginya Hana itu wanita pertama dan terakhirnya.

Tapi ...

Aku sudah memilih Jung Kook.

Hana melihat ke arah Yoon Gi ~ Oppa ... Bagaimana hubungan kita selanjutnya? Apakah masih seperti saat sebelum kita mendengar kabar ini?

Mobil Jung Kook sampai di apartemen Yoon Gi. Yoon Gi pun keluar dari mobil.

"Bye ... Bye ..." Kiki melambaikan tangannya.

"Bye ... Bye ... Jung Kook ... Gomawo ..."

Yoon Gi memasuki gedung apartemennya. Hana berpindah tempat duduk menuju ke samping Jung Kook.

Jung Kook pun mengemudikan mobilnya menuju ke rumah.

Aku hanya harus melakukan yang terbaik buat Noona.

Aku hanya harus bekerja lebih keras lagi supaya semua kebutuhan Noona bisa terpenuhi.

Mereka pun sampai.

🌼🌼🌼

"Noona ... Aku pergi latihan." Jung Kook pamit.

"Ikut ..." Kiki ingin ikut.

"Kiki mau ikut?"

"Iya ..."

"Ijin ke eomma dulu."

"Eomma ... Ikut appa. Boyeh?"

"Boleh ... Eomma siapin keperluan Kiki dulu."

Hana mulai menyiapkan popok, tisu basah, termos berisi air panas, susu bubuk dan gelas yang tertutup. Memasukkannya ke dalam tas.

"Kookie ... Jangan lengah. Awasi Kiki terus. Aku takut Kiki hilang."

"Iya ... Aku pergi dulu."

"Eomma ... Bye ... Bye ..."

"Bye ... Bye ..."

Aku sendirian lagi. Mungkin ini maksud Jung Kook pengen punya anak lagi supaya aku nggak sendirian di rumah. Supaya ada yang nemenin aku di rumah.

Hana mulai berberes rumah. Membersihkan dan merapikan apa yang perlu dibersihkan. Ia harus menyibukkan diri supaya tidak memikirkan apa yang tadi dikatakan oleh mamanya.

Tak ada kata mundur ke belakang lagi.

Yoon Gi oppa itu hanya sebatas oppa.

Aku cuma boleh memikirkan Jung Kook.

Tapi ... Tapi ...

Hana melihat cincin kawinnya. Tanda ia sudah menjadi milik Jung Kook. Tidak mungkin ia menyakiti hati Jung Kook dengan mencintai pria lain seperti yang pernah ia lakukan dulu.

Kookie ...

Tolong aku.

Kuatkan hatiku.

Aku mulai goyah.