Bawah? Aman.
Pintu? Aman, sudah terkunci.
"Bentar dong. Lo jangan buru-buruin gue! Ini nunggu aman dulu!" Riv menempelkan ponselnya diantara telinga dan bahu. Lalu kembali memastikan keadaan aman.
"Yeu, ini gue lumutan nunggu di depan," jawab Pra dari seberang sana.
"Salah siapa datang kecepatan?" Riv menyalahkan Pra karena memang Pra datang dua puluh menit lebih cepat dari janjian awal.
"Okelah salah gue. Yang penting sekarang buruan!" Riv mematikan teleponnya. Kecerewetan Pra bisa membuat kupingnya terbakar.
Riv menghela napasnya lalu meringis menyadari dari lantai dua ke bawah lumayan tinggi. Riv mengeratkan seprai yang diikatkannya di teralis. Kalau tidak pengin sekali nonton film itu tentu Riv tidak akan senekat itu.
Riv memejamkan matanya, berdoa kepada Tuhan agar diberikan keselamatan hingga sampai di bawah nanti. Riv menguatkan tekadnya lalu berpegangan pada seprei itu untuk turun ke bawah.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com