webnovel

Nothing 'bukan apa-apa'

Pernikahan kontrak antara Karan Lyn dan Agnesia Kusuma adalah harga yang harus dibayar demi sebuah nyawa .

Annisap_Mutiara · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
7 Chs

Anda harus menikah Tuan

"Maafkan saya Tuan Muda, tetapi Nyonya menginginkan Anda untuk membawa pengantin Anda secepatnya ." pelayan wanita paruh baya itu nampak gemetar menatap tuannya yang seakan dipenuhi dengan hawa pemburu.

"Ayah baru saja tiada dan Ibu sangat ingin aku mengadakan pesta pernikahan ? Bahkan aku sedang tidak dekat dengan gadis manapun ! Apakah kematian Ayah sama sekali tidak ada artinya untuk Ibu? Apakah bahkan ia tidak mencintai Ayah sama sekali! "

"Maaf Tuan Muda, tetapi perusahaan harus tetap berjalan dan Anda harus segera mengambil alih . Para pemegang saham telah menuntut Anda untuk naik takhta atau mereka yang akan mengambil alih segalanya ." ujar seorang pria bertubuh tegap, tinggi dan juga memiliki tampang yang rupawan . Usianya sekitar tiga puluh tahun , dan ia adalah Sekretaris Pribadi Ceo yang tak lain adalah mendiang ayahnya sendiri.

"Bahkan kau juga putra Ayah kak, kenapa bukan kau yang mengambil alih?" hardiknya kepada lelaki itu .

" Nyonya Maggy , Anda bisa meninggalkan kami sekarang .' ujar lelaki itu sopan kepada pelayan wanita yang tengah berdiri di hadapannya itu .

Ia menatap lelaki muda di hadapannya itu tajam . Ia pun mendekati pemuda itu dan merebahkan tubuhnya duduk di salah satu sofa yang terdapat di kamar super besar itu . Ia menepuk lembut kursi disampingnya mengisyaratkan kepada lelaki muda itu untuk duduk di sampingnya . Pemuda itu tak lain adalah Karan Lyn yang merupakan adik tirinya dari ibu yang berbeda .

" Bahkan kau tahu persis Karan , bahwa aku hanyalah putra dari seorang pelayan . Ayahmu menjadi ayahku sewaktu ia belum menjadi apa-apa . Dan semua ini adalah harta ibumu, karena itulah kau yang lebih berhak. " ujarnya tetap tersenyum sambil menepuk-nepuk bahu sang adik.

"Ayolah kak, berhenti merendahkan dirimu . Kau bahkan bukan anak dari hasil hubungan tidak sah seperti yang ibu tuduhkan. "

"Bahkan dengan dia mengizinkanku tinggal disini mendampingi Ayah setelah kepergian ibuku saja sudah merupaka kehormatan untukku . Kau dan aku sungguh berbeda Kau adalah Karan Lyn , sang penerus perusahaan Lyn group . Perusahaan penerbangan nomor satu di Indonesia . Ayahmu adala Lyn Adiwijaya. Sedangkan aku, aku hanya Aditya putra dari Bapak Adiwijaya . "

"Persetan dengan itu semua! Lyn Wijaya atau hanya Adiwijaya , mereka tetaplah orang yang sama . Kau tetap harus mengetahui posisimu yang sebenarnya . Kau adalah putra sah dan akulah anak hasil dari perselingkuhan . Ibukulah yang merebut ayahmu dan suami ibumu kak. Kaulah yang pantas atas posisi terhormat ini dan bukan aku!"

Akhirnya setelah hidup selama delapan belas tahun seorang Karan Lyn , mampu mengutarakan segala isi hati yang selama ini ia pendam .Ia yang selalu merasa rendah diri di hadapan kakaknya ini, justru malah menjadi orang yang disanjung-sanjung seantero Indonesia .

'Karan Lyn calon CEO muda Indonesia pewaris tunggal Tuan Lyn Adiwijaya yang akhirnya naik takhta . CEO muda denga wajah tampan , akankah ia akan mengguncang dunia bisnis dengan kompetensinya atau ketampanannya ?'

Berita hangat itu bahkan sudah menyebar di segala media penyiaran , mulai dari televisi, radio, surat kabar,majalah , bahkan internet . Banner, Spanduk dan Baliho yang terpampang di sepanjang jalanan ibukota pun seakan tak mau kalah dengan memberitakan hal yang sama . Bahkan bukan hanya di ibukota berita hangat ini seakan menjadi trending topic terhangat sampai ke pelosok bahkan luar negeri .

Bagaiman tidak , perusahaan Lyn Air adalah perusahaan penerbangan pertama dan teratas sejagad raya . Bahkan anak perusahaannya pun telah menyebar dimana-mana .Salah langkah sedikit saja, maka posisi Karan Lyn sebagai CEO muda nan tampan ini akan menjadi penghancur usaha yang telah berdiri selama 1500 tahun ini .

Perusahaan Lyn Air adalah perusahaan penerbangan yang telah menjadi usaha turun temurun bagi sang ibu Jessika Lyn . Namun ketidakberdayaannya akan cinta membuatnya menjadi wanita simpanan pria sederhana dengan latar belakangnya sebagai seorang Nyonya besar . Ia menolak perjodohan dan sebagai konsekuensi, ia harus membawa suami yang mampu mewarisi perusahaan dan menjaga citranya . Karena itulah ia merisak sang suami sebagai bawahannya sebelum menjebaknya dalam cinta terlarang agar mau menikahinya . Ia menghalalkan segala cara demi mendapatkan cinta pertamanya .Ia akhirnya berhasil menjadikan cinta pertamanya sebagai suami, namun konsekuensinya ia harus merelakan cinta suaminya itu dan juga sang anak lantaran keserakahannya .

Karan Lyn adalah putra hasil jebakannya dengan sang suami Adiwijaya . Memiliki anak dengan wanita terhormat ini membuat sang Tuan , Adiwijaya harus diseret ke istana mewah ini menjadi penguasa . Hal ini sontak tak menjadikannya bahagia , karena ia hanya mencintai sang istri dan juga putranya Aditya . Namun ia harus menanggung penderitaan seumur hidup lantaran keegoisan Nyonya Muda yang mencintainya ini .

Ia diancam akan kehilangan istri dan juga anaknya jika menolak pernikahan ini . Namun sebagai imbalan atas menerima lamaran ini, sebaliknya ia akan diberi kesempatan untuk membawa istri sah dan anaknya ikut serta ke istana megah keluarga Lyn . Namun keputusan yang ia buat memang tak selalu tepat , karena pada akhirnya ia membawa istrinya ke rumah itu sebagai selingkuhan dan putranya sebagai asisten pribadinya. Ia seakan menerima penderitaan seumur hidup sebagai balasan dari cinta Nyonya Besar yang ia terima .

Ia harus menerima istri yang paling dicintainya untuk hidup selayaknya selir di rumah megah itu . Selir sekaligus kepala pelayan yang melayani Nyonya Besar secara langsung . Ia dipaksa melihat suaminya bersama wanita lain setiap harinya . Sementara putranya , ia harus bersikap seolah ia adalah pegawai dan bukan putra . Untungnya , Karan Lyn putra keduanya diasuh dan dibesarkan oleh istri pertamanya sebagai pengasuh . Karena jika tidak , maka Karan pasti akan mewarisi hati iblis sang ibunda .

Karan Lyn sang pewaris tunggal hidup dan tumbuh di istana sebagai pemuda tampan , bijaksana dan juga cerdas . Ia juga merupakan pemuda yang cerdas dengan bakat bisnis yang mumpuni . Bukan masalah jika ia dipercaya sebagai penerus di usia yang masih muda karena ia telah dipersiapkan semenjak lama . Namun , permasalahannya kali ini adalah karena ia memiliki hati . Ia merasa Aditya lah paling berhak atas segala yang ia dapat .

"Kematian ayahanda bukan karena kecelakaan bukan kak? " ujar Karan dengan mata berkaca-kaca menatap sang kakak.

" Beliau terjatuh saat memantau proses renovasi gedung baru. "

"Itu adalah rekayasa ibuku bukan? Karena ayah menolak untuk menghapus namamu dari ahli waris . Bahkan bagian yang beliau tulis untukmi tidaklah besar, hanya perusahaan kecil di ujung Indonesia. Bagaiman bisa ia bersikap sekejam itu, padahal ia tahi seberapa besar pengorbanan ayah, ibu rani dan juga kau kak." ujarnya protes dalam isakannya .

" Ibumu benar Tuan Muda, sudah merupakan kebaika jika ibumu mengizinkanku dan ibuku untuk tinggal dan hidup di rumah ini .Kami terlalu serakah jika mengharapkan lebih . Jadi tolong Tuan Muda, jangan menolak ibu Anda dan terimalah keputusannya . Jangan sampai Anda menyesali keputusan Anda kelak. "

"Tapi kak?"

" Tolong jangan memanggil saya kakak lagi mulai sekarang , panggillah saya seperti seharusnya . Panggil saya 'Sekretaris Aditya ' . Kalau begitu saya undur diri Tuan, saya harus menyiapkan pernikahan Anda beserta calonnya . Karena saya yakin Anda tidak akan memilih calon Anda sendiri."

Aditya mengakhiri kalimatnya dengan telak, dan meninggalkan Karan seorang diri mematung dalam lamunannya . Pemuda itu masih berusaha keras mencerna setiap omongan sang kakak.