webnovel

Pesta Lajang

"Apa pun yang aku pikirkan bukan urusanmu, aku berhak mengendalikan pikiranku sendiri, mengapa harus bersusah payah untukku?" tanya Brielle.

"Bukan tentang bersusah payahnya, tapi mengapa menjadi canggung. Kau tampak bahagia saat konferensi pers tadi, mengapa sekarang berubah menjadi sangat dingin?" cecar Hyun Jung.

"Sudahlah, hentikan. Jangan memperburuk keadaan,* ujar Brielle.

Dia terlalu lelah untuk berdebat. Baginya ini semua sudah cukup menjadi hari yang melelahkan. Dia kesal pada dirinya sendiri, bayangan video itu selalu saja membuat perempuan itu sangat sedih.

"Pesta itu benar-benar membawa petaka. Bagaimana mungkin aku menjadi sangat liar malam itu?" batinnya penuh penyesalan.

Dia melihat jelas jika dalam video itu, dirinya lah yang bersikap sangat agresif dan terlihat sangat arogan pada Seo Yeon. Melihat calon istrinya begitu gelisah, Hyun Jung menjadi sedikit iba. Bisa dipastikan jika wanita itu sama sekali tak menginginkan pernikahan yang dia rancang ini.

"Hatinya mungkin masih keras, tapi ini hanya sesaat. Ini akan segera selesai," ujarnya dalam hati.

Hyun Jung mendekati Brielle. Dia menepuk lembut bahu wanita yang akan segera menjadi Nyonya Jeon itu.

"Maafkan aku, aku terlalu menekanmu," ujarnya.

Dua mata mereka bertemu pandang melalui kaca jendela kamar itu. Tak ada ekspresi apa pun dari wajah Brielle saat itu. Dia memilih untuk diam dan tak menjawab apa yang calon suaminya ucapkan. Kenyataan jika hatinya tak bisa dibohongi benar-benar membuatnya merasa ini adalah akhir dari kehidupan tenangnya.

Hingga tiba-tiba ponsel Brielle berdering memecah keheningan.

"Halo, Eonni," jawab Brielle setelah mengetahui jika Hyo Shin menelponnya.

"Brielle, ibu dan ayahmu sudah sampai." Dia mengabarkan jika orang tua Brielle sudah sampai Korea.

"Ah, baiklah, Eonni. Terima kasih banyak atas bantuanmu," ujarnya.

"Istirahatlah, sampai jumpa besok," pamit Hyo Shin.

Brielle tak menjawab, dia tak mengerti ada apa dengan hari esok. Mengapa managernya itu mengatakan sampai jumpa besok. Panggilan berakhir dan Brielle meletakkan ponselnya.

Dia yang sedang duduk di tepi ranjang merasa punggungnya menghangat. Kuncian erat menjerat pinggang rampingnya.

"Besok aku akan mengadakan pesta lajang untukmu. Kau akan bertemu teman-temanmu dan menghabiskan malam terakhirmu sebagai seorang single," bisik Hyun Jung.

Pria itu begitu memikirkan perasaan dan hati Brielle. Walau menikah dengan cara yang buruk, Hyun Jung ingin Brielle seperti mempelai wanita lainnya.

"Pesta lajang? Lalu kau juga akan adakan dengan temanmu?" tanya Brielle.

"Tidak, aku tak akan adakan. Aku hanya akan di rumah dengan Tae Hyun Hyung," jelas Hyun Jung.

"Apa maksudmu melakukan ini, dan dari siapa kau tahu tentang teman-temanku?" desaknya lagi.

"Aku tak ingin kau melewatkan masa seperti itu. Setidaknya akan ada foto kenangan yang bisa kau lihat lagi nanti. Kau bisa memamerkan pada dirimu sendiri kelak jika kau juga pernah mengalami masa itu," jelas Hyun Jung.

"Itu tak penting, lagi pula ini hanya pernikahan kontrak. Setelah habis masa kontrak kita akan berpisah begitu saja. Kau dengan hidupmu dan aku dengan hidupku," jawab Brielle.

Jawaban itu agaknya membuat Hyun Jung sedikit kesal. Pria itu mempererat cengkeraman tangannya.

"Kau yang tentukan semuanya. Dua tahun dengan penuh cinta, atau dua tahun penuh dengan luka," bisiknya lagi.

"Hancur sudah semuanya. Ini sudah berakhir saat ini juga," batin Brielle.

Hyun Jung bisa bersikap begitu manis, tapi dalam beberapa detik dia bisa menjadi sangat kejam. Setelah beberapa kali menjumpai hal itu, Brielle merasa jika dia sudah cukup hafal dengan apa yang Hyun Jung akan lakukan.

"Aku tahu, sekali pun aku bersikap baik dan kau membahagiakan aku, aku tak akan pernah merasa bahagia. Tapi akan lebih menyedihkan jika aku tersiksa olehmu dan oleh keadaan yang akan terjadi dua tahun ke depan. Haruskah aku menikmati ini semua?" batin Brielle.

Dia memiliki pilihan, tapi masih saja begitu sulit untuk memilihnya.

Di sisi lain Hyo Shin mengatakan pada Seo Yeon jika Brielle akan menyelenggarakan pesta lajang yang tak akan di hadiri oleh Hyun Jung. Dia ingin membawa pria itu bertemu Brielle. Hanya itu satu-satunya kesempatan untuk mempertemukan mereka.

"Berdandanlah seperti seorang perempuan, aku akan pastikan kau bisa masuk dengan itu," jelas Hyo Shin.

"Apa kau sudah gila. Ini ide buruk, jangan harap aku bisa lakukan itu," rutuknya.

"Baiklah jika kau tak ingin bertemu Brielle sebelum dia menikah." Hyo Shin merasa gagal membujuk Seo Yeon.

Pria itu memikirkan lagi ide gila manager kekasihnya itu. Ada benarnya juga saat dia berpikir kalau tak ada cara lain untuk menemui Brielle selain menyamar seperti itu.

"Baiklah, sampai jumpa," pamit Hyo Shin.

"Ah, tunggu, Noona. Tunggu dulu," cegah Seo Yeon.

Hyo Shin tersenyum kecut. Sepertinya dia berhasil membuat pria itu terpikat.

"Ada apa lagi? Bukanlah kau sudah menolak?" desak Hyo Shin dengan senyuman penasaran.

"Aku akan datang, tapi pastikan Noona stylish yang akan menangani aku benar-benar bisa menjaga rahasia. Ini bisa lebih memalukan dari pada video skandal itu," jelas Seo Yeon dengan serius.

"Kau percaya padaku," jawab Hyo Shin.

Keduanya setuju untuk datang bersama menghadiri pesta lajang Brielle yang diselenggarakan di sebuah kamar hotel mewah. Brielle harus bertemu Seo Yeon sebelum mereka benar-benar berpisah. Hyo Shin tahu benar betapa mereka berdua saling mencintai satu sama lain. Bahkan Seo Yeon tak segan-segan menyewa kru khusus untuk hubungannya dengan sang idol.

Malam yang dinanti tiba, setelah sibuk seharian mengurus berbagai hal dan mencari alasan untuk tak ikut berlatih dengan teamnya malam itu, Seo Yeon berdandan di dalam mobil. Dia dibantu oleh seorang Noona stylish yang biasa menghandle Brielle.

"Kau bisa dipercaya, bukan?" tanya Seo Yeon.

"Hm," jawabnya singkat.

Wanita itu tampak begitu konsentrasi pada wajah mulus pria yang tengah dia poles make up itu. Setelah selesai mengenakan rambut palsu, tak lupa dia juga menata rambut Seo Yeon agar tampak alami.

"Ganti bajumu," ujar noona stylish.

Seo Yeon menutup gorden yang biasa dja gunakan berganti pakaian dalam mobil dan segera mengenakan piyama wanita dengan ikatan di samping itu. Kulit putih pria itu tampak sangat sehat.

"Kulitmu luar biasa, aku yang seorang wanita saja kalah," ujarnya.

Seo Yeon begitu kaku dengan penampilan penyamaran itu.

Wajahnya memang berubah total, dia sama sekali tak terlihat sebagai Seo Yeon.

"Sudah selesai, aku akan panggil Hyo Shin dan kalian bisa berangkat," pamitnya.

Seo Yeon sebenarnya begitu risih dengan penampilan itu, tapi ini adalah bagian dari perjuangannya. Tak lama setelah noona stylish itu keluar Hyo Shin segera berganti masuk. Baru saja dia menutup pintu mobil dia sudah tertawa terbahak-bahak.

"Astaga," ujarnya.

* * *