webnovel

1. Prolog

Sial! Kata yang mengawali pagi hari Nirmala dan mungkin akan mengacaukan sepanjang harinya.

Tiada kata indah. Karena sepagi ini, Nirmala sudah melalui tatapan dingin Erick, pemilik kafe tempatnya bekerja, kebisuan Erick, hingga membawanya ke ruangan Erick.

Padahal Nirmala hanya telat lima belas menit. Hanya sebentar. Namun, Erick sudah menatapnya seolah tiada ampunan.

Ruangan pribadi Erick terletak di lantai kedua kafenya. Berdinding kaca. Menghadap pepohonan tinggi di sekitar kafe. Sayangnya, pemandangan indah itu tidak bisa Nirmala nikmati saat ini. Ia begitu ketar-ketir. Karena ia tidak tahu apakah besok masih bisa menginjakkan kaki di kafe ini atau tidak.

Erick melangkah mendekat. Nirmala semakin menundukkan kepala. Tidak kuat menghadapi tatapan yang terus terasah layaknya pisau.

Jemari Erick menyentuh dagu Nirmala. Ia mengangkatnya lembut sehingga tatapan mereka bertemu. Seketika Nirmala memejamkan matanya erat.

"Maaf. Saya terlambat lagi. Saya janji besok enggak akan terlambat lagi," kata Nirmala dengan cepat.

"Bukalah matamu," titah Erick tanpa nada kemarahan sedikit pun.

Nirmala mencoba memberanikan diri membuka mata. Tampak tatapan Erick lain dari tatapan yang ia lihat sebelumnya. Lebih teduh dan menenangkan.

"Aku memanggilmu kemari bukan untuk menegurmu," tambah Erick.

"Lalu, Pak?" tanya Nirmala. Sedikit bisa bernapas lega.

Tiba-tiba Erick bersimpuh di depan kaki Nirmala. Mata Nirmala membulat seketika.

"Pak, ngapa ...." Ucapan Nirmala memudar melihat Erick mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong celananya. Sebuah bulatan berbentuk kristal.

Erick membuka benda itu sehingga memancarkan kilauan dari berlian kecil yang menghiasi cincin di dalamnya.

"Menikahlah denganku."

Tentu saja Nirmala mematung di tempat. Ia amat terkejut. Semenjak pertama kali menjejakkan kaki di kafe ini, tidak pernah terbesit di pikirannya akan melalui kejadian hari ini. Karena semenjak pertama bertemu Erick, ia sudah menilai lelaki itu sebagai sosok yang keras kepala, sombong, dan kekanakan. Dan pastinya, sosok yang tidak memiliki rasa belas kasihan. Sosok yang tidak mungkin dicintai oleh seorang Nirmala.