webnovel

NIJI - Warna Kelam

Alwan merupakan anak kedua dari keluarga mafia yang memiliki lika liku hidup yang tidak mudah, namun dia memiliki sifat yang baik dan harapan tentang masa depan yang indah untuknya.

UMARU · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
5 Chs

Chapter 4 : Bloody Party I

Wanita bergaun merah itu menggenggam tangan Haku menahannya untuk tidak pergi meninggalkannya sendiri, wanita itu memiliki sebutan Rose. Mereka terlihat seperti pasangan yang serasi padahal sebenarnya mereka memiliki misi yang berlawanan. Sementara itu Dirty yang sedang berbicara di atas panggung meminta anak buahnya untuk membawa Cutolo keatas panggung. Dia sudah tidak sabar melihatnya menggeliat tercabik cabik. Haku menjadi khawatir karena bukan dia yang pergi untuk membawa Cutolo ke arena pesta, dia memikirkan jikalau ibu dan adiknya terlihat oleh anak buah ayahnya maka gagal sudah rencananya, karena jalur pelarian yang ibu dan adiknya akan lalui adalah tempat cutolo itu dikurung.Haku yang mengetahui hal tersebutpun meminta kepada ayahnya biar dia saja yang menjemput Cutolo, karena Rose yang tidak mau melepaskannya itu dia terpaksa membawanya pergi menjemput Cutolo, sekarang dia harus memikirkan cara agar keluarganya tidak tertangkap dan cara memberikan pistol ke Cutolo. Haku merasakan aura membunuh dari Rose sehingga dia memasang kewaspadaan terhadapnya sepanjang jalan.

"Haku,kamu begutu terburu-buru sampai kamu meninggalkanku dibelakang."

"Lebih baik kamu kembali saja, lagi pula aku tidak mengenalmu untuk apa kamu mengikutiku seperti ini." Membalas kata-kata Rose sambil berjalan tergesa-gesa.

Haku berjalan semakin cepat meninggalkan Rose di belakangnya, tapi tanpa Haku sadari Rose mendahuluinya sampai ke ruangan tempat Cutolo dikurung.

Di lain tempat Alwan dengan ibu beserta adik kecilnya masih menyusuri setiap jalan di markas tersebut yang tergolong besar, sehingga mereka belum sampai ke tempat yang ditunjukkan dalam denah tersebut. Dalam perjalanannya melakukan pelarian Ibunya mengalami kelelahan, Ibunya memiliki tubuh yang begitu lemah dan wajah yang sangat pucat seperti mayat hidup. Entah bagaimana dia masih tetap bisa bertahan dan menjaga anak-anaknya. Alwan pun yang masih kecil juga tidak tinggal diam, dia memiliki hati yang sangat lembut dan kuat serta pengertian terhadap keadaan ibunya. Mereka berdua telah di didik oleh wanita yang lemah namun mempunyai hati yang kuat. Mereka pun telah sampai di tempat yang ditunjukkan oleh Haku, namun bukan Haku yang mereka temukan melainkan Cutolo dan wanita bergaun merah.

Haku berjalan dengan cepat menuju ketempat Cutolo, ruangan itu pun mulai terlihat di depan matanya, dia pun semakin mempercepat langkah kakinya. Disaat dia memasuki ruangan itu dia terkejut karena melihat Rose yang berada di sana memergoki keluarganya, namun Haku tetap memasang wajah tenangnya.

Cutolo yang melihat kedatangan Haku langsung menyambutnya dengan perkataan yang terdengar seperti mengeluh dengan nada penuh emosi.

"Kau begitu lama bocah dirty..!."

"Berisik..!." Balas Haku.

Haku pun berjalan memasuki ruangan itu dia menghampiri ibunya sebelum membebaskan Cutolo tanpa memperdulikan kehadiran Rose yang tanpa dia tahu akan menjadi masalah besar untuknya.

"Syukurlah kalian berhasil sampai di sini dengan selamat." sambil tersenyum lega.

Haku juga menghampiri Alwan dan mengelus elus kepalanya sambil mengucapkan kata kata pujian kepadanya. Sementara Rose yang melihat itu semua memasang wajah seriusnya menatap ke arah Haku.

"Jadi kamu ingin bertemu mereka di sini Haku, pantas saja kamu begitu terburu-buru datang kesini."

Haku membalikkan badannya membalas ucapan Rose.

"Kamu begitu berisik dengan urusan yang bukan urusanmu."

"Oyoy..sampai kapan kau akan membiarkan aku dalam kurungan ini, cepat keluarkan aku dan kita habisi bedebah Dario itu..!." dengan nada tinggi Cutolo menyuruh Haku.

Haku meminta ibu dan adiknya untuk keluar melalui terowongan yang terletak di sebalah ruangan ini sambil memberikan sesuatu ke ibunya, ruangan yang dimaksud Haku itu merupakan kamarnya selama bergabung dengan ayahnya dan selama itu juga telah membuat terowongan yang menghubungkannya dengan salah satu wilayah putih yang terhubung dengan ruangan itu. Ibunya pun mengangguk dan berjalan meninggalkan ruangan itu, namun Rose menghadangnya.

"Jadi kamu berniat mengkhianati Bos Dirty, haku?!." Ucap Rose.

"Jika iya lalu kamu bisa apa, lagi pula ini bukan urusanmu aku tidak pernah memintamu mengikutiku, namun jika kamu berusaha menghadang keluargaku untuk keluar maka dengan itu kamu meminta aku untuk membunuhmu sekarang juga." Balas haku menatap dengan tajam.

Haku berjalan mendekat ke arah Cutolo, namun Rose dengan sigap menarik tangan alwan yang ada di depannya, Haku pun dibuat tidak bisa bergerak.

"Lepaskan dia!"

"Aku dengar kamu sangat menyayanginya, bagaimana kalau kita bertukar saja, aku biarkan kamu membawa Cutolo tapi kamu juga biarkan aku memenggal kepala adikmu menggantikan Cutolo." Ucap Rose.

"Bangsat!." Berkata Haku sambil menatap Rose dengan tajam.

"Kakak tidak perlu khawatir, Alwan bakal baik baik saja tidak perlu cemas." Ucap Alwan menenangkan kakaknya."

Rose yang mendengar itu langsung menarik Alwan dan mencekiknya.

"Coba kamu ulang kata-katamu itu adik kecil." menakut nakutinya sambil mengarahkan pistol di kepalanya.

"Bangsat?!, aku bunuh kamu..!." Dengan penuh emosi ke Rose.

"Hahahaha....ayo lakukan, ku dengar kamu memiliki kejeniusan dalam bertarung Haku." Rose tertawa.

"Bocah dirty sebaiknya kamu melepaskanku dulu biar aku bantu kamu membungkam mulut perempuan jalang itu." Ucap Cutolo.

"Kamu diam saja, ini tidak ada urusan denganmu tapi jika dia memberitahukannya ke ayahku,akan ku kubur dia hudup-hidup sekarang juga."

Di saat Rose sibuk dengan melihat ekspresi Haku yang sangat marah kepadanya, itu membuatnya sangat senang, namun dia lupa dengan orang di depannya yaitu seorang ibu yang marah melihat anaknya disakiti seperti itu.

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam dan Haku sudah cukup lama meninggalkan pesta itu, jika lebih lama lagi akan membuat ayahnya curiga dengannya namun yang lebih penting lagi wanita yang sedang menghalangi rencananya ini pasti salah satu anggota dari ayahnya yang sangat setia ke bejingan itu,jika itu benar dia pasti telah diperintah oleh ayahnya mengawasiku, maka rencananya sedari awal sudah diketahui. Ibunya yang melihat adiknya diperlakukan seperti itu melemparkan sesuatu dari tangannya, karena Rose yang tidak begitu memperhatikannya benda itu tepat jatuh di bawah kakinya. Benda itu seketika mengalirkan listrik di sekitar kaki Rose sehingga membuatnya tersengat dan lumpuh namun Alwan yang di dekat Rose pun ikut pingsan.Haku yang melihat kesempatan itu langsung mengeluarkan Cutolo dari dalam kurungannya dan memberikannya sebuah pistol, lalu Haku pergi membawanya ke panggung, dia juga meminta ibunya untuk pergi terlebih dahulu.

"Ibu pergi duluan biar nanti Alwan Haku sembunyikan dulu, nanti kami menyusul."

Ibunya hanya mengangguk dengan mata yang mengkhawatirkan keselamatan mereka terlebih Alwan yang tidak sengaja juga terkena listrik kejut darinya.

Rose yang tergeletak di tanah di tinggalkan begitu saja oleh Haku sementara Adiknya dia sembunyikan di atas kamarnya. Haku pun pergi bersama Cutalo memulai acting mereka dan segera akan membalaskan dendamnya selama ini ke Dirty. Rose yang dibiarkan begitu saja ternyata hanya berpura-pura pingsan untuk mengelabui mereka, dia pun bangun dan memulai rencananya. Rose masuk kedalam kamar haku, mencari keberadaan Alwan di dalam sana, dia menemukan terowongan di dalam kamar itu, namun tidak menyusurinya dia hanya mencari keberadaan adik dari Haku untuk menggagalkan rencana yang telah dibuat oleh Haku.

"Jadi begitu, kamu begitu pintar Haku menyusun rencanamu tanpa diketahui oleh ayahmu, kamu telah memberikan satu lubang dalam pertahanan markas ini."

selang beberapa lama Rose pun menemukan keberadaan Alwan di atas kamar Haku, dia pun langsung menyeret dan membawanya ke dalam pesta menyusul Haku.

"Kita lihat saja Haku rencanamu yang akan berhasil atau rencanaku." Sambil menyeret kaki Alwan.

Terlihat Haku berjalan dengan terburu-buru memasuki pesta, sementara Cutolo dengan tangan terikat longgar dan menggunakan penutup kepala berjalan di belakang Haku.

"Aku tak sabar melihat bagaimana ekspresinya melihatmu mengkhianatinya, hahaha." berbicara dengan tenangnya tanpa rasa takut.

Merekapun sampai di ruangan pesta tersebut pesta berdarah itupun akan segera tiba.

"Kamu sangat lama Haku." Seru Dirty.

"Berisik...!." Saut Haku.

Suara tepuk tangan mulai terdengar dengan kedatangan Cutolo, Dirty pun tak lupa untuk tertawa, namun Cutolo yang mukanya tertutup juga menyeringai menunggu momen pembalasannya. Haku menggiring Cutolo mendekat ke ayahnya selangkah demi selangkah mereka semakin mendekat jantung Haku pun mulai berdekup kencang seiring langkah kakinya dan matanya menatap tajam ke ayahnya.