webnovel

Night King : Kebangkitan Sang Kucing Hitam

Pertemuannya dengan bocah delapan tahun membuat Lin Tian sadar, bahwa kekuatan tidak sepenuhnya bisa melindungi banyak orang. Sebaliknya, dengan kekuatan dan kekuasaan membuat orang-orang semakin menderita, terutama mereka yang lemah. Ketika Lin Tian hendak mengajak bocah tersebut untuk pergi, saat itu juga gerombolan Pendekar mengepung dirinya. Bocah tersebut tewas saat salah satu Pendekar menjadikannya dirinya sebagai tawanan. Lin Tian yang sudah dipenuhi luka itu akhirnya mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuannya untuk membunuh semua pendekar tersebut. Lin Tian pun menghembuskan napas terakhirnya. Namun, ketika dia membuka matanya bukan Nirwana yang didapatnya, tetapi dunia yang jauh berbeda dengan masa lalunya. Takdir telah membawanya ke masa depan, lebih tepatnya di tahun 2022. Ribuan tahun hari kehidupan sebelumnya. Namun, pada kehidupan keduanya pun dunia tidak jauh berbeda dengan kehidupan pertamanya. Ketidakadilan masih meraja rela, bahkan lebih kejam dari yang pernah dilihatnya. Lin Tian tidak memiliki pengalaman apa-apa pada kehidupan keduanya. Akan tetapi, dia bertekad untuk mengembalikan kedamaian dunia. Mampukah Lin Tian mengembalikan senyuman orang-orang yang ada di sekitarnya? Akankah kehidupan barunya membuat Lin Tian menyesali kematiannya? Takdir apa yang akan Lin Tian jalani nanti? Siapkah Lin Tian mengetahui kalau orang-orang yang pernah ada di kehidupan pertamanya, hadir di dunia baru ini?

arayan_xander · Aktion
Zu wenig Bewertungen
205 Chs

84. Si Bijak Lin Hua dan Lin Pan

Night king : Kebangkitan Sang Kucing Hitam

Chapter 84 : Si Bijak Lin Hua dan Lin Pan

Leo tanpa ragu menceritakan masa lalunya pada Lin Hua, sedangkan gadis ayu bersurai panjang itu merasa tersentuh saat mendengar cerita yang coba Leo sampaikan.

Dirinya merasa, selama Leo memendam lukanya seorang diri dan belum pernah menceritakannya pada siapa pun, sehingga saat ia bercerita begitu menyayat di kalbu.

"Aku sangat rindu mereka. Aku merindukan Ibu dan kakakku." Leo terisak-isak, tidak pernah sebelumnya dia seperti ini. Dirinya begitu terbawa emosi sampai tidak dapat menahan air matanya.

"Astaga. Ada apa dengan diriku. Kendalikan dirimu, Leo. Kau ini seorang laki-laki dan laki-laki tidak boleh menangis," ungkapnya mengomeli diri sendiri. Namun, dengan napas yang tersengal-sengal.

Lin Hua beringsut dari tempat duduknya, berjalan perlahan mendekati Leo yang saat ini emosinya sedang tidak terkendali.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com