"Selamat Master!! Anda telah memasuki Dunia Fana! Perjuangan Anda selama ini tidak sia-sia!" Ujar suara Sistem.
Azel tersenyum tipis, ia cukup senang karena akhirnya bisa sampai ke Dunia Fana. Perjuangan kerasnya selama di Neraka kini membuahkan hasil. Waktu balas dendam akhirnya akan tiba. Ia bahkan hingga menekan giginya dengan cukup keras karena tidak bisa menahan rasa yang sangat senang ini.
Penghalang dan bebatuan yang ia hantam juga saat ini semakin tipis, hal tersebut menandakan bahwa Azel sudah semakin dekat menuju permukaan Dunia Fana. Walaupun saat ini tubuhnya penuh darah, namun Azel tidak mempedulikan hal tersebut. Meskipun tubuhnya hancur, sesuatu yang sangat penting bagi Azel adalah bisa sampai ke Dunia Fana.
"Dunia Fana, Hahahaha!!!!!!" Azel tertawa keras sembari terus melesat ke atas.
"14.000 meter," Suara sistem mulai kembali menghitung jarak tempuh Azel saat ini.
"14.500 meter,"
Beberapa saat telah berlalu. Azel saat ini sudah tidak bisa merasakan hawa panas dari Neraka. Tentunya hal tersebut memperkuat bahwa Azel sudah sangat dekat dengan permukaan tanah saat ini. Bahkan lautan magma yang sebelumnya terlihat, kini sudah tidak nampak lagi.
Ada beberapa kemungkinan yang telah terjadi. Pertama, Azel sudah bergerak sangat jauh sehingga lautan magma sudah tidak terlihat lagi, tentu hal itu sangat wajar mengingat Azel saat ini sudah hampir mencapai permukaan tanah di Dunia Fana. Kedua, penghalang dan bebatuan yang sebelumnya ditembus oleh Azel, kini sudah mulai beregenerasi untuk menutup lubang yang dibuat oleh Azel untuk pergi ke Dunia Fana.
Walaupun sebelumnya Azel dikejar oleh waktu, namun kini itu sudah tidak berlaku. Hal tersebut diakibatkan karena Azel sudah memasuki Dunia Fana, dan para Penjaga Neraka tidak memiliki otoritas di Dunia Fana. Dengan kata lain, Penjaga Neraka hanya memiliki otoritas sejauh 11.000 meter, dan karena jarak tempuh Azel sudah lebih dari 11.000 meter, maka Penjaga Neraka sudah tidak memiliki hak untuk mencegah Azel.
"18.700 meter,"
"19.500 meter,"
Azel tersenyum lebar setelah mendengar jarak tempuhnya saat ini. Hanya tinggal sedikit lagi agar sampai di permukaan tanah.
****************************************************
Stratum dalam – Labirin Besar Edafos.
19.00 pm.
Stratum dalam di Labirin Besar Edafos umumnya memiliki banyak monster mengerikan, termasuk beberapa naga. Tidak ada orang yang pernah menjelajahi stratum bawah dari Labirin Besar Edafos sebelumnya, sehingga hal ini masih belum dibuktikan.
Di dalam stratum dalam tidak ada apa-apa, bisa dikatakan jika stratum dalam hanya mirip seperti gua pada umumnya, namun dengan ukuran raksasa. Jika dibandingkan dengan Evil Mirror Hell, maka stratum dalam jauh lebih kecil. Namun tetap saja, stratum dalam termasuk merupakan area yang sangat luas.
Sebuah tangan tiba-tiba muncul dari dalam tanah di stratum bawah Labirin Besar Edafos. Tidak berselang lama, tangan lainnya mulai muncul ke permukaan tanah. Jika saja seseorang melihat hal seperti ini, maka ia pasti akan menyangka bahwa tangan tersebut berasal dari zombie atau undead. Tentunya itu cukup masuk akal, karena undead umumnya akan muncul dari bawah tanah jika tidak dipanggil.
Dengan kata lain, undead muncul secara alami dari dalam tanah. Hal itu tampak seperti seseorang yang bangkit dari kubur untuk membalaskan dendam. Terlihat lima buah cincin menyala dari tangan kanan yang muncul dari dalam tanah tersebut.
Tidak berselang lama, tangan tersebut seolah-olah terlihat memanjang, hingga akhirnya sebuah kepala muncul dari dalam bawah tanah. Terlihat sebuah lengan yang dipenuhi oleh darah, dan kain di bagian lengan juga sudah terkoyak. Jika dilihat untuk saat ini, maka penampilannya akan sangat mirip dengan zombie.
Perlahan-lahan, orang tersebut mulai menampakkan diri, ia memakai baju hitam dan ia memakai topeng yang menutupi setengah wajahnya. Matanya berwarna merah, namun saat ini sudah tidak menyala lagi. Beberapa bagian tubuhnya yang terlihat juga dipenuhi oleh darah.
Orang tersebut adalah Azazel, satu-satunya orang yang berhasil keluar dari neraka dan kembali bangkit. Azel perlahan-lahan mulai keluar dari tanah, dan kini pakaiannya juga bisa dikatakan cukup kotor. Hal itu karena Azel harus melewati tanah berlumpur sebelum mencapai permukaan.
"Akhirnya ...." Azel mulai bernapas lega.
Langkah terakhirnya melewati penghalang dan bebatuan yang memisahkan antara Neraka dan Dunia Fana telah berhasil untuk dilewati. Azel saat ini tengah duduk sembari berusaha mengatur napasnya yang cukup terengah-engah karena berjalan menembus penghalang dan bebatuan sebelumnya sangat menguras kekuatan dan tenaga.
"Hahhhhh..... Hahhhhhh..." Azel masih mengatur napasnya.
Azel merasa jika dirinya saat ini jauh lebih lemah dibandingkan dengan sebelumnya. Namun ia tidak bisa memastikan seberapa lemah dirinya saat ini. Azel memutuskan untuk melihat detailnya nanti, lebih tepatnya detail dari statistik miliknya untuk saat ini.
"Aku tidak menyangka jika pemisah antara Neraka dan Dunia Fana saat ini sangat tebal dan keras," Azel bergumam.
Azel kemudian memutuskan untuk mengalihkan pandangannya ke arah lain. Namun Azel cukup heran, karena sejauh mata memandang, ia hanya melihat gua yang sangat besar serta gelap.
"Gua? Apakah aku berada di gua besar?" Azel memiliki asumsi jika dirinya saat ini berada di gua besar.
Meskipun faktanya saat ini Azel saat ini berada di gua besar, tetapi yang sebenarnya adalah Azel berada di stratum bawah dari Labirin Besar Edafos. Azel tentu saja tidak mengetahui hal tersebut. Firasat Azel juga tiba-tiba berubah menjadi sedikit buruk, dan hal ini benar-benar sangat jarang terjadi.
"Kenapa firasatku buruk? Apakah ini karena Aku memakai banyak kekuatan?" Azel berasumsi jika memakai banyak kekuatan akan membuat firasatnya mudah untuk menjadi buruk.
Namun Azel menarik asumsi tersebut, karena ketika ia melemah sebelumnya, lebih tepatnya setelah melawan Penjaga Neraka, firasatnya masih baik-baik saja dan cukup berbeda dari sekarang. Azel juga tidak memiliki informasi tentang lokasi saat ini. Azel memutuskan untuk bertanya kepada sistem.
"Sistem, apakah kau tahu detail mengenai lokasi ini?" Azel bertanya dengan nada datar.
"Maaf Master, saya belum mengetahui informasi apa pun dari Dunia Fana," Sistem menjawab pertanyaan Azel.
"Begitu ya," Azel cukup kecewa karena sistem tidak mengetahui informasi tentang Dunia Fana.
Selama di Neraka, Azel tidak pernah mendapatkan sedikit informasi dari Dunia Fana. Ia hanya mengandalkan ingatannya saja mengenai Dunia Fana karena sebelum ke Neraka, Azel pernah hidup di Dunia Fana.
"Tapi Master, Aku merasakan ada bahaya yang mengintai," Sistem memperingatkan tuannya bahwa ada suatu bahaya tidak jauh dari sini.
"Begitu ya, sepertinya itu alasan kenapa firasatku buruk," Ujar Azel.
Azel tidak membantah hal tersebut. Cukup masuk akal jika firasatnya dari tadi sangat buruk karena ada bahaya yang mengintai. Azel saat ini harus bersiap-siap untuk kemungkinan terburuk, yaitu sebuah pertarungan.
"Master, sepertinya Master tidak lama lagi akan menghadapi bahaya itu, apakah Master ingin menggunakan zirah lengkap?" Sistem bertanya kepada Azel.
"Sepertinya Aku harus mengenakan zirah penuhku saat ini," Azel setuju dengan ucapan dari sistem.
Azel saat ini sedang duduk di dekat dinding dari gua, dan di dekatnya terdapat sebuah lubang yang sebelumnya dilewati Azel untuk pergi ke Dunia Fana. Tentunya lubang tersebut terhubung langsung dengan Neraka. Tetapi Azel tidak yakin seseorang yang masuk ke lubang tersebut akan bisa kembali dengan selamat.
Terlebih lagi akan cukup mengerikan jika orang tersebut terjebak di lubang itu, dan bebatuan serta penghalang mulai beregenerasi ketika orang itu terjebak. Dengan kata lain, orang yang masuk ke dalam lubang memiliki peluang untuk mati terjepit akibat bebatuan yang beregenerasi.
Azel saat ini tersenyum lebar, ia tidak menyangka bahwa dalam kondisi tubuhnya yang cukup kehabisan tenaga, ia akan kembali bertarung lagi. Ia kemudian mulai bangkit diri, sembari berpegangan erat pada dinding gua. Walaupun kekuatan Azel saat ini sudah sangat terkuras, tetapi kepercayaan dirinya menghadapi bahaya masih sangat tinggi.
Memakai zirah lengkap bagi Azel akan memakan waktu sedikit lebih lama, untuk itu Azel memutuskan akan memanggil beberapa undead agar keamanannya lebih terjamin.
Tentunya Azel bisa memanggil banyak undead dengan berbagai jenis, namun saat ini ia memutuskan untuk memanggil beberapa saja.
"Summon Undead Level 60 : Jack the Clown,"
"Summon Undead Level 65 : Night Lich,"
Dua buah lingkaran sihir berwarna ungu kemudian muncul tepat di samping Azel. Azel saat ini tidak mengetahui lokasi bahaya yang mengintai sehingga ia harus menyiagakan kedua undeadnya di kedua sisi. Lingkaran sihir tersebut memiliki tulisan kuno yang sangat sulit untuk dimengerti.
Tentunya untuk proses pemanggilan undead akan sedikit memakan waktu karena undead tersebut akan muncul dari lingkaran sihir. Berbeda dengan undead alami yang akan muncul dari dalam tanah. Sihir pemanggilan umumnya akan memiliki batas waktu tertentu, tetapi pengguna dapat meniadakan batas tersebut jika memenuhi syarat tertentu.
Namun Azel sangat beruntung, karena salah satu cincinnya memiliki kemampuan pasif yang dapat meniadakan durasi waktu untuk pemanggilan suatu makhluk atau undead. Azel saat ini tersenyum jahat, ia sudah sangat tidak sabar melihat seseorang yang mengintainya sejak tadi.
"JANGAN HANYA MELIHAT, KELUAR KAU BAJINGAN TENGIK!!" Azel berteriak untuk memancing bahaya yang mengintai dirinya agar keluar.
Jika suka, jangan lupa untuk Review, Komen dan simpan di Library atau Gift Power Stone! Terima kasih telah membaca!