Naura dan Delice keluar dari dalam kamar dengan pipi Delice yang memerah dan rasa canggung di antara mereka.
"Pagi!" sapa Naura mengalihkan suasana canggung di antara mereka.
"Pagi! Der, kenapa pipimu merah yang sebelah kiri?" tanya Gracia.
"Tidak sengaja terbentur," jawab Delice.
"Tunggu sebentar! Aku akan ambilkan obat," Gracia beranjak dari tempatnya duduk.
"Tidak perlu!" Delice mencegah Gracia untuk membantunya.
"Tapi Der..."
"Aku tidak akan mati dengan memar seperti ini," ucap Delice.
Naura mengepalkan tangannya, meremas kaos yang dipakainya hingga kaos itu menjadi kusut. Pandangannya tertuju pada tangan Delice yang memegang lengan Gracia.
"Kenapa Delice memandang Gracia cukup lama? Kenapa juga tangannya tidak segera dilepaskan?" batin Naura kesal.
Ken menyadari perasaan apa yang di rasakan Naura karena perasaan itu juga yang saat ini tengah bergemelut di hatinya.
"Naura, ayo sarapan!" sebelum Ken bertindak, Loid sudah lebih dulu maju.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com