Naura masih lesu sembari menggenggam erat 5 tespek dengan hasil yang sama. Naura menangis dan airmatanya terus saja mengalir.
Haruskah dia bahagia? Haruskah dia bersedih? Apa yang harus Naura lakukan?
Secerca pertanyaan atas sebuah rencana ke depannya, memenuhi benak Naura.
"Aku harus menemuinya, besok!" gumam Naura.
Naura mengambil ponselnya dan keluar dari kamar. Ken masih tetap terjaga dalam mimpinya.
Tutttt… (Tersambung)
Naura menekan nomor Gracia berulang kali. Panggilan ke tiga, baru terdengar suara sahutannya.
"HALLO, NAURA!"
"Ge, apa Delice ada di rumah?" tanya Naura setenang mungkin.
"DIA AKAN KEMBALI BESOK SORE. SEPERTI BIASA, DELICE SEDANG DINAS. ADA APA?" tanya Ge.
"Ah, tidak. Ada yang ingin aku bicarakan padanya. Mungkin untuk yang terakhir kali," jawab Naura.
"NAURA, APA KAU BAIK-BAIK SAJA?"
"Kau tidak perlu mengkhawatirkanku, Ge. Aku lebih dari kata baik."
"KALAU ADA APA-APA, JANGAN SUNGKAN UNTUK MENGHUBUNGIKU, YA!"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com