webnovel

NAMA DI KAIN KAFAN

Saat ini adalah malam Jum'at Kliwon. Suara tetes air hujan terdengar jelas dari atap rumah Seroja, yang terbuat dari genteng tanah liat. Sebuah sobekan kecil, kain kafan putih tergeletak di atas meja riasnya. Seroja mengambil sebuah silet, yang tergeletak di samping kain kafan tersebut. Sambil menyeringai sinis dan membaca mantra, yang pernah diajarkan oleh Ibunya, Nyai Ayu Rembulan. Kemudian dia mulai menyayat sedikit ujung jari telunjuknya, agar dapat mengeluarkan darah segar. Pada saat darah menetes, Seroja mulai menuliskan tujuh nama laki-laki di atas sobekan kain kafan tersebut. "Besok, aku akan menyelipkan kain kafan ini di jenazah Rembulan. Agar rohnya kelak dapat membantu aku, membalaskan semua dendam!" gumam Seroja sambil menyeringai penuh kebencian.

Ifan_Tiyani · Horror
Zu wenig Bewertungen
284 Chs

BERCINTA DENGAN PURNAMA

"Tentu saja Levin, memangnya kenapa? Oh ya, kalian sudah makan belum? Kalau belum, makanlah dulu, Mama masak ikan bandeng presto beserta sambel yang enak sekali rasanya," ucap Mama sambil tersenyum lebar.

"Ma ... tadi aku bertemu dengan Papa di Mall City Beauty, dia bersama dengan teman perempuannya. Mereka tampak sangat mesra sekali ..." cerita Levin sambil memberikan handphone-nya, untuk memperlihatkan bukti perkataannya kepada Mama yang sangat dicintainya itu.

Mama Levin menepis pelan handphone tersebut, dia hanya tersenyum tipis. Terlihat di matanya yang indah tampak ada genangan air mata yang tertahan.

"Mama sudah tahu Nak, sejak dulu ... Mama sudah mengetahui semua perbuatan Papamu itu. Bahkan sejak kamu bayi ..." ucap Mama Levin sambil tersenyum tipis dengan genangan air mata itu tetap bertahan.

"Kalau Mama tahu, kenapa Mama diam saja?" tanya Levin dengan suara pelan dan tidak mengerti.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com