Bab 3 Gilang Antariksa
"Apa jadwalku setelah ini Lee?" tanya seorang pria yang memiliki sejuta pesona itu.
"Tidak ada Tuan, Namun nanti malam tuan harus menghadiri pesta ulang tahun tuan Adrian" tutur sekertaris Lee.
"Astaga… aku hampir saja melupakannya. Lee bisakah kau menemaniku mencari kado untuk Adrian?" ujarnya kepada Lee.
"Baik tuan…" jawab Lee tunduk.
Gilang pun mengajak Lee menuju ke sebuah toko jam tangan sebelum akhirnya bersiap dan berangkat ke pesta Adrian.
Gilang Antariksa adalah seorang pengusaha tampan nan sukses kiprahnya dalam bidang perhotelan dan properti kian melunjak kala dirinya memenangkan berbagai penghargaan bergengsi kini bisnisnya semakin maju kala merambah di dunia internasional. Namun sayangnya cerita cinta Gilang tak seindah perjalanan karirnya. Ya.. Pria yang akrab dipanggil Gilang ini diketahui masih setia dengan setatus lajangnya di usia yang dua bulan lagi genap tiga puluh tiga tahun. Hingga kejadian cinta satu malam merubah kehidupan percintaannya.
Malam ini salah seorang sahabatnya membuat party di atas kapal pesiar miliknya. Gilang yang tak memiliki pasangan datang sendirian tanpa peduli apa perkataan orang terhadapnya. Hal tersebut membuat sahabatnya-Adrian menjahilinya dengan memberikan obat perangsang ke dalam minuman Gilang bertujuan agar sang sahabat dapat menikmati pesta. Namun siapa sangka kejahilan sang sahabat ini membuat jalan kahidupan Gilang berubah.
Adrian melambaikan tangan lantas menyapa Gilang yang berjalan menghampiri dirinya. Ia menjabat tangan sang sahabat kemudian merangkulnya sembari menepuk nepuk punggungnya.
"Hei My bro... thanks udah dateng, kau sendirian?" Ucap Adrian menyapa Gilang.
"Selamat ulang tahun bro... ya seperti yang kau liat" ucap Gilang menggidikkan bahunya.
"It's oke... banyak cewek cantik disini kau bisa ambil salah satunya untuk menemanimu nanti" bisik Adrian terkekeh.
"Kau mengejekku hemm?" ucap Gilang pura pura kesal.
"MAna berani bro..." sahut Adrian sembari menggiring sang sahabat ke meja khusus yang untuk tamu VIP.
Adrian duduk di sofa panjang lantas memberi intrupsi kepada sang sahabat untuk mengikutinya.
"Sini gabung..." ucap Adrian memanggil Gilang. "pelayan ambilkan minuman yang sudah saya pesan tadi" ucap Adrian memberi intrupsi.
Tak lama setelahnya seorang pelayan membawakan minuman untuk GIlang. Tanpa rasa curiga Gilang menegak minumannya hingga habis bahkan ia masih minta pelayan untuk menambah lagi. Selang beberapa waktu Gilang mulai kehilangan kesadarannya dan merasakan sesuatu yang aneh ditubuhnya sehingga dia pamit untuk beristirahat.
"Kenapa? Kau sakit?" Tanya Adrian pura pura tidak tahu.
"Ah entah lah... bisakah aku meminta satu kamar untukku beristirahat?" Tanya Gilang sembari menahan geleyar aneh ditubuhnya.
"Tentu saja, kau bisa kelantai bawah pakailah kamar paling ujung" ucapnya memberi intrupsi.
"Baiklah... aku permisi" ucap Gilang berlalu kelantai bawah.
Gilang berjalan sedikit sempoyongan dirinya sudah kehilangan sebagian kesadarannya akibat mabuk.
"Ujung sebelah mana kanan atau kiri... kenapa dia tidak menjelaskannya padaku" gerutu Gilang. "ahh sudahlah aku di kamar ini saja yang lebih dekat..." gumamnya pelan memasuki kamar ujung kanan.
Gilang membuka pintu yang masuk ke dalam kamar yang gelap. ia lantas menanggalkan seluruh pakaiannya karena merasakan panas di sekujur tubuhnya. Ia kemudian membaringkan tubuhnya sembarang dan hendak menarik selimut untuk menutupi tubuhnya namun tanpa sengaja ia merasa menyentuh kulit seseorang disampingnya ia pun segera menyalakan lampu tidurnya dan menoleh kearah samping betapa terkejutnya dia mendapati seorang wanita berparas cantik dengan mengenakan gaun sexy sedang tertidur pulas disampingnya. Hal ini membuat nafsu birahinya meningkat. Gilang mengusap lembut pipi gadis tersebut dan gadis tersebut tetap dan memejamkan mata. Detik selanjutnya Gilang mendaratkan bibirnya tepat di dahi gadis tersebut.
"Cantik.... kau seperti bidadari" ucap Gilang lirih.
Gilang masih menatap wajah gadis tersebut. Ia benar benar mengagumi paras gadis itu. Sementara sang gadis tiba tiba bergerak dan tanpa sengaja gaunnya tersingkap ke atas sehingga memperlihatkan pakaian dalam bagian bawah sang gadis. Gilang yang berada dalam pengaruh obat perangsang pun semakin tersulut gairah. Ia menyingkap gaun sang gadis ke atas lalu melucuti seluruh pakaian gadis tersebut dan segera menerkam gadis di sampingnya tersebut dengan membabi buta. Anehnya gadis itu sama sekali tak memberontak dan masih diam.
"Aku mencintaimu..." ucap Gilang lembut sembari melancarkan aksinya.
Dengan brutal Gilang mencumbui gadis tersebut sehingga membuat sang gadis yang semula tak sadarkan diri akibat mabuk pun berjinggat kaget. Dengan sisa kesadaran gadis itu berusaha untuk menghindar. Namun usaha gadis tersebut sia sia karena kekuatannya tak seberapa dengan kekuatan yang Gilang miliki.
"To-tolong.... lepashh" ucap sang gadis sembari menahan desahan.
"Malam ini kau milikku... tenanglah" bisik Gilang lirih.
"Sayang berhentilah menangis..." ucap Gilang sembari mengelus kedua pipi gadis tersebut.
Gilang bergerak liar tangannya menjamah setiap inchi tubuh sang gadis menyusuri area area sensetif untuk merangsangnya. Sedangkan sang gadis hanya bisa pasrah menikmati setiap sentuhan yang Gilang berikan karena telah terangsang oleh sentuhan dan cumbuan Gilang.
"Aawh.... sa kit" rintih gadis itu lirih kala sebuah benda berhasil menerobos masuk kedalam intinya dan merobek dinding pertahanannya.
Gilang membiarkan sejenak miliknya didalam inti sang gadis, meski ini yang pertama bagi Gilang namun ia sudah paham betul beberapa tekhniknya. Ia mencumbui sang gadis agar sang gadis rilex kemudian mulai bergerak secara perlahan.
"Awhh sssh" rintih gadis itu kala Gilang mempercepat gerakannya.
"Maafkan aku... aku akan melakukannya dengan hati hati" ucap Gilang sembari memperlambat gerakannya.
"Aku mencintaimu... kau adalah milikku" bisik Gilang disela gerakannya.
Gilang melihat gadis tersebut tersenyum kemudian mengangguk pelan seolah memberi lampu hijau untuk Gilang. Hal tersebut membuat Gilang semakin hasrat. Dan kini tanpa mereka sadari mereka telah menyatukan tubuh mereka dan saling berbagi cumbuan dan belaian.
"Arghhh" teriak Gilang kala ia berhasil menyemburkan benih cintanya ke dalam rahim gadisnya.
Tak cukup sekali saja, Gilang mulai melakukannya lagi. Kali ini terasa lebih nikmat karena sang gadis mulai membalas setiap perlakuannya.
"Kau menyukainya sayang?" ucap Gilang di sela permainan mereka.
Gadis itu tersenyum dan tersipu, nampak jelas rona merah di wajah sang gadis membuat Gilang semakin menggila. Gilang yang semula bergerak liar di atas menuntun gadisnya untuk bepindah posisi. Ia membimbing gadisnya untuk menari liar di atas tubuhnya hingga ia mencapai puncak kenikmatan surgawi.
"Bergeraklah sayang... bergerak lah di atasku..." rancau Gilang.
"iya... begitu ini nikmat sekali" ucap GIlang membuat gadisnya semakin liar.
Seperti pasangan pengantin baru yang dimabuk cinta mereka berdua melakukannya berulang kali hingga tubuh keduanya lemas tak berdaya. Peluh Gilang menetes membasahi tubuh sang gadis yang saat ini juga terlihat berkeringat akibat aktifitas panas mereka.
"ummm.... kau nikmat sekali sayang" rancau Gilang setelah memperoleh kenikmatan surgawi.
"Aku lelah sekali" ucap sang gadis lirih namun masih bisa didengar.
Gilang mengakhiri permainannya kala jam di dinding menunjukkan pukul empat pagi. Ia merubuhkan tubuhnya tepat di samping sang gadis. Ia memiringkan tubuh dan mendekap gadisnya dengan erat.
"Tidurlah sayang... aku mencintaimu" ucap Gilang lirih sebelum menutup mata.
Mereka berdua tertidur lelap dengan perasan bahagia yang tak mereka sadari.