Keesokan harinya di pagi hari, Gon mengajak Killua untuk berkeliling pulau Kujira. Mereka bermain sepanjang hari sampai tidak terasa langit yang cerah sudah berubah menjadi gelap. Bintang-bintang dan juga bulan bermunculan. Mereka bersandar di atas tebing dan menikmati bintang malam yang berkelap-kelip indah.
Killua : Gon...
Gon : Ya?
Killua : Apa yang ingin kau lakukan di sini selama sebulan?
Gon : Bermain bersamamu dan tentunya sambil mencari informasi...
Killua : Informasi apa?
Gon : Informasi untuk menemukan ayahku sebelum ke kota Yorknew.
Killua : Ohh.. Begitu ya.
Dalam beberapa menit, mereka tidak berbicara satu sama lain. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
Killua : Aku... Kalau aku gimana ya?
Gon melihat ke arah Killua yang memandangi bintang.
Gon : Eh?
Killua : Aku tidak tahu mau melakukan apa...
Gon pun bangkit.
Gon : Killua harus tinggal di sini selama sebulan dan ikut denganku ke kota Yorknew dong!
Killua melihat ke arah Gon.
Killua : Ya, tentu saja aku ikut karena aku juga harus mencari Luci. Aku rasa Luci pasti ke situ.
Gon : Kalau begitu, aku akan membantumu mencarinya dan kau juga bantu aku mencari ayahku.
Killua : Begitu? Tapi bukan itu yang kumaksud. Kau tahu, aku iri dan juga sekaligus mengagumimu.
Gon : Hah?
Killua bangkit dan sekarang dia duduk bersila di hadapan Gon.
Killua : Aku tidak punya sesuatu yang akan dilakukan seperti yang kau lakukan.
Gon tidak merespon, dia masih mencerna semua perkataan Killua. Gon menatap Killua dengan serius. Killua pun tersenyum tipis, lalu menatap ke arah lautan. Dia melanjutkan kata-katanya dengan menunjukkan ekspresi wajahnya yang sedikit murung.
Killua : Ada banyak yang tidak ingin aku lakukan. Seperti tinggal di rumah terus... Atau mewarisi urusan keluarga. Aku jadi agak iri denganmu.
Gon : Killua...
Killua : Huh?
Gon : Aku berpikir sangat menyenangkan saat bersama denganmu (sambil menatap Killua dengan serius)
Killua terdiam sejenak lalu refleks sedikit termundur ke belakang karena kaget dengan perkataan Gon. Dia tidak menyangka akan mendengar kata-kata seperti itu dari mulut Gon.
Killua : Na-nanda yo kyuu ni? Dou iu koto? (Ke-kenapa tiba-tiba? Apa maksudmu?)
Gon : Pulau Kujira ini adalah tempat para pemancing tinggal saat perpanjangan acara. Tidak terlalu banyak rumah. Hanya ada seorang yang seumuran denganku dan itu perempuan. Karena itu kau adalah teman pertama yang seumuran denganku.
Killua : Aku juga seperti itu... Tinggal di rumah itu terus. Hanya cara membunuh orang yang aku pelajari. Tapi aku bersyukur karena ada Luci yang bermain denganku di rumah itu. Gon, kau juga teman pertamaku.
Gon : Killua, apa kau merasa senang saat kita bersama?
Killua : Eh?
Killua yang merasa malu pun langsung menunduk dan pura-pura mengaruk kepalanya yang tidak terasa gatal itu, kemudian membuang wajahnya ke arah samping. Dia tersipu malu.
Killua : Kalau itu, mungkin (bersuara kecil tapi masih bisa di dengar)
Gon : Jaa, kore kara mo isshou ni iyou yo! (Kalau begitu, ayo terus bersama-sama mulai dari sekarang!) *tersenyum lebar*
Killua membelalakkan matanya, dia sedikit tersentak kaget dengan perkataan Gon yang begitu blak-blakan dan berterus terang. Sifat Gon yang begitu polos dan tenang itu membuat perasaannya begitu senang.
Akan tetapi, karena sifat pemalu dan tsunderenya itu sulit membuatnya untuk mengakuinya. Gon yang mengenal sifat Killua itu menegaskan perkataannya sekali lagi.
Gon : Pergi berkeliling bersama-sama, melakukan apa pun bersama-sama, juga melihat dunia bersama-sama!
Killua : Apa kau tidak malu mengatakan hal itu?
Gon hanya terkekeh. Mereka terdiam sesaat dan menikmati malam indah yang penuh dengan bintang. Tiba-tiba Gon berkata bahwa dia akan mencari ayahnya dan ingin membantu Killua untuk mencari hal yang ingin Killua lakukan.
Gon : Kitto tanoshii yo! (Pasti akan menyenangkan!)
Killua merasa terharu mendengar perkataan Gon, matanya sedikit bergetar. Dia merasa sangat senang. Dia menahan dirinya supaya tidak menangis atau terlihat lemah di hadapan Gon.
Meskipun Killua tersenyum. Akan tetapi, tiba-tiba dia merasa sedikit sedih, ekspresinya pun sedikit berubah. Dia sedikit menundukkan kepalanya. Sebenarnya jauh di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, dia merasa sangat kesepian dan takut.
Dia merasa khawatir akan dirinya maupun Gon yang akan berubah suatu hari nanti. Seketika itu juga, dia merasa tidak percaya diri. Akan tetapi, dia mencoba untuk berpikiran positif, yakin dan percaya kepada Gon.
Killua : Sou da na. Warukunai na (Benar. Tidak buruk juga.)
Tiba-tiba Killua mengangkat kedua tangannya ke atas dengan penuh semangat.
Killua : Baiklah! Sudah kuputuskan! Aku akan membantu mencari ayahmu sampai menemukan hal yang ingin aku lakukan!
Gon : Ya!
☆
Lucia yang berada di kota Meteor sedang berlatih Nen bersama dengan Franklin dikarenakan Franklin adalah pengguna Nen Emission.
Lucia : Frank, seperti ini, kah?
Franklin : Bukan, bukan tapi seperti ini.
Pakunoda : Zero, Franklin, ayo makan dulu!
Lucia : Pakuuuuu, hari ini apa?
Pakunoda : Ayam goreng.
Lucia : Yatta! (Hore!) Ayam goreng buatan paku-chan itu selalu no 1. Hehe..
Pakunoda mengelus-elus lembut kepala Lucia. Semua anggota Ryodan pun sedang mengnikmati makan malam mereka.
☆
Seminggu kemudian, pada saat Gon sedang membantu Mito untuk membereskan piring-piring setelah selesai makan malam. Tiba-tiba Mito mengeluarkan sebuah kotak kecil pemberian ayahnya, Ging dan meletakkannya di atas meja makan.
Mito tahu suatu hari nanti, Gon pasti akan pergi meninggalkan pulau Kujira untuk mencari dan mengikuti jejak Ging. Pada saat Gon masih bayi, Ging menitipkan Gon beserta dengan sebuah kotak kecil kepadanya. Ging berpesan kotak itu harus diserahkan kepada Gon jika Gon telah berhasil menjadi seorang Hunter.
Awalnya Mito bermaksud membuang kotak tersebut, akan tetapi entah kenapa dia tidak sanggup melakukannya, dia terus menyimpannya hingga sampai hari ini. Dan pada akhirnya, tiba waktunya di mana dia baru berani merelakannya untuk diberikan kepada Gon.
Gon : Kore wa? (Ini?)
Mito : Benda yang ditinggalkan Ging.
Gon : Eh?
Mito : Dia memintaku untuk memberikannya padamu jika kamu sudah menjadi Hunter.
Gon memerhatikan sebuah kotak kecil di atas meja, lalu berkata di dalam hatinya, "Ayah meninggalkan ini..."
Mito yang melihat ekspresi bertanya-tanya dan kebingungan Gon pun mengerti. Dan akhirnya dia memutuskan untuk menceritakan semuanya. Semua yang dia ketahui tentang sepupunya, Ging.
Mito menceritakan tentang masa kecilnya bersama Ging dan sampai Ging memutuskan untuk meninggalkan pulau Kujira dan juga keluarganya hanya demi untuk menjadi seorang Hunter dan mendapatkan hal yang dia inginkan.
Mito juga berkata dengan suara parau dan kesal sewaktu tiba-tiba Ging pulang dengan membawa Gon yang masih bayi untuk dititipkan kepadanya untuk dirawat.
Mito juga ada bertanya tentang keberadaan ibunya Gon, akan tetapi Ging mengatakan bahwa kalau dia telah bercerai dengan istrinya. Setelah Gon selesai mendengarkan semua cerita Mito.
Gon pun membawa pergi kotak kecil itu ke kamarnya. Dia hendak mau menunjukkannya kepada Killua, akan tetapi Killua sudah terlelap. Dan dia memutuskan untuk membuka kotak itu bersama-sama dengan Killua keesokan harinya.
☆
Killua memeriksa kotak kecil tersebut sambil mendengarkan cerita Gon. Gon menceritakan inti dari apa yang dia dan Mito bicarakan semalam secara singkat, padat dan jelas kepada Killua.
Killua : Hee, naruhodo... (Ohh, ternyata begitu...) Lalu, mau kita apakan kotak ini?
Gon : Aku juga sudah mencoba berbagai cara untuk membukanya semalam, tapi tidak bisa terbuka. Killua, coba kau yang buka?
Killua pun mencoba memaksa membukanya dengan segala cara seperti membanting, mencabut dan sebagainya. Akan tetapi, kotak tersebut masihlah utuh.
Killua : Ini bukan kotak besi biasa. Kalau ini kotak besi biasa pasti mudah menghancurkannya. Bagaimana cara membukanya ya... Kalau Luci, dia pasti tahu caranya.
Gon : Ya.
Killua : Karena tidak bisa membukanya, kita jadi tidak tahu apa isi di dalamnya.
Killua mengocok kotaknya.
Killua : Bersuara pun tidak...
Gon berpikir keras sambil memegangi dagunya.
Killua : Tunggu sebentar, tadi kau berkata kalau kotak ini diberikan padamu jika kau sudah menjadi Hunter, bukan?
Gon : Iya, begitulah katanya...
Killua : Sudah menjadi Hunter ya... Sepertinya aku mengerti (tersenyum lebar)
Gon : Apa?
Killua : Gon, ada satu cara yang belum kita coba!
Gon : Apa itu?
Killua : Sesuatu yang kau tidak punya sebelum menjadi Hunter!
Gon : Oh benar juga!! Kartu lisensi ya?! (semangat) Tapi... Tidak ada lubang kartu di mana pun...
Killua : Tidak, bukan itu. Yang kumaksud itu Nen tahu. Nen... (tersenyum kaku)
Gon : Eh? Ohh... (tertawa kaku)
Kemudian dia memegang kotak itu dengan kedua tangannya dan memfokuskan dirinya lalu mengeluarkan aura Hatsu pada kotak tersebut. Seketika itu juga tiba-tiba muncul cahaya terang menyilaukan keluar dari kotak besi tersebut.
Gon pun langsung meletakkan kotak besi itu di atas lantai, cahaya sinar semakin terang. Lalu kotak besi itu pun langsung tercerai berai di lantai. Ternyata di dalam kotak besi ada sebuah kotak kecil lagi.
Killua mengambil satu besi yang tercecer di lantai. Dia memerhatikannya secara sesakma dan mengatakan ini hanyalah lempengan besi biasa.
Tapi setelah membalikkan ke sisi lain, dia sedikit tersentak karena merasa familiar dengan bentuk designnya yang sama persis dengan tali yang pernah Wing ikatkan ke jari kelingkingnya Gon.
Lalu pada satu kotak lainnya, Gon menggunakan kartu lisensi Hunternya untuk membuka kotaknya dan di dalamnya ada sebuah cincin, sebuah memory card dan sebuah kaset rekorder. Gon mengeluarkan tape rekordernya. Mereka yang penasaran pun langsung memutarkan kaset rekorder dan mendengarkan isinya.
"Yo, Gon..."
Ekspresi Gon langsung berubah menjadi serius. Dia yang seperti mengenal suara tersebut pun tanpa sadar membelalakkan matanya. Akan tetapi, dia yang masih tidak begitu yakin pun hanya bisa terpaku diam di tempatnya.
"Yappari omae wa hantaa ni nacchatta ka (Ternyata kau sudah menjadi Hunter ya?)"
Baik Killua maupun Gon fokus mendengarkan suara Ging dengan serius tanpa mengeluarkan suara.
"Sore de, hitotsu kikitai koto ga aru (Jadi, aku ada satu pertanyaan yang ingin kutanyakan kepadamu.)"
Mata Gon pun bergetar, dia semakin yakin dengan suara yang ada di dalam rekorder itu.
Gon : (Inikah suara ayahku?)
"Omae... Ore ni aitai ka? (Kau... Apa kau ingin bertemu denganku?)"
-Bersambung-