Di sepanjang lorong yang gelap, dingin dan panjang hanya terdengar suara kayu yang dihentakkan di atas lantai, Kalluto berjalan tenang mentelusuri lorong tersebut dengan memakai geta**nya bersama dengan ibunya, Kikyo yang berjalan di sampingnya. Lalu mereka tiba tepat di depan ruangan gelap yang sangat tertutup yang berada di bawah tanah. Ruangan itu adalah ruangan tempat penyiksaan.
(**Geta adalah salah satu bentuk alas kaki tradisional Jepang yang menyerupai sandal jepit. Geta terbuat dari kayu datar yang ditinggikan hingga tiga cabang, dipegang di kaki dengan tali kain yang menjaga kaki tetap di atas tanah.)
Kikyo : Kalluto-chan, akeko! (Kalluto, buka pintunya!)
Kalluto langsung mendorong pintu yang terbuat dari batu atas perintah ibunya. Pintu itu terbuka cukup lebar dan terlihat Milluki yang sedang berlagak sombong memegangi sebuah cambuk.
Milluki, kakak laki-laki keduanya Kalluto, Alluka, Killua dan Lucia, dia sangat iri hati terhadap Killua yang sangat diperlakukan special dan disayangi oleh kedua orang tuanya, kakeknya bahkan Illumi sendiri, sehingga membuatnya sangat tidak menyukai Killua.
Terlihat Killua yang sedang tergelantung seolah-olah tidak sadarkan diri. Dia hanya terpaku diam di sana dan tidak bergerak sama sekali dengan kepala yang menunduk ke bawah. Kedua tangannya di rantai dan kedua kakinya di borgol dengan seluruh tubuh yang penuh dengan luka cambuk.
Kikyo : Kil, apakah kau sudah mengerti pelajarannya, sayang?
Milluki : Dame da yo, mama! (Tidak boleh, mama!) Dia bahkan SEDIKIT PUN tidak merasa menyesal ataupun merasa bersalah!
Milluki sengaja membakar-bakar Kikyo dengan perkataannya. Dia sengaja menegaskan dan menekankan kata "sedikit pun" di depan Kikyo. Kikyo berjalan pelan memasuki ruangan itu dan langsung menuju ke arah Killua.
Milluki merasa sangat kesal. Dia tersenyum licik sambil memeras erat cambuk yang ada di kedua tangannya.
Milluki : Kita harus membuatnya lebih menderita lagi, mama!
Kikyo yang mendengar hal itu menepuk keras kipas yang ada di tangannya dan langsung berteriak keras membentak Milluki.
Kikyo : MILLUKI! OMAE WA DAMATTE OIDE! (MILLUKI! KAU TUTUP SAJA MULUTMU!)
Milluki yang tidak merasa senang pun langsung memalingkan wajahnya ke samping dan berdecak kesal.
Milluki : Cih!
Kalluto yang sejak tadi berdiri di samping Kikyo hanya diam dan menyaksikan semuanya dengan tatapan dingin dan tajam. Setelah membentak Milluki, Kikyo langsung berubah 180° dihadapan Killua. Dia berbicara sangat pelan dan lembut bak bidadari. Dia berusaha keras untuk membujuk Killua yang sejak tadi hanya diam tanpa menoleh sedikit pun. Killua tidak ada niatan untuk merespon apa pun.
Kikyo : Kil, berhenti bersikap keras kepala dan katakan saja bahwa kau menyesal, sayang.
Milluki mempunyai niatan buruk dan ide jelek. Dia tersenyum sangat licik dan sengaja memancing untuk melihat reaksi Killua, dia mengatakan bahwa Gon, Kurapika dan Leorio sudah berada di sini tepatnya di tempat para pelayan dan sedang diuji.
Sekilas terlihat tangan Killua bergerak sedikit memberi sebuah responan kecil. Killua sedikit mengangkat kepalanya ke atas. Terlihat padangan matanya masih kosong dan tidak berdaya sama sekali dengan menunjukkan wajah yang sedih dan memilukan lalu bergumam sesuatu dengan pelan.
Killua : Gon ga kite? (Gon datang?)
Kikyo : Milluki! Kau bicara terlalu banyak! (membentak)
Senyuman licik Milluki pun langsung sirna. Dia cemberut dan tanpa sadar memajukan bibirnya ke depan.
Kikyo : Anou ne, Kiru... (Dengarkan aku, Kil...)
Belum sempat Kikyo menyelesaikan ucapannya, Killua langsung memotongnya dengan sedikit berteriak ke arah Kikyo.
Killua : Ima made damatte ita no ka?! (Kau bahkan tidak memberitahuku sampai sekarang?!)
Milluki langsung mencambuk wajah Killua dengan keras.
Milluki : Jangan bicara begitu pada mama! (berteriak)
Kikyo : Ku bilang tutup mulutmu saja, Milluki!! (berteriak)
Kalluto : . . . . .
Kikyo : Aku pikir, hal seperti itu tidaklah perlu untuk memberitahumu, Kil. Karena itu hal yang tidak mungkin bagi mereka untuk bisa membuka gerbang pengujian itu.
Killua : Pasti bisa!
Kikyo : Apa?
Killua tersenyum.
Killua : Kalau itu Gon, dia pasti bisa membukanya. Aku mempercayainya.
Kikyo merasa sangat kesal. Akan tetapi dia berpura-pura terkagum dan memuji Gon. Dia tidak bisa mempercayai ucapan yang dilontarkan oleh Killua.
Kikyo : Uwa, sore wa subarashii wa (Wah, itu hebat) tapi dia tidak akan pernah bisa sampai ke sini...
Killua : Gon wa... (menatap dingin ke arah Kikyo) Aitsu wa kitto kuru! (Gon... Dia pasti datang!) Aku menjamin hal itu, dia pasti bisa melakukannya dan dengan pasti akan berhasil tiba ke sini!
Setelah itu tanpa berkata apa-apa lagi, Kikyo langsung beranjak pergi dari sana dengan kesal. Sesaat sebelum pintu ruangan penyiksaan itu tertutup, langkah kakinya Kikyo terhenti ketika mendengar pertanyaan Killua yang tidak terduga itu.
Killua : A, sou da! Rushi wa doko ni iru no? (Oh ya! Luci ada di mana?)
Kikyo : Entahlah.
Killua : . . . . .
Setelah itu pintu ruangan itu pun kembali tertutup rapat.
☆
Sudah tiga hari Gon, Kurapika dan Leorio berada di tempat kediaman pelayan keluarga Zoldyck. Tepat di hari ketiga pada pagi hari, tiba di mana saatnya mereka menguji kekuatan otot dan fisik mereka pada gerbang pengujian.
Pada percobaan pertama untuk mendorong gerbang pengujian hanya dilakukan oleh Kurapika dan Leorio saja dikarenakan Leorio dan Kurapika melarang dan menyuruh Gon hanya boleh fokus untuk pemulihan tangan kanannya yang patah.
Kurapika dan Leorio bekerja sama mendorong gerbang pengujian dan disaksikan oleh Zebro, Gon dan salah satu rekannya Zebro yang bernama Seaquant yang sejak awal tidak menyukai kehadiran mereka bertiga. Dia sangat memandang rendah mereka.
Leorio : Yosha! (Baiklah) Akan kucoba untuk mendorongnya! Ayo Kurapika! Ku hitung sampai tiga terus dorong ya!
Kurapika : Ya!
Leorio : Satu... Dua... Tiga!!
Leorio dan Kurapika : Ughhhh... (sedang mendorong gerbang)
Seaquant : Jika seperti itu tidak mungkin bisa terbuka (bergumam)
Zebro yang sudah tahu dengan hasilnya hanya bisa tersenyum tipis saat melihat Kurapika dan Leorio yang tidak berhasil mendorong gerbang.
Leorio dan Kurapika : Hosh.. Hosh.. (kecapekan)
Leorio dan Kurapika saling terengah-engah dan terduduk di atas lantai.
Leorio : Mou dame da! (Tidak ada gunanya!)
Kurapika : Tidak bergerak sedikit pun...
Leorio : Sial!
Kurapika : Jangan berkecil hati. Kita juga baru memulai latihan kita, kan?
Tiba-tiba dari belakang terdengar suara tawa cekikikan yang tidak asing ditelinga mereka, "Pfft. Hahaha.. Kalian bertiga sedang apa? Kenapa memakai baju pemberat di tubuh kalian?"
Zebro, Gon, Kurapika dan Leorio refleks menoleh ke belakang dan melihat ke arah sumber suara tersebut. Terlihat Lucia berjalan mendekati mereka. Zebro dan Seaquant langsung menundukkan kepala mereka untuk memberi hormat. Setelah itu Seaquant langsung kembali masuk ke dalam ruangan pos jaga.
Gon : Lucia!!! (senang)
Leorio : Eh?! (kaget)
Kurapika : Lucia! (sedikit kaget)
Zebro : Selamat datang kembali, Lucia ojousama**.
(**Tuan putri (istilah menghormati) dipanggil untuk putri orang lain atau putri dari keluarga kelas atas.)
Lucia hanya tersenyum kepada Zebro. Setelah itu Zebro kembali ke tempat pos jaga. Meskipun Lucia sudah tahu hal ini pasti terjadi tapi dia berpura-pura tidak mengetahuinya, dia memasangkan wajah kebingungan dan bertanya.
Lucia : Aku bertanya, kenapa tidak dijawab? Dan lagipula paman dan Kurapika saat kulihat kalian mendorong gerbang itu, kalian sungguh terlihat konyol! Hehehe..
Leorio : NANDA TO?! (KAU BILANG APA?!) *merasa tersinggung*
Lucia hanya tertawa.
Kurapika : Lucia, aku pikir kau ada di dalam sana?
Lucia : Aku? Tidak (tersenyum)
Leorio : Tunggu dulu! Sejak ujian berlangsung kau menghilang begitu saja. Kau kemana saja?! Kenapa kau pergi tanpa pamit dan kupikir kau pulang ke rumahmu bersama Killua!
Lucia : Ah, aku ada urusan mendadak. Maaf jika pergi tanpa pamit (tersenyum polos)
Gon : Syukurlah setidaknya kau tidak kenapa-napa dan aku bisa melihatmu lagi (tersenyum)
Lucia : Oya, mana oniichan?
Seketika itu juga ekspresi Gon, Kurapika dan Leorio langsung berbeda. Terutama Gon, tanpa ditutupi sedikitpun, terlihat sangat jelas raut wajahnya terlihat sedih dan marah bercampur menjadi satu. Suasana yang tadinya heboh pun tiba-tiba berubah menjadi hening.
Lucia : (Ah, sepertinya aku salah tanya) Umm, sepertinya telah terjadi sesuatu pada oniichan selama aku tidak ada ya? Dan biar kutebak kalian datang ke sini pasti untuk menemuinya, benar?
Gon : Lucia...
Lucia tahu pasti saat ini Gon sangat kecewa dan marah padanya. Dia membiarkan Gon untuk mulai menginterogasi dan bertanya pada dirinya.
Gon : Kau tahu apa yang telah terjadi pada Killua, kan? Tapi... Selama kejadian itu, kau ke mana? Kenapa kau tidak berada di sisinya? Andai saja kau... Tidak! Andai aku ada di sana, pasti hal ini tidak akan pernah terjadi!
Lucia tersenyum.
Lucia : Tenang saja.
Gon menatap Lucia dengan bingung. Dia pun bertanya-tanya.
Lucia : Oniichan tidak selemah itu. Kau tidak perlu khawatir. Oniichan pasti baik-baik saja. Dan aku jamin kau pasti bisa bertemu dengannya lagi, secepatnya. Percayalah! (tersenyum)
Mereka bertiga mempercayai kata-kata Lucia dan merasa lega lalu membalas senyuman Lucia.
Lucia : Kalau begitu, ayo masuk ke dalam dulu. Ah, kalian tidak bisa masuk ya?
Leorio : CHOTTO MATTA! (TUNGGU SEBENTAR!) APA MAKSUD DARI TATAPANMU ITU, HAH?! KENAPA KAU HANYA MENATAPKU, HAH?! (merasa tersinggung)
Mereka semua langsung tertawa saat melihat reaksi Leorio yang berkoar-koar.
Gon : Lucia, aku memang sangat ingin bertemu Killua, tapi aku menolak jika kau yang membantuku langsung untuk mempertemukanku dengannya. Aku ingin menunjukkan kalau aku mampu dan pantas menjadi teman kalian tanpa bantuanmu!
Kurapika : Aku setuju.
Leorio : Ayo kita buktikan kepada mereka, kalau kita pasti bisa masuk ke dalam sana dengan kekuatan kita sendiri! (semangat)
Lucia : Baiklah, aku mendukung keputusan kalian dan izinkan aku membantu kalian latihan ya!
Gon mengangguk. Dia sangat senang menerima tawaran Lucia. Leorio dan Kurapika tersenyum.
Gon : Ngomong-ngomong, Zebro-san bilang Killua bisa membuka 3 pintu. Kalau Lucia?
Lucia : Sama (tersenyum)
Leorio : Eh?! Maji?! (Eh?! Serius?!)
Kurapika : Lucia, bagaimana caranya supaya bisa mendorong gerbang itu lebih cepat?
Lucia : Aku ada ide (tersenyum)
Leorio : Bagaimana?! (semangat)
Lucia : Sebelum itu, kalian sudah melihat Mike?
Gon mengangguk.
Lucia : Kalau begitu pertama-tama, kalian harus akrab dengan Mike. Tidak apa-apa, kalian tidak perlu takut. Mike itu anjing yang baik kok (tersenyum)
Gon : Um, itu... (ragu-ragu)
Leorio : Haa?! Akrab dengan Mike? Apa maksudmu?!
Kurapika : . . . . .
Lucia : Kenapa reaksi kalian begitu? Hehehe... Hm, baiklah, ikuti aku sebentar.
Lucia mendorong gerbang pengujian dan mereka semua masuk ke dalam. Mereka berjalan mengikuti Lucia dari belakang. Leorio yang merasa takut melihat ke sekelilingnya. Lucia berhenti melangkah.
Lucia : MIKE OIDE!! (MIKE KEMARILAH!!) *berteriak keras*
Mike yang sedang tidur di tengah-tengah hutan mendengar ada suara panggilan. Dia mengenali suara panggilan yang memanggil namanya pun langsung berlari cepat ke arah sumber suara dan muncul dari balik pohon. Gon, Kurapika dan Leorio terkejut. Mereka masih merasa takut pada Mike. Lucia mengerti akan perasaan itu lalu tersenyum tipis.
Lucia : Suware! (Duduk!)
Mike langsung duduk dan menundukkan kepalanya dihadapan Lucia. Lucia mengelus-elus kepala Mike.
Lucia : Lihat, dia anjing yang baik dan penurut, kan?
Gon, Kurapika dan Leorio hanya tersenyum kaku. Mereka tidak bisa berkutik sama sekali. Mereka hanya terpaku diam di tempat.
Setelah memperkenalkan Mike, Lucia menyarankan latihan mereka adalah berlari mengelilingi halaman keluarga Zoldyck yang sangat luar biasa luas ini dengan memakai baju pemberat sambil dikejar oleh Mike.
Awalnya mereka menolak keras tapi setelah dibujuk akhirnya mereka mengalah dan menyetujui ide gilanya Lucia. Lalu dimulailah latihan mereka.
☆
Pada siang hari Gon, Kurapika dan Leorio berlari sekuat tenaga saat dikejar oleh Mike. Lucia yang sebagai pengawas dan pelatih mereka menunggangi Mike.
Leorio : UWAAAAAAA!!! KONAIDEEEEEE!!! (UWAAAAAA!!! JANGAN DATANG KEMARI!!!)
Lucia : Mike, ayo kejar mereka!!! Hihihi...
Mereka bersembunyi untuk beristirahat sejenak di bawah pohon lalu berlari lagi saat ketahuan oleh Mike. Tanpa terasa matahari pun mulai tenggelam. Kurapika, Leorio dan Gon terduduk di atas tanah sambil terengah-engah karena terus berlari. Lucia turun dari atas Mike.
Lucia : Kerja bagus! Malam ini beristirahatlah, besok pagi kalian coba mendorong gerbang itu. Hehehe...
Leorio : Mike, terima kasih untuk latihannya ya! Hahaha..
Pada saat Leorio hendak mau mengelus Mike, Mike langsung menggeram dan Leorio langsung ketakutan. Dia refleks bersembunyi di balik tubuh Gon. Gon dan Kurapika hanya tersenyum kaku.
Gon : Lucia, terima kasih untuk hari ini ya.
Lucia : Tidak perlu sungkan (tersenyum)
Lucia menyuruh Mike pergi. Dan Mike langsung pergi memasuki perdalaman hutan.
Gon : Lucia, sampaikan salamku ke Killua ya. Katakan padanya aku pasti menemuinya!
Lucia : Baiklah, kalau begitu aku masuk ke dalam ya (tersenyum)
Gon melambaikan tangannya. Gon, Leorio dan Kurapika pun berpisah dengan Lucia.
-Bersambung-
☆Ditunggu Vote dan Komentarnya ya☆