Pertama kali dalam hidupnya, Gon mengalami perasaan takut akan kematian. Perasaan aneh yang dia rasakan, seperti ketakutan yang membingungkannya, Gon tidak bisa menahan rasa ingin tahunya.
Di tempat untuk mencapai ujian tahap kedua ini, sekitar 220 peserta sudah tersisih dari ujian dan menyisakan 158 peserta.
Satotz masih menunggu para peserta lainnya yang belum sampai di tempat ujian tahap kedua, sesekali dia melihat ke arah jam tangannya. Memeriksa waktu. Gon dan Kurapika masih terus berlari.
**********************************
Terlihat beberapa peserta ujian lainnya yang barusan tiba dan terengah-engah. Dan tidak lama setelah itu, akhirnya Gon sampai di tempat tujuan, terlihat Gon dan Kurapika yang sedang berlari dari kejauhan.
Kurapika : Sepertinya kita sampai tepat waktu (merasa lega)
Sesampainya di tempat, Gon dan Kurapika langsung melihat ke sekeliling untuk mencari sosok Hisoka dan Leorio, mereka terus mengamati para peserta yang sedang beristirahat, melihat ke arah kiri lalu ke kanan.
Gon : Leorio...
Tiba-tiba Gon tersentak karena merasakan bau dan hawanya Hisoka, dengan refleks langsung menoleh ke arah sebelah kiri. Terlihat sosok Hisoka yang berada di kerumunan para peserta ujian lainnya. Dia lagi bersandar di sebuah pohon besar, dia tersenyum lebar sambil menunjuk-nunjuk ke arah Leorio yang sedang terduduk di tanah beberapa meter yang tidak jauh darinya.
Meskipun wajah Leorio sangat bengkak dan babak belur dan juga duduk terbengong-bengong di bawah pohon besar, akan tetapi saat melihat Leorio dalam keadaan baik, Gon langsung merasa lega.
Gon : Leorio!
Gon dan Kurapika langsung berlari menghampiri Leorio. Gon meletakkan tasnya Leorio di sampingnya.
Leorio : Ah, sakit... (mengusap-usap wajahnya) Kenapa badanku sakit semua?
Kelihatannya Leorio baru tersadar dari pingsannya dan bingung dengan keadaannya. Sepertinya dia mengalami sedikit geger otak setelah mendapat pukulan keras dari Hisoka dan melupakan kejadian saat dia bertarung dengan Hisoka.
Gon dan Kurapika : Eh? (bingung)
Leorio : Ingatanku agak sedikit kabur.
Kurapika membisikkan sesuatu ke arah Gon.
Kurapika : Sebaiknya kita tidak mengatakan padanya apa yang sudah terjadi tadi.
Gon : Ya, sebaiknya begitu (tersenyum kaku)
Killua : Gon.
Gon dan Kurapika langsung menoleh ke arah belakang. Terlihat Killua sedang berjalan dengan santai menghampirinya sambil tersenyum lebar.
Gon : Killua! (senang)
Killua merasa lega dan senang karena bisa menemukan Gon di kerumunan orang-orang.
Killua : Tak kusangka, ternyata kau bisa juga sampai ke sini... Padahal kupikir kau takkan sanggup.
Gon : Aku hanya mengikuti wangi parfum Leorio.
Killua : Parfum? (tersentak) Begitu saja? Kau ini memang benar-benar aneh.
Gon : Eh? Benarkah? (polos)
Killua : Iya, seperti anjing saja
Menanggapi jawaban Killua, Gon hanya tertawa.
Gon : Ngomong-ngomong, dimana Lucia?
Killua : Luci? Dia ada di sana (menunjuk ke arah Lucia yang berdiri di ujung sana)
Gon : Eh? Dia bersama seseorang. Siapa? Teman kalian?
Terlihat Lucia sedang berbicara dengan seorang peserta ujian, nomor 301. Peserta ujian itu adalah Illumi.
Killua : Tidak tahu.
Gon : Eh?
Killua : Kata Luci, dia hanya kebetulan berdiri di sebelah peserta aneh itu.
Killua langsung berteriak memanggil Lucia.
Killua : Luci!!
Lucia : Aniki, selama ini aku belum pernah merasakan darahmu, aku ingin mencoba mencicipinya. Boleh ya?
Illumi : Aku menolak.
Lucia : Pelit (cemberut)
Tiba-tiba terdengar suara Killua yang memanggilnya. Lucia menoleh ke arah Killua.
Killua : Gon sudah ketemu! Kemarilah!
Lucia : Iya! Aku akan segera ke sana! (berteriak ke arah Killua, lalu menoleh kembali ke arah Illumi) Aniki, pokoknya kau harus memberiku darahmu nanti ya!
Tanpa menunggu jawaban Illumi, Lucia langsung beranjak pergi dari sana dan berlari kecil ke tempat Killua dan lainnya berada. Illumi hanya tersenyum.
Lucia : Uwaa! Paman, apa kau baik-baik saja?
Lucia sedikit terkejut dengan wajah memar di wajahnya Leorio.
Leorio : Tentu saja aku tidak baik-baik saja! (kesal)
Semua tertawa mendengar perkataan Leorio. Mereka bisa merasakan kekesalan Leorio atas pertanyaan Lucia.
Lucia : Tapi kau bisa merasa kesal seperti ini, itu berarti kau baik-baik saja, paman! (tersenyum)
Leorio : Cih! (memalingkan wajahnya ke samping)
Lucia : Sebentar lagi, ujian tahap kedua akan dimulai. Aku sudah tidak sabar untuk memasak! (bersemangat)
Kurapika : Lucia, apa maksudmu?
Gon, Killua, dan Leorio langsung melihat ke arah Lucia. Lucia refleks menutupi mulutnya.
Killua : Luci, sepertinya kau tahu sesuatu ya? (tersenyum licik)
Lucia : (Gawat, aku keceplosan!) Ah, tidak apa-apa (tersenyum kaku)
Gon, Killua, Leorio dan Kurapika menatap Lucia dengan tajam.
Lucia : Eh... Jangan menatapku begitu *tersenyum kaku* (Semoga saja mereka tidak bertanya aku tahu dari mana. Tapi kalau mereka bertanya, aku harus bilang apa? Tidak mungkin kan aku bilang tahu tentang semua ini dari anime yang pernah ku tonton sebelumnya?) *berpikir keras*
Killua : Luci!
Lucia : Haaah, baiklah (menghela nafas) Ujian tahap kedua berhubungan dengan memasak!
Gon, Killua, Leorio dan Kurapika tersentak, dan serentak menjawab, "Memasak?!"
Lucia : Eh? Ya (bingung) Kenapa kalian terkejut begitu dan tolong kecilkan suara kalian!
Lucia melihat sekeliling. Untungnya tidak ada yang memerhatikan mereka.
Killua : Tunggu, apa maksudmu, Luci?
Lucia : Um, ya memasak. Hehe...
Gon : Hmm, aku tidak begitu mengerti.
Terlihat Kurapika memegangi dagunya dan berpikir dengan keras.
Killua : Masak ya?
Leorio : Ah, bagaimana ini aku tidak bisa memasak! (memegangi kepalanya dengan kedua tangan, merasa frustasi)
Lucia : (Fuih.. Untung saja mereka tidak curiga dan bertanya kalau aku tahu dari mana)
Kurapika : Lucia, bisakah kau menjelaskan lebih?
Lucia : Hm, aku rasa nanti akan ada banyaknya tempat masak yang tertata rapi di dalam sana, dan juga sudah banyak tersedia peralatan masaknya di setiap tempat masak (di duniaku yang sebelumnya selalu ada sebuah program acara tv tentang kompetisi memasak dan acara tv itu namanya master chef)
Gon, Killua, Leorio dan Kurapika hanya diam mendengarkan penjelasan Lucia dengan sesakma.
Killua : Luci, kau tahu kan pengujinya akan menyuruh kita masak apa?
Lucia : Hm, aku tahu (tersenyum)
Seketika Gon, Killua, Leorio dan Kurapika langsung menatap Lucia dengan tajam dan serius.
Lucia : Kalian menyeramkan, jangan menatapku begitu.
Gon, Killua, Leorio dan Kurapika masih menatap Lucia.
Lucia : (Huh, dasar menyebalkan!) Ah, baiklah, baiklah... Dengarkan aku baik-baik. Tadi aku membaca pikiran Satotz-san. Di balik gerbang besar itu akan ada seorang penguji yang bertubuh besar bernama Buhara, dan dia akan menyuruh kita menangkap buta (babi).
Leorio : Buta?
Lucia : Ya, buta. Di dalam hutan Biska ini ada banyak sekali buta. Setelah itu, masak buta nya dan sajikan ke Buhara. Lalu, satunya lagi ada penguji cewek bernama Menchi, dia akan menyuruh kita memasak sushi. Masakan ini agak susah sih...
Kurapika : Begitu, ya.
Gon : Hee, berarti pengujinya ada dua orang ya?
Lucia : Iya!
Gon : Hmm, Sebenarnya aku tidak pernah mendengar masakan sushi. Kira-kira seperti apa ya?
Killua, Leorio dan Kurapika : Ya, kami juga.
Lucia : (GUBRAK! Ya, tidak heran sih, soalnya di cerita aslinya juga tidak ada satu pun dari peserta ujian yang tahu tentang sushi kecuali Hanzo, untungnya aku datang dari kehidupan masa depan) Kalian ini...
Tiba-tiba terdengar suara Satotz.
Satotz : Semuanya, kerja bagus.
Semua peserta ujian berkumpul di depan gerbang besar dan mulai mendengarkan penjelasan Satotz dengan sesakma.
Satotz : Ujian tahan kedua akan dilaksanakan di sini, di taman hutan Biska. Kalau begitu, saya permisi. Semoga kalian semua beruntung.
Setelah mengatakan itu, Satotz langsung pergi berjalan melewati semua peserta ujian dan memasuki ke dalam hutan Biska. Semua peserta masih melihat kepergian Satotz yang semakin menjauh dari mereka. Tiba-tiba terdengar suara gerbang besar yang ada di depan terbuka lebar ke arah samping secara perlahan. Semua peserta kembali melihat ke arah depan.
Seketika suasana kembali menegang. Di balik gerbang besar tersebut sudah terlihat dengan jelas sebuah rumah yang sangat mewah dan besar, dan perkarangan halaman yang sangat luas. Di halaman tersebut sudah banyak tersedia peralatan masak dan tempat masak yang tertata rapi.
Leorio : Wah, seperti yang dikatakan Lucia ya (tersenyum)
Gon : Wah, benar! (bersemangat)
Lucia, Kurapika dan Killua hanya tersenyum. Gerbang sudah terbuka dengan sempurna. Dari kejauhan, terlihat sudah ada dua orang penguji yang duduk santai di depan rumah besar itu.
Menchi : Semua peserta yang lolos ujian tahap pertama, silakan masuk!
Semua peserta ujian masuk ke dalam.
Menchi : Selamat datang! (tersenyum)
-Bersambung-