webnovel

My version, Lucia [Hunter x Hunter]

Aku adalah seorang gadis biasa yang berumur 29 tahun dan namaku adalah Airine. Hidupku bisa dibilang sangatlah biasa dan membosankan. Aku ini termasuk otaku, sangat menyukai anime. Untungnya masih belum akut. Pada suatu hari, saat aku terbangun dari tidurku dan membuka mataku, aku terkejut dan bingung. Kenapa? Ya karena aku bukan berada di dalam kamarku sendiri. Sepertinya aku sudah berada di dunia yang bukan dari duniaku. Aku melihat sekelilingku, tidak ada jendela, hanya ada satu pintu besi yang terkunci, dan ada banyak boneka dan mainan di ruangan ini. Kenapa aku terkurung di tempat ini? Entah kenapa aku merasa tempat ini tidak asing, dan aku sering melihat hal-hal seperti ini. Tapi dimana ya? Aku sangat yakin, kalau aku berada di dunia anime. Tunggu itu berarti... Apa aku mati?! Atau bereinkanasi? Bertransmigrasi? Tunggu! Kenapa tidak ada Dewa atau Dewi atau Tuhan yang akan memberikanku system atau apa pun itu yang biasanya muncul seperti yang aku baca di novel-novel pada umumnya? Silva, ayahku memberiku tugas dan aku keluar meninggalkan rumah. Aku mengikuti ujian Hunter. Bisakah aku menjadi seorang Hunter profesional bersama Gon dan teman-temannya? -------------------------------------------------------------- Sebelum membaca lebih lanjut, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya, jika ada kata-kata yang menyinggung atau tidak berkenan dihati. Cerita ini hanya untuk kesenangan saya sendiri atau hanya untuk menghibur semata. Cerita ini hanyalah fiksi penggemar dan di ambil dari cerita HxH (Hunter x Hunter). Semoga kalian suka ya. Selamat membaca :D

Rybee · Anime und Comics
Zu wenig Bewertungen
145 Chs

103 - Kematian x Uvogin Part 1

Happy Birthday, Gon! 🥳😁

And...

Happy reading ❤

Uvogin yang ingin melepaskan kemarahannya kepada Kurapika dan Kurapika yang berniat ingin membalaskan dendam sukunya kepada Genei Ryodan. Kedua petarung ini akan berbenturan di bawah cahaya purnama merah dengan angin kencang yang terus berderu menerpa wajah.

Lucia yang sejak tadi membuntuti Uvogin dan Kurapika secara diam-diam, sekarang berdiri di atas bebatuan tinggi. Dia sejak tadi memperhatikan wilayah pertarungan itu dari jauh, tampak uvogin sedang membuang telur lintah dari dalam tubuhnya.

Lucia : (Hmm. Apa jadinya jika aku ikut dalam kesenangan mereka berdua nanti ya?)

Lucia menyeringai, namun dia tetap menahan nafsu membunuhnya.

Lucia : Kalau Uvogin sudah berada di sini, berarti Kurapika juga sudah berada di sekitaran sini (bergumam)

Setelah mengendap-endap di atas bebatuan, akhirnya Lucia menemukan Kurapika. Lucia tersenyum licik. Terlihat Kurapika berdiri di antara bebatuan tinggi. Dia tidak menunjukkan ekspresi apapun.

Lucia : Kurapika, apa dengan begini, luka dihatimu itu akan berkurang dan rasa dendammu itu akan terbalaskan?

Lucia mencari posisi yang bagus supaya bisa menonton pertarungan Kurapika melawan Uvogin tanpa ketahuan.

Lucia : Nah dari sini, aku bisa melihat dan mendengar pembicaraan mereka dengan cukup jelas (tersenyum)

Kurapika sedang menunggu kedatangan Uvogin. Tidak ada yang tahu apa yang sedang dipikirkan Kurapika. Perasaan yang dingin, rasa kebencian yang besar, rasa dendam dan amarah yang kuat semuanya bersatu di dalam dirinya.

Dari kejauhan, Kurapika melihat Uvogin sedang berjalan santai ke arahnya. Sekarang Uvogin berdiri di atas bebatuan besar beberapa meter dari Kurapika.

Uvogin : Maaf menunggu (menyeringai)

Uvogin membuka sekaleng bir lalu meminumnya. Tanpa sadar, Kurapika mengepal erat tangannya, sehingga terdengar dentingan suara rantai. Uvogin meremes kaleng bir yang sudah kosong dengan kuat lalu melemparkannya ke arah Kurapika.

Uvogin : Futatsu kikitai (Ada dua hal yang ingin kutanyakan.)

Kurapika tidak membalas. Dia hanya menatap dingin dan sinis ke arah Uvogin. Ekspresi Uvogin berubah menjadi serius.

Uvogin : Yang pertama, kau sebenarnya siapa? Kau bukan pengguna Nen biasa. Aku bisa merasakan maksud tertentu dari Nenmu itu. Lalu yang kedua, kau pernah bertanya, "Apa hubunganku dengan Lucia?" Memangnya kau siapanya Zero?

(**Buat Readers yang lupa, silakan kilas balik baca di episode 99.)

Uvogin menatap rendah dan tersenyum meremehkan kepada Kurapika.

Kurapika : Sebelum kujawab, ada yang harus kutanyakan juga kepadamu.

Kurapika membuka jubah depannya dan melemparnya ke sembarangan tempat.

Kurapika : Koroshita mono tachi no koto oboeteiru ka (Apa kau ingat orang yang kau bunuh?)

Uvogin : Sukoshi ka na? (Sedikit?) Hm, kalau orang yang membuatku terkesan, bisa kuingat. Jadi kau ingin balas dendam? Siapa yang ingin kau balaskan? (tersenyum licik meremehkan)

Kurapika : Suku Kurta.

Uvogin : Hm, shiranee na (Hm, aku tidak tahu.)

Kurapika : Suku kecil dengan mata merah yang tinggal di Provinsi Lukso. Lima tahun yang lalu, kalian menyerang kami.

Uvogin : Hi no me? Nanda sorya? (Mata merah? Apa itu?) Apa itu nama benda berharga? (sambil memegangi dagunya) Maaf, sepertinya aku tidak ingat... Pfft. Tapi lima tahun yang lalu, aku sudah menjadi anggota sih (tersenyum lebar)

Mendengar hal itu, seketika itu juga membuat Kurapika menjadi semakin murka. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa benci dan amarahnya di wajahnya. Kurapika langsung melangkah maju ke depan dan menunjukkan ekspresi wajah yang teramat sangat menyeramkan.

Kurapika : Lucia berkata kau yang paling banyak membunuh sukuku.

Uvogin tersenyum licik dan masih menatap rendah ke arah Kurapika. Lucia tersenyum mendengar perkataan Kurapika. Dia melihat emosi Kurapika sudah mencapai batasnya dan tidak dapat dikendalikan lagi.

Lucia : Sepertinya sebentar lagi pertarungan akan di mulai ya...

Kurapika : Saat kalian membunuh semua orang yang tidak bersalah, apa yang kalian pikirkan?! Apa yang kalian rasakan?! (suara sedikit meninggi)

Uvogin : Betsu ni. Nani mo (Tidak ada. Apa pun itu.)

Kurapika : Dasar sampah!

Kurapika langsung mengaktifkan aura Nennya. Kemarahan dan kebenciannya yang sangat kuat itu membuat aura Nennya menjadi semakin lebih besar dan kuat dari pada biasanya. Dia mengangkat tangan kanannya ke atas dan mengarahkan tangannya ke arah Uvogin.

Kurapika : SHINE SUGU NA! (SEGERA MATILAH!)

Uvogin mengamuk. Dia langsung mengeluarkan dan melepaskan auranya. Seketika itu juga, batu yang ada di sekitarannya pun terangkat dan hancur berkeping-keping.

Uvogin : Karena orang seperti dirimulah yang tidak pernah membuatku lelah untuk membunuh! (menyeringai lebar)

Uvogin mengumpulkan auranya pada tangannya dan meninjunya ke arah tanah, sehingga tanah di sekitarannya pun hancur. Kurapika melompat untuk menghindari itu. Dia menutupi wajahnya dari hemburan batu-batu, tiba-tiba Uvogin sudah berada di depannya.

Uvogin melayangkan sebuah tinju ke arah wajah Kurapika. Pukulan keras Uvogin melesat dan mengenai tanah karena Kurapika segera menghindari dengan cara melompat ke atas. Kurapika langsung melempar rantainya dan mengarahkannya ke arah Uvogin.

Uvogin menghindar, dia melompat ke atas bebatuan dan terus melompat untuk menghindari rantai Kurapika. Kurapika terus menyerang dan tidak memberikan Uvogin sedikit celah mau pun kesempatan untuk mendekatinya. Bebatuan yang mengenai rantainya pun hancur.

Uvogin : (Rantai ini berbahaya...)

Seiring menghindari rantai, Uvogin terus berpikir keras supaya bisa mempunyai kesempatan untuk menyerang atau pun mendekati Kurapika.

Uvogin : (Aku tidak tahu trik macam apa yang dia gunakan, tapi jumlah Nen di rantai itu tidaklah normal. Berarti...)

Melihat adanya kesempatan, Uvogin langsung berlari cepat ke arah Kurapika bagaikan seekor banteng yang mengamuk. Kurapika sedikit tersentak kaget. Dia tidak sempat menarik rantainya kembali dan juga tidak sempat untuk menghindari serangan Uvogin.

Uvogin langsung mengarahkan sebuah tinju dan mengincar bagian dadanya Kurapika. Kurapika langsung melindungi dadanya, dia mencoba untuk menangkis dan menahan tinjunya Uvogin dengan lengan kirinya dan sedikit terpental.

Uvogin : Kena! (tersenyum lebar)

Akan tetapi, Kurapika sempat melemparkan rantainya ke arah Uvogin. Meskipun bisa menghindari rantai tersebut, Uvogin yang tidak bisa menduga hal itu pun sedikit terkejut. Rantai yang mengenai tanah bebatuan pun hancur lebur dan menjadi debu.

Uvogin : (Mengejutkan... Setelah menerima pukulan keras itu, dia masih juga bisa menyerangku? Tapi tangan kirinya tidak berguna sekarang) *menyeringai*

Lucia menganalisa seluruh kekuatan dan gerak gerik Kurapika. Dia yang menonton pertarungan Uvogin dan Kurapika di balik bebatuan besar pun merasa terkagum dengan kemampuan Kurapika.

Lucia : Hm, rantainya cukup berbahaya... Meskipun Uvogin kuat, tapi jika tertangkap oleh rantainya Kurapika, maka akan berakhir. Kurapika sekarang sudah cukup kuat, tapi dia masih bukanlah tandinganku (tersenyum licik)

Kurapika berjalan santai ke arah Uvogin sambil menepuk-nepuk debu di bajunya. Uvogin membelalakkan matanya. Dia terkejut melihat Kurapika yang terlihat baik-baik saja.

Uvogin : (Tidak terluka?! Tidak mungkin...)

Lucia hanya tersenyum melihat reaksi Uvogin. Dia juga melihat ke arah Kurapika. Kurapika terlihat sangat tenang. Dia tidak menunjukkan ekspresi apapun dan juga tidak memikirkan apapun. Berbeda dengan Uvogin. Lucia tersenyum ketika mendengarkan isi hatinya Uvogin.

Lucia : Uvo pasti cukup terkejut. Dia biasanya tidak pernah berpikir sekeras dan seserius ini jika bertarung dengan seseorang. Sepertinya dia mulai ragu, mentalnya juga terkikis sedikit demi sedikit. Apa yang akan kamu lakukan sekarang, Uvo?

Sekarang Kurapika dan Uvogin berdiri beberapa meter dan saling berhadapan dengan tatapan sinis dan dingin satu sama lain.

Uvogin : (Dilihat dari jumlah Nen pada rantainya itu, dia pasti tipe Conjuration atau tipe Manipulator. Tapi hanya tipe Enhancement atau tipe Specialisasi yang dapat menahan seranganku. Siapa dia sebenarnya?)

Kurapika : Yang barusan itu...

Uvogin : Huh?

Kurapika : Jangan bilang pukulan terbaikmu?

Uvogin langsung terkejut bukan main saat mendengarkan kalimat remeh yang dilontarkan oleh Kurapika. Dia membelalakkan matanya dan emosinya pun langsung memuncak.

Tanpa sadar Uvogin menggertakkan giginya dengan geram. Dia juga menggepal erat tangannya dan tiba-tiba tertawa sinis. Perlahan-lahan dia maju ke arah depan untuk mendekati Kurapika.

Uvogin : Ini bukan candaan menyenangkan. Jangan khawatir, yang tadi itu hanya 20% saja.

Uvogin menghentikan langkah kakinya.

Uvogin : Kali ini akan kugunakan setengahnya!

Uvogin langsung berlari dan melesatkan sebuah pukulan ke arah Kurapika. Kurapika pun menghindar ke arah samping. Seketika itu tanah sekitaran langsung hancur lebur. Tiba-tiba Kurapika sudah berada di belakang Uvogin dan Uvogin menerima sebuah pukulan yang cukup keras dari Kurapika.

Uvogin : Uaak!

Kemudian dengan cepat Kurapika langsung melompat tinggi ke atas dengan gaya salto ke samping langsung memberikan sebuah tendangan yang cukup keras pada wajah Uvogin. Seketika itu juga, wajah Uvogin langsung terseret ke tanah. Uvogin pun termundur cukup jauh.

Uvogin : Kono! (Sialan!)

Uvogin segera bangkit, tapi dia tidak bisa menemukan Kurapika, dia langsung melihat ke sekitarannya dengan panik. Kurapika menyerang Uvogin dari atas dengan menginjak bagian belakang Uvogin. Tanah di sekitaran pun langsung retak dan hancur.

Namun, serangan keras itu tidak dapat melumpuhkan Uvogin. Uvogin menyerang balik dengan menghantamkan tangannya dan memutarnya ke arah belakang. Kurapika yang menyadari itu pun langsung menghindar dan melompat ke belakang. Uvogin langsung menoleh ke belakang dengan marah.

Uvogin : Sial! Kau terus kabur-kaburan! Tapi...

Kurapika hanya tersenyum remeh melihat reaksi Uvogin yang terlihat sedikit kewalahan. Dengan cepat dia langsung memotong perkataan Uvogin.

Kurapika : "Kau akan menyesal jika tidak menggunakan rantaimu," begitu?

Uvogin menggertakkan giginya dengan geram.

Kurapika : Jangan banyak bicara, tunjukkan saja semua kemampuanmu itu.

Kurapika langsung menatap serius dan tajam ke arah Uvogin.

Kurapika : Kau membuang waktuku saja!

Uvogin sedikit tersentak. Dia langsung menghadapi Kurapika yang terus memojoknya dan mengerahkan seluruh kekuatannya dengan menggeluarkan aura yang besar.

Bebatuan di sekelilingnya semuanya hancur dan debu tebal pun berterbangan sehingga menutupi penglihatan Kurapika. Kurapika yang berhati-hati dengan sekelilingnya melihat ke kiri dan ke kanan untuk mencari keberadaan Uvogin yang bersembunyi di dalam asap debu yang tebal.

Kurapika : (Kabut asap? Keberadaannya menghilang. Dia menggunakan In?!)

Kurapika tidak sempat menghindari serangan dadakan sehingga menghancurkan lengan kirinya. Kurapika pun langsung termundur ke belakang. Uvogin yang merasa berhasil melukai Kurapika langsung menyeringai sangat lebar.

Uvogin : Kali ini aku berhasil menghancurkan tanganmu! Biar kau tahu, tidak ada yang sanggup menahan Big Bang Impact kekuatan penuhku. Tapi aku terkesan, kau bisa merespon dengan cepat. Kurasa kau menyadari pergerakan dari asap itu.

Kurapika : Aku juga terkesan. Aku tidak menyangka kau bisa menggunakan In.

Kurapika mendarat di atas bebatuan yang berada di dekat persembunyian Lucia, akan tetapi dia sama sekali tidak menyadari keberadaan Lucia karena terlalu fokus dengan Uvogin.

Kurapika : Menyerang tanah dan membuat kabut asap tebal dari debu untuk menyembunyikan tubuh dan keberadaanmu. Tapi...

Kurapika menatap dingin ke arah Uvogin dari atas. Dia mengangkat tangan kanannya ke atas dan diarahkannya jari tengahnya ke arah Uvogin. Tiba-tiba tubuh Uvogin sudah terlilit dengan rantai yang mengikat tubuhnya.

Kurapika : Aku juga bisa menggunakan In.

Uvogin : Ugh... Mu-mungkinkah?!

Uvogin tersentak kaget karena tidak menyadari rantainya Kurapika. Dia tidak bisa bergerak sama sekali karena rantai yang mengikat tubuhnya sangatlah erat. Uvogin semakin kaget saat melihat Lucia sedang berdiri di samping bebatuan besar di dekat Kurapika berdiri.

Lucia menunjukkan satu jari telunjuk ke bibirnya untuk menyuruhnya diam. Dia masih tidak ingin ketahuan dari Kurapika maupun keluar dari persembunyiannya sekarang.

Uvogin : (Zero?!)

Lucia menatap Uvogin dari atas dan tidak melakukan apa pun. Dia hanya tersenyum lebar.

Kurapika : Sekarang apa kau bisa melihat rantainya? Kau juga bisa menggunakan Gyou untuk melihatnya.

Kurapika melompat turun ke bawah dan berhasil mendarat dengan sukses.

Kurapika : Rantai ini dibuat oleh Nen Conjuration dan aku pun bisa menggunakan In supaya dapat menyembunyikannya, lalu ketika kau sedang membuat ancaman kosong, pada saat itulah rantaiku sudah berhasil mengekangmu.

Uvogin hanya bisa tersenyum kecut lalu tertawa.

Kurapika : Apa yang kau tertawakan, hah?!

Uvogin : (Meskipun dia bisa menyembunyikan rantainya dengan In dan berhasil menangkapku, tapi dia bahkan tidak bisa menyadari keberadaan Zero begitu juga denganku. Sial... Kenapa Zero bisa berada di sana? Apa dia datang untuk membantuku? Sepertinya tidak begitu karena dia hanya melihat saja.)

Kurapika : Kau seperti sedang berpikir keras. Aku akan memberitahukan satu hal padamu.

Kurapika tiba-tiba membuka lensa kontaknya, sehingga bola mata merahnya pun terlihat dengan sangat jelas. Uvogin terkesan dan sedikit tersentak kaget.

Uvogin : Oh! Mata itu, sekarang aku sudah ingat! Bola mata merah! Mereka ada dimana-mana dan mereka sangatlah kuat! Ketua maupun Zero juga sangat menyukai mata itu!

Kurapika yang memanas mendengar perkataan Uvogin langsung mempererat ikatan rantainya, akan tetapi Uvogin masih tidak merasakan apapun dan menyeringai sangat lebar.

Uvogin : Jadi kau yang tersisa dan bertahan? Hehehe... Aku sangat bersemangat! Ketua menyuruh Zero untuk mencuri bola mata merah diperlelangan!

Kurapika semakin murka mendengar kalimat terakhir yang dikatakan oleh Uvogin.

Kurapika : DAMARE!! (DIAM!!)

Uvogin : Lihatlah siapa yang terkuat! Amarahmu atau kekuatanku!!

Kurapika yang emosi pun langsung menekan tubuh Uvogin lebih erat lagi.

Kurapika : AKU SUDAH MENYURUHMU DIAM KAN, BAJINGAN BRENGSEK!

Uvogin : Ugh... (Kekuatan macam apa itu? Aku tidak bisa bergerak sama sekali dan tubuhku serasa akan remuk...)

Kurapika : Rantai ini tidak akan bisa kau hancurkan!

Uvogin : UWWWWWWOOOOOOOOOOOO!!!

Uvogin berteriak keras dan berusaha untuk melepaskan rantai Kurapika sekuat tenaganya. Akan tetapi rantai tersebut tidaklah terputus sama sekali dan semakin erat melilit tubuhnya. Uvogin terengah-engah karena kehabisan energi.

Uvogin : Naze da?! (Kenapa?!) Ada apa ini?!

Kurapika pun menjelaskan jika pada saat matanya berubah menjadi merah, dia akan menjadi seorang pengguna Nen Specialisasi. Uvogin pun tersentak kaget mendengar hal itu.

Kurapika : Saat menjadi seorang pengguna Nen Specialisasi, aku bisa menguasai semua kategori Nen dengan sempurna. Inilah kekuatanku... Emperor Time (menguasai semuanya dalam waktu bersamaan)!

Uvogin pun merasa terpojok dan tanpa sadar menggertakkan giginya. Kurapika menyembuhkan tangannya yang hancur langsung di hadapan Uvogin. Uvogin terkejut dan tidak bisa mempercayai dengan apa yang telah dilihatnya.

Kurapika : Ada alasannya kenapa aku menargetkanmu yang pertama. Saat kau bertarung melawan mafia dan Injuu, temanmu yang lainnya hanya diam dan menontonmu saja. Itu berarti kau adalah seorang yang bertarung sendirian karena mereka percaya dengan kekuatanmu itu. Lalu aku menginginkan pertarungan 1 lawan 1, sehingga kaulah target yang tepat. Kau memenuhi semua persyaratanku sebagai target pertamaku. Itu karena aku bisa tahu dan yakin kalau Chain Jail-ku sangatlah efektif pada Ryodan. Chain Jail memaksa anggota Ryodan untuk menggunakan Zetsu dan menjeratnya serta melemahkan targetnya.

Uvogin : Jadi itulah kenapa aku tidak bisa mengeluarkan dan memusatkan aura. Tapi...

Tiba-tiba Uvogin tertawa. Kurapika mengernyitkan dahinya. Uvogin menatap lurus ke arah Lucia. Sebelum Kurapika menyadarinya, mau tidak mau pun terpaksa Lucia keluar dari persembunyiannya. Kurapika pun terkejut.

Kurapika : Lucia?!

-Bersambung-